Motif Pembunuhan Pasutri di Banyuasin, Pelaku Kesal Ditagih Utang Rp13 Juta
Merdeka.com - Pasangan suami istri, SN (55) dan SR (49) diduga menjadi korban perampokan dan pembunuhan. Kasatreskrim Polres Banyuasin AKP Harry Dinar mengungkapkan, motif perampokan dan pembunuhan adalah soal utang piutang. Salah satu tersangka, yakni YD (43), memiliki utang sebanyak Rp13 juta dan selalu ditagih korban.
"Tersangka YD kesal karena utangnya ditagih terus. Dia pun dendam dan merencanakan pembunuhan," ungkap Harry, Jumat (14/10).
Agar ambisinya terwujud, tersangka mengajak empat temannya untuk merampok korban. Dia menyebut korban memiliki banyak simpanan uang dan perhiasan emas.
-
Mengapa perampok mengincar rumah korban? RS yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan koperasi simpan pinjam di Kecamatan Kalipare ditengarai sering menyimpan uang tunai dalam jumlah besar di rumahnya.
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
-
Kenapa pelaku mengincar korban? “Pelaku pertama kali melihat korban saat turun dari bus Bintang Timur di Jalan Urip Sumoharjo. Dari situ, kedua pelaku berboncengan dan membuntutinya hingga di depan rumah dan langsung menarik tas korban,“ ujarnya saat di Mapolsek Rappocini Makassar, Senin (22/1).
-
Kenapa mereka merampok? 'Motifnya ekonomi, karena ini jam tangan yang mewah. Berdasarkan laporan dan hasil pemeriksaan yang, maka dugaan kerugian yang dialami korban adalah Rp12,85 miliar, senilai dengan 18 jam tangan mewah yang diambil oleh tersangka,' ungkapnya.
-
Apa saja yang diambil perampok? Pelaku berhasil menggondol uang tunai Rp55 Juta, dua ponsel, 7 Buah BPKB Mobil dan Sepeda Motor, perhiasan yang ditaksir oleh korban nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Semua perhiasan emas dijual dan hasilnya dibagi-bagi oleh para pelaku.
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
"Begitu masuk rumah, para tersangka langsung menyekap dan mengikat kedua korban lalu membunuh keduanya dengan parang. Sehabis itu baru mengambil barang apapun yang berharga," ujarnya.
"Ada 25 gram emas, rokok, ponsel, dan uang tunai Rp232,9 juta yang mereka ambil. Totalnya sekitar Rp383,9 juta," sambungnya.
Diketahui, polisi mengamankan empat dari lima pelaku, yakni YD (43), KAI (49), RS (16), dan MG (37), yang semuanya warga Banyuasin, Sumatera Selatan. Polisi masih masih memburu satu pelaku lagi, yakni KV.
Penangkapan dilakukan tim gabungan Satreskrim dan Sat Polair Polres Banyuasin, Kamis (13/10) pagi. Ketika itu dua pelaku yang menggunakan speedboat diketahui akan melintasi Sungai Kelapa, Desa Kuala Puntian, Banyuasin.
Saat diadang, kedua pelaku, YD dan KAI melarikan diri ke daratan. Alhasil, petugas melumpuhkan kaki mereka dengan timah panas.
Dari interogasi, petugas mengamankan dua pelaku lain tanpa perlawanan di rumah masing-masing. Keempat pelaku dibawa ke Mapolres Banyuasin untuk pemeriksaan.
Dari perampokan itu, kawanan tersangka membawa kabur perhiasan emas seberat 25 gram, rokok senilai Rp25 juta, 3 unit ponsel, dan uang tunai sebanyak Rp232.930.000. Total kerugian mencapai Rp383.930.000.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Nunggal Sari, Kecamatan Pulau Rimau, Banyuasin, geger dengan adanya perampokan yang dialami tetangganya. Bahkan, kejahatan itu menyebabkan dua korban tewas.
Korban adalah seorang kepala dusun, SN dan istrinya SR. Keduanya ditemukan tergeletak di atas kasur dengan kondisi tangan dan kaki terikat, Rabu (12/10) pukul 05.00 WIB.
Kapolres Banyuasin AKBP Imam Safei mengungkapkan, pihaknya tengah menyelidiki kasus ini untuk mengungkap pelakunya. Untuk mempercepat pengungkapan, dibentuk tim gabungan terdiri dari anggota Satreskrim Polres Banyuasin dan Polsek Pulau Rimau.
"Kedua korban tewas di kamar, kondisinya terikat," ungkap Imam.
Dari olah TKP, pelaku membawa kabur sepeda motor, uang tunai, dan perhiasan emas yang nilainya belum diketahui. Diduga, pelaku lebih dari satu orang karena mampu memperdaya kedua korban.
Dikatakan, mayoritas warga di desa itu merupakan warga pendatang dari Jawa yang mengikuti program transmigrasi. Diduga, pelaku sudah mengetahui kondisi di TKP dan beraksi ketika dianggap aman.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi masih memburu satu terduga pelaku pembunuhan DDY.
Baca SelengkapnyaDevi mengatakan saat ini pihaknya masih mendalami terkait pasal pembunuhan berencana.
Baca SelengkapnyaSaat beraksi, pelaku membawa pisau untuk mengancam korban kemudian menutup mata korbannya dengan lakban.
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar reka ulang pembunuhan empat orang dalam satu keluarga di Musi Banyuasin. Tersangka EE (48) nekat melakukan perbuatan itu karena masalah bisnis.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku pembunuhan di Musi Banyuasin akhirnya terungkap.
Baca SelengkapnyaMayat korban ditemukan mengenaskan terbungkus plastik di tempat pemakaman umum
Baca SelengkapnyaPara pelaku juga sepakat menghabisi korban pada Selasa (25/6) malam saat korban tidur. Namun upaya itu gagal karena korban saat itu begadang.
Baca SelengkapnyaKomplotan ini tak segan-segan melukai korbannya demi mendapatkan harta benda yang mereka inginkan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat tersangka AA meminta PN datang ke rumahnya untuk meminta bantuan menyelesaikan masalahnya.
Baca SelengkapnyaPelaku masing-masing berinisial D (30), C (48), O (46) dan S (29). Keempatnnya pun terancam hukuman mati
Baca SelengkapnyaMotif para pelaku sejauh ini dikarenakan faktor ekonomi.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ditembak di bagian kaki karena melawan.
Baca Selengkapnya