Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Muhammadiyah butuh ulama intelektual jadi ketua umum

Muhammadiyah butuh ulama intelektual jadi ketua umum Din Syamsuddin. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Menjelang Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar sempat muncul sejumlah isu. Salah satunya adalah adanya intervensi dari pihak luar yang berkepentingan terhadap Muhammadiyah.

Isu itu makin nyaring terdengar sehari menjelang muktamar untuk memilih ketua umum baru. Benarkah ada intervensi dalam pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah.

Berikut ini wawancara Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Universitas Muhammadiyah Makassar, Minggu (2/8):

Apakah ada intervensi politik dari pihak luar?

Ada yang sampaikan ke saya, maka saya sampaikan kemarin ada sayup-sayup itu (intervensi) bagaikan angin sepoi-sepoi basah. Walau saya tak percaya tapi insya Allah peserta muktamar mempunyai ketahanan diri sehingga intervensi dari luar tidak akan mempan. Organisasi besar dengan anggota banyak maka sangat wajar ada parpol yang punya kepentingan atau kelompok kepentingan lain. Bagi warga Muhammadiyah itu biasa.

Siapa yang intervensi?

Kebetulan saya tidak punya posisi di badan intelijen.

Soal ketua Umum PP Muhammadiyah perempuan bagaimana?

Sebenarnya penghormatan perempuan di Muhammadiyah sudah tegas dari awal. Ahmad Dahlan dan istrinya mendirikan ormas perempuan Aisyiyah. Muhammadiyah masih lebih maju lagi, walau ada ormas Aisyiyah tidak perlu masuk sebenarnya walau kita tidak menutup kemungkinan.

Tapi saya khusnuzon soalnya sudah diwakili di Aisyiyah dan ketua umumnya kan ex officio masuk eks PP Muhammadiyah. Itu bisa terjadi kalau di ormas yang tidak membagi kelompok laki-laki dan perempuan tapi di Muhammadiyah sudah ada Aisyiyah.

Kriteria ketua umum PP Muhammadiyah itu diperlukan tokoh intelektual atau ulama?

Sebenarnya sudah ada kriteria baku di Muhammadiyah yang tidak tertulis. Jelas, Muhammadiyah adalah organ keagamaan keislaman maka perlu orang yang paham Islam, paham sumber-sumbernya, bisa baca Alquran. Tapi karena Muhammadiyah organisasi modern maka perlu bisa membaca ayat kauniyah seperti ekonomi, politik. Ini yang dimaksudkan Ahmad Dahlan dulu ulama intelektual.

Kedua harus memiliki independensi yang kuat, manusia merdeka. Ketiga, karena organisasi besar, amal besar adalah yang mempunyai skill manajerial. Keempat, karena Muhammadiyah gerakan maka harus bisa menggerakkan. Kelima harus bisa berkomunikasi karena kader muhammadiyah majemuk.

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Din Syamsuddin: Saya Haqqul Yakin Warga Muhammadiyah Dukung Anies-Cak Imin
Din Syamsuddin: Saya Haqqul Yakin Warga Muhammadiyah Dukung Anies-Cak Imin

Din menyatakan keyakinannya bahwa warga Muhammadiyah dukung Anies-Cak Imin depan Ketua Umum PKS.

Baca Selengkapnya
PKS Ajak Din Syamsuddin Gabung Tim Pemenangan Anies-Cak Imin
PKS Ajak Din Syamsuddin Gabung Tim Pemenangan Anies-Cak Imin

PKS berharap Din Syamsuddin ikut memperkuat Tim Pemenangan Anies-Cak Imin.

Baca Selengkapnya
Din Syamsuddin Temui Cak Imin, Bahas Tim Pemenangan?
Din Syamsuddin Temui Cak Imin, Bahas Tim Pemenangan?

Din Syamsuddin temui Cak Imin di kantor DPP PKB, Jakarta

Baca Selengkapnya
Jelang Pilpres 2024, Begini Sikap Politik Muhammadiyah
Jelang Pilpres 2024, Begini Sikap Politik Muhammadiyah

Muhammadiyah selalu waspada kalau sampai kekuasaan disalahgunakan

Baca Selengkapnya
VIDEO: Din Syamsuddin Sentil Tokoh Muda Minim Pengalaman Ingin Jadi Pemimpin
VIDEO: Din Syamsuddin Sentil Tokoh Muda Minim Pengalaman Ingin Jadi Pemimpin

Din Syamsuddin, menyinggung tokoh muda yang pengin menjadi pemimpin namun minim pengalaman.

Baca Selengkapnya
Din Syamsuddin: Keputusan MK Bukan Kiamat
Din Syamsuddin: Keputusan MK Bukan Kiamat

Dalam orasinya, Din menyoroti sejumlah gugatan yang diajukan AMIN dianggap tidak beralasan oleh hakim MK.

Baca Selengkapnya
Cak Imin ke Ketum PBNU Gus Yahya: Politik Itu Berat, Biar PKB Saja!
Cak Imin ke Ketum PBNU Gus Yahya: Politik Itu Berat, Biar PKB Saja!

Cak Imin mengatakan setuju dengan PBNU tidak boleh terlibat politik praktis seperti yang disampaikan Ketum PBNU Gus Yahya.

Baca Selengkapnya
Profesor Muhammadiyah Bicara Sosok Menag dan Mendikbud era Prabowo
Profesor Muhammadiyah Bicara Sosok Menag dan Mendikbud era Prabowo

Lalu siapa saja menteri yang bakal ditunjuk oleh Prabowo dalam kabinetnya nanti?

Baca Selengkapnya
Soal Kans Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Ini Kata Muhammadiyah
Soal Kans Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Ini Kata Muhammadiyah

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan organisasinya bukanlah organisasi politik meski aktif dalam mendirikan dan mengawal kemajuan bangsa

Baca Selengkapnya
Cak Imin Soal PKB Diminta Gus Yahya Tak Seret NU ke Politik: Demokrasi Bebaskan Warga Menentukan Pilihannya
Cak Imin Soal PKB Diminta Gus Yahya Tak Seret NU ke Politik: Demokrasi Bebaskan Warga Menentukan Pilihannya

Cak Imin juga setuju dengan pernyataan Gus Yahya pengurus PBNU tidak boleh mengatasnamakan organisasi dipimpinnya secara politik.

Baca Selengkapnya
Disebut Buzzer oleh Cak Imin, Ini Reaksi Menag Yaqut
Disebut Buzzer oleh Cak Imin, Ini Reaksi Menag Yaqut

Yaqut terancam sanksi dari PKB, namun dia menegaskan tidak akan mengubah pernyataannya.

Baca Selengkapnya
Din Syamsuddin Dukung Anies: Pemimpin Nasional Terlalu Muda Tapi Minim Pengalaman, Justru Bahaya
Din Syamsuddin Dukung Anies: Pemimpin Nasional Terlalu Muda Tapi Minim Pengalaman, Justru Bahaya

Menurut Din, Indonesia membutuhkan pemimpin nasional yang segar dan muda. Tetapi juga tidak terlalu muda. Karena terlalu muda, masih sedikit pengalaman.

Baca Selengkapnya