Motif Pembunuhan Driver Taksi Online di Palembang: Dendam
Merdeka.com - Abib Samudra alias Abi alias Iwan (40) dan Sulaiman (36), dua pelaku perampokan dan pembunuhan driver taksi online, Ruslan Sani (43), mengaku hanya ingin balas dendam. Mereka berdalih, korban pernah menyerempet keponakannya hingga terluka cukup parah.
Untuk melancarkan aksinya, mereka mengatur rencana dengan memesan melalui aplikasi di ponsel tersangka Sulaiman. Rencana mereka nyaris gagal lantaran telah 20 kali memesan namun tak kunjung masuk ke orderan korban.
"Kami nunggu sampai empat jam dari jam empat sore. Gara-gara selalu kami cancel, aplikasi kami diblokir, untung cuma sepuluh menit, jadi bisa ngulang order lagi," ungkap tersangka Iwan di Mapolrestabes Palembang, Senin (30/12).
-
Siapa yang mengalami kecelakaan? Chisa Anne stri dari vokalis band Repvblik Ruri Wantogia, membagikan kondisi terkini dari sang suami yang dikabarkan mengalami kecelakaan pada Jumat (6/9).
-
Kapan insiden kecelakaan terjadi? Sejak saat itu, ia terus mengejar Marquez. Dengan ritme balap yang semakin baik dan konsisten, Bagnaia berhasil mendekati Marquez pada Lap 18. Ia pun mengambil peluang untuk menyalip di Tikungan 12, tetapi terjadi kontak antara keduanya di Tikungan 13, di mana Marquez tetap mempertahankan kecepatan saat Bagnaia mencoba memasuki tikungan tersebut.
-
Bagaimana insiden kecelakaan terjadi? Bagnaia pun mengambil peluang untuk menyalip di Tikungan 12, tetapi terjadi kontak antara keduanya di Tikungan 13, di mana Marquez tetap mempertahankan kecepatan saat Bagnaia mencoba memasuki tikungan tersebut.
-
Dimana kecelakaan terjadi? Kecelakaan terjadi saat Oriza pergi ke Puncak untuk menghadiri acara kampus bersama teman-temannya.
-
Kapan kecelakaan itu terjadi? Oriza mengalami kecelakaan beberapa minggu setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Bakrie.
Di pesanan ke 21, orderan akhirnya masuk ke orang yang dituju yang membawa mobil Toyota Avanza nomor polisi BG 1442 RP. Korban menjemput kedua tersangka di Jalan Kolonel Atmo dan minta diantar ke Perumahan Griya Asri, Kelurahan Pulokerto, Gandus, Palembang.
"Kami beberapa kali pindah tempat, tadinya mau dibatalkan. Tapi pas coba lagi baru masuk," ujarnya.
Ketika dijemput, tersangka Iwan duduk di bangku belakang sopir, sementara rekannya di bangku depan. Dalam perjalanan, tersangka Iwan menanyakan kejadian tabrak yang dialami keponakannya di flyover Jakabaring Palembang beberapa hari sebelumnya.
Merasa tak bersalah, korban marah sehingga menimbulkan emosi tersangka Iwan. Dia langsung menjerat leher korban dengan tali dari belakang. Korban mengambil pisau dan mencoba menusuk, tetapi dihalangi tersangka. Tersangka pun menusukkan pisau itu ke perut berkali-kali.
"Dia melawan makanya saya bunuh," aku Iwan.
Dia berdalih tak memiliki niat merampok dan membunuh korban. Dia hanya ingin memberi pelajaran atas kecelakaan itu karena tidak mau bertanggung jawab.
"Saya ingin balas dendam saja, kasih pelajaran, tapi dia melawan, jadi kami tusuk saja sekalian," kata dia.
Ketika pembunuhan itu, korban berteriak. Takut terdengar warga, tersangka menendang tubuh korban keluar mobil. Ternyata, ada warga yang melihat sehingga kedua tersangka kabur membawa mobil korban.
"Kami panik pada saat dia teriak. Mau kabur dikejar dan dikepung warga," terangnya.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setiadji mengatakan, pengakuan kedua tersangka masih didalami. Meski demikian, pihaknya tetap menjerat kedua tersangka dengan Pasal 340 dan Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman mati.
"Kami juga kenakan Undang-undang narkotika karena hasil tes urine keduanya positif menggunakan narkoba. Kami maksimalkan pasal yang digunakan, perbuatan mereka sadis," tegasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku tak tahan emosi karena kesal dinasihati dan direndahkan
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku sedang pusing mencari uang untuk membiaya kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.
Baca SelengkapnyaPenusukkan tersebut diduga dilatarbelakangi upaya pembegalan atau perampasan mobil.
Baca SelengkapnyaMomen penganiayaan itu diabadikan oleh korban lewat kamera dan rekaman video viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPadahal, sopir bernama Haryono ini adalah orang yang melaporkan tentang peristiwa penembakan itu.
Baca SelengkapnyaPelaku sehari-hari berprofesi sebagai petugas keamanan telah diamankan kepolisian.
Baca SelengkapnyaDalam video itu juga terdengar suara yang menyebutkan kalau penculikan anak di Desa Kiara Payung pukul 9 malam dan terduga pelakunya sudah ditangkap.
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan sopir taksi online inisial C (29) sebagai tersangka pemerasan penumpang Rp100 juta.
Baca SelengkapnyaTotal, dua orang saksi dimintai keterangan terkait kasus ini, termasuk terlapor.
Baca SelengkapnyaAda hubungan terlarang yang memicu kekesalan dan dendam tersangka.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini juga Bambang dikatakan Aries masih berada di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPolda Maluku mencopot jabatan Kompol Muhammad Bambang Surya Wiharga dari posisinya sebagai Kasubdit Gakkum Dirlantas usai pukul sopir taksi online di SCBD
Baca Selengkapnya