Muhammadiyah: Istri dan anak Siyono dicap sebagai teroris
Merdeka.com - Koordinator KontraS Haris Azhar meminta Detasemen Khusus 88 antiteror untuk mengevaluasi aksi penangkapan terduga teroris. Sebab, proses kematian terduga teroris Siyono telah terbukti janggal karena tak ada bekas luka perlawanan.
"Memberantas teroris harus dilakukan dengan cara profesional dan bermartabat. Apa yang ditemukan hari ini kenapa teroris terus ada karena penegakan hukumnya amburadul. Hanya kepuasan golongan tertentu saja, saya kira penegakan hukum harus dilakukan secara baik yang secara prinsip berlaku bagi siapapun," kata Haris saat jumpa pers di Komnas HAM, Jakarta, Senin (11/4).
Dia menilai, Densus 88 antiteror yang menangkap terduga teroris harus dibuktikan melalui pengadilan. Padahal, seluruh Warga Negara Indonesia yang bersalah dalam bentuk apapun harus dibuktikan di pengadilan.
-
Bagaimana Densus 88 mengantisipasi ancaman teroris? 'Kita akan lanjutkan penyelidikan dan penyidikan untuk menjawab salah satunya pertanyaan seperti tadi,' ucap dia.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Siapa yang ditangkap Densus 88? Aswin mengatakan, Densus 88 Antiteror akan menggali lebih jauh keterangan dari para pelaku, termasuk mencari barang-barang lain yang berhubungan dengan aksi teror.
-
Siapa yang diduga dikuntit Densus 88? Adapun dugaan Jampidsus diduga dikuntit oknum Densus 88 saat makan di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan.
-
Bagaimana TNI menilai kinerja di desa? Aspek penilaian penghargaan ini meliputi aspek pembinaan teritorial aparat kewilayahan (Babinsa), aspek Kamtibmas, pembangunan, dan pelayanan publik.
"Saya menduga apa yang polisi klaim selama ini, lalu menambahkan Siyono itu ketua atau pengurus jaringan terorisme. Dengan meninggalnya dan tuduhan itu justru membangun diskriminasi kepada Siyono dan implikasi buruk bagi Siyono," kata dia.
Sementara di kesempatan yang sama, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar mendukung pemberantasan teroris di Indonesia. Namun cara penangkapan dan proses kematian terduga teroris Siyono harus menjadi pelajaran Densus 88 antiteror. Bahkan saat ini keluarga, anak dan istri Siyono, Suratmi dinilai sebagai teroris karena kematian Siyono.
"Bagi kami ini langkah deradikalisasi sesungguhnya daripada BNPT dan Densus. Karena anak istri dicap keluarga teroris. Bagaimana keluarga dapat hidup dengan baik jika dicap teroris," kata Dahnil.
Sebelumnya, Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Tim Forensik Rumah Sakit Muhammadiyah melakukan autopsi jenazah terduga teroris Suyono warga Klaten. Hasil dan kesimpulan autopsi tim Forensik menemukan kejanggalan proses kematian Suyono yang dilakukan Detasemen Khusus 88 antiteror.
"Fakta utamanya jenazah tidak pernah dilakukan outapsi. Kematian benda tumpul di rongga dada kiri ada lima rusak ke dalam dan rongga kanan kanan ada satu tulang dada patah semua. Pemukulan itu kearah jantung itu yang mngakibatkan kematian. Kemudian luka kepala ketokan benda tumpul tapi engga ada pendarahan, dan dari seluruh autopsi ini tidak ditemukan ada perlawanan luka tangan," kata Komisioner Komnas HAM Siane Indriani saat jumpa pers di Ruang Nababan Komnas HAM, Jakarta, Senin (11/4).
Ketua Umum Pemuda PP Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjutak menyebutkan, tim forensik tak menemukan pendarahan di bagian kepala jenazah Suyono. Selain itu, kata Dahnil juga tak menemukan bagian tubuh untuk melawan Densus 88.
"Kesimpulan ada 4 mikrosopsi itu tidak benar sudah dilakukan outapsi sebelumnya. Ini yang kami lakukan outopsi pertama kali. Agak aneh polisi tahu penyebab kematian, dokter membuat kesimpulan mikrosopis uji sel ditemukan penyebab pendarahan dan patah tulang jantung yang penyebab kematian. Tidak ada indikasi perlawanan, dari mana yaitu tidak ada luka tangkis dibagian tubuh misalnya tangan dan kaki," kata Dahnil.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasakan informasi di lapangan, warga berinisial S tersebut diamankan Tim Densus 88 Jumat pekan lalu.
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaPerintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.
Baca SelengkapnyaPenangkapan terduga teroris dilakukan pada hari Rabu (2/8) di rumahnya.
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Polri Kombes Aswin Siregar mengungkap tampang DE, karyawan BUMN terduga teroris.
Baca SelengkapnyaTersangka diduga turut menyebarkan propaganda kelompok teroris ISIS di media sosial.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar menjelaskan terkait dua tersangka yang tewas adalah teroris di Lampung, pada 12 April 2023.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan masih terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaIa menyebut, dua orang terduga teroris yang diamankan itu yakni dari Sulawesi Tengah dan Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya