MPR Minta Komnas HAM Turun Tangan Usut Penembakan Wartawan di Sumut
Merdeka.com - Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani mendukung penuntasan kasus penembakan jurnalis Mara Salem Harahap di Sumatera Utara. Dia juga meminta penyelidikan kasus tersebut harus dilakukan serius dan tuntas.
"Penyelidikan kasus ini harus dilakukan serius dan tuntas, apapun latar belakang kejadiannya. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) perlu turun tangan untuk membentuk tim pencari fakta," kata Muzani dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (20/6). Dikutip Antara.
Hal itu dikatakan Muzani ketika menerima Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Firdaus dan tim di Tangerang, Banten, Minggu (20/6). Firdaus didampingi Sekretaris Jenderal SMSI Mohammad Nasir dan anggota Dewan Penasihat SMSI Pusat Ervik Ary Susanto.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa saja yang bersaksi di sidang MK? Sebagai informasi, empat menteri tersebut adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani, Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto.
-
Siapa yang memimpin pengamanan sidang MK? Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyampaikan persiapan pertama yakni rekayasa lalu lintas sekitar Gedung MK di Jalan Merdeka Barat yang bersifat situasional
-
Dimana Muhaimin Iskandar melakukan sidak? Ketua Timwas Haji DPR Muhaimin Iskandar melakukan inspeksi mendadak ke tenda haji jemaah Indonesia di Mina, Arab Saudi, Rabu 19 Juni 2024.
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
-
Bagaimana cara sindiran menyampaikan pesan? Biasanya, kata-kata sindiran diungkapkan melalui media sosial dengan dijadikan postingan story. Melalui kata-kata sindiran tersebut, bisa membuat orang yang membaca tersadar atas perbuatan jahatnya.
Muzani mengatakan, peristiwa penembakan tersebut bukan hanya pembunuhan terhadap Mara Salem Harahap alias Marsal, tetapi melukai banyak hal, terutama kalangan pers, dan demokrasi.
"Pembunuhan ini juga merupakan ancaman terhadap negara," ujar dia.
Muzani sepakat dengan sikap SMSI bahwa kepolisian harus segera menyelesaikan secara tuntas penanganan kasus penembakan Marsal karena tidak ada alasan lagi kasus penembakan orang tidak diusut.
Ketua Umum SMSI Firdaus mengatakan dirinya bertemu Ahmad Muzani untuk memohon secara politik, mendesak pemerintah dalam hal ini kepolisian agar menuntaskan penyelidikan dan penyidikan kasus penembakan terhadap Mara Salem Harahap.
Menurut dia, penembakan yang menewaskan Marsal ini bukan semata-mata kejahatan biasa, tetapi perbuatan keji yang berdampak luas terhadap perkembangan demokrasi.
"Penembakan itu selain membunuh orang pers, juga mengancam karakter demokrasi yang dikembangkan oleh pers. Kita tahu pers adalah pilar ke-4 demokrasi yang selain mengontrol jalannya demokrasi, juga pelaksana demokrasi," katanya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, Sabtu (19/6) juga mengecam penembakan terhadap Marsal.
"Sebuah kabar duka kembali mewarnai kehidupan pers Indonesia. Pemimpin Redaksi LasserNewsToday, Mara Salem Harahap meninggal dunia Sabtu Juni 2021," surat pernyataan Dewan Pers yang ditandatangani Mohammad Nuh.
Nuh juga mendesak aparat kepolisian segera menyelidiki kasus ini secara serius dan seksama. Menurut dia, pelaku dan motif pembunuhan harus diungkapkan, rasa keadilan keluarga Mara Salem Harahap juga harus ditegakkan.
Dia mengimbau agar segenap komunitas pers Sumatera Utara memperhatikan masalah pembunuhan Marsal dan secara proporsional membantu aparat kepolisian untuk mencari bukti-bukti dan mengungkap fakta.
Diketahui, seorang wartawan salah satu media online di Kota Pematangsiantar, Sumatra Utara (Sumut) ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam mobil. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (19/6) dini hari.
Korban yang bernama Mara Salem Harahap atau akrab disapa Marsal ini ditemukan tak jauh dari rumahnya, yakni di Huta 7 Pasar 3, Nagori Karang Anyer, Kabupaten Simalungun.
Dari pengakuan warga sekitar, korban ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di dalam mobil, berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya. Dan ditemukan luka tembak di bagian paha kiri korban.
Warga pun langsung membawa korban ke Rumah Sakit (RS) Vita Insani Pematang Siantar. Namun nyawa korban tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
"Benar, korban meninggal dunia. Saat dibawa ke rumah sakit sudah meninggal," ujar Humas RS Vita Insani Pematangsiantar, Sutrisno Dalimunthe. (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabar terakhir, Koptu HB sudah diperiksa. Tetapi hingga kini status hukum terhadapnya masih mengambang.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaKedatangan Kombes Irwan untuk memenuhi panggilan pemeriksaan sebagai saksi oleh Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM juga berkoordinasi dengan LPSK untuk memastikan tidak ada intervensi terhadap saksi yang diperiksa.
Baca SelengkapnyaKapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto akhirnya buka suara kasus dugaan pemerasan diduga dilakukan pimpinan KPK ke Mentan SYL.
Baca SelengkapnyaKapolri meminta penyidik Propam Polda Sumbar segera menggali motif dari kasus polisi tembak polisi tersebut.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III dari Fraksi PDIP I Wayan Sudirta meminta kepada Irwan sebagai Kapolrestabes untuk tidak pasang badan
Baca SelengkapnyaUli enggan membeberkan perkembangan penyelidikan yang tengah dilakukan oleh Komnas HAM.
Baca SelengkapnyaTerkait dugaan keterlibatan anggota TNI, KSP juga belum bisa berkomentar lebih jauh.
Baca SelengkapnyaMaksud dari pendekatan humanis adalah terkait dengan menggunakan senjata yang tidak mematikan dalam penanganan kasus, seperti taser.
Baca SelengkapnyaSupriansa mengusulkan agar Komnas HAM lebih mendalami kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaMenteri Hak Asasi Manusia (MenHAM) Natalius Pigai prihatin dengan peristiwa itu.
Baca Selengkapnya