MUI Bengkulu dan Padang kompak haramkan perayaan valentine
Merdeka.com - Menjelang 14 Februari yang kerap dirayakan sebagai Hari Valentine, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bengkulu meminta warga muslim tidak merayakan hari kasih sayang itu. Ulama menganggap Hari Valentine haram bagi umat muslim karena tidak diajarkan dalam Islam.
"Ini sudah kita peringatkan bertahun-tahun. Ini budaya Eropa dan bukan tradisi umat muslim," ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Bengkulu, Rusdi Syam, di Bengkulu, Jumat (12/2).
Rusdi memaparkan perayaan Hari Valentine lebih banyak dampak negatif dibanding manfaatnya.
-
Kenapa MUI haramkan Hari Valentine? Menurut Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2017, memperingatkan umat Islam bahwa merayakan Hari Valentine setiap tanggal 14 Februari hukumnya haram. Hal ini berdasarkan kepada alasan berikut:Hari Valentine bukan termasuk dalam tradisi Islam. Hari Valentine dikhawatirkan menjerumuskan pemuda muslim kepada pergaulan bebas, seperti berhubungan intim atau seks sebelum menikah. Hari Valentine berpotensi membawa keburukan.
-
Kenapa Islam haramkan Valentine? Pasalnya, Hari Valentine yang dirayakan setiap 14 Februari itu, lebih banyak diisi dengan hal-hal buruk dan tidak bermanfaat, seperti pesta, maksiat, dan mabuk-mabukkan.
-
Apa Valentine menurut Islam? Hari Valentine menurut Islam adalah hal yang tidak perlu diikuti.
-
Kenapa orang Indonesia merayakan Valentine? Perayaan Valentine yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia terbuka dengan budaya asing.
-
Kapan Hari Valentine dirayakan? Hari Valentine sendiri jatuh pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya.
"Anak muda sekarang mudah terjebak ke perilaku pergaulan bebas. Ini yang kita takutkan," kata Rusdi.
Rusdi mengaku sudah mengimbau kepada pihak sekolah supaya para pelajar tidak merayakan Hari Valentine.
"Kita sudah peringatkan melalui sekolah-sekolah, agar orang tua mengawasi remaja yang merupakan anak-anaknya," ucap Rusdi.
Hal serupa juga dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, Sumatera Barat.
Mereka mengimbau masyarakat tidak perlu merayakan Hari Valentine karena memicu kegaduhan moral di masyarakat.
"Kasih sayang memang sah-sah saja. Namun yang bermasalah ialah mengatasnamakan Hari Valentine untuk tindakan tak bermoral, maksiat, dan zina," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, Duski Samad.
Duski mengungkapkan kasih sayang bukan hanya pada 14 Februari saja. Namun bentuk kasih sayang itu bisa dilakukan setiap saat. Di antaranya menolong orang susah dan berbuat baik kepada orang sekitar.
"Berbagi ialah tradisi kehidupan, dilakukan kapan saja dalam Islam. Berbaik dengan sesama itu sepanjang waktu, bukan satu hari saja," ucap Duski.
Jika perayaan Valentine dibiarkan, dikhawatirkan terjadi kerusakan moral anak muda yakni hubungan lawan jenis secara bebas. Duski mengimbau masyarakat, termasuk pemuda setempat, jangan sampai hari itu dijadikan puncak hancurnya moral. Cukuplah hargai dan terapkan norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
"Jangan sampai moral masyarakat dirusak dengan perayaan semacam itu," tutup Duski seperti dilansir Antara. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut penjelasan secara rinci hukum Valentine dalam Islam. Apakah haram?
Baca SelengkapnyaMenilik sejarah Hari Valentine menurut Islam, serta mengenali bagaimana hukumnya bagi umat Muslim.
Baca SelengkapnyaPerayaan malam tahun baru bertentangan dengan syariat Islam dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaPihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.
Baca SelengkapnyaSebagai perayaan global yang dinanti-nanti, Hari Valentine memiliki asal-usul yang sarat makna.
Baca SelengkapnyaPolemik pernikahan beda agama tengah menjadi isu hangat belakangan ini di Indonesia. Menanggapi hal itu, Iptu Benny memberikan mencerahan soal pernikahan beda a
Baca SelengkapnyaRebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar, di mana banyak mitos yang berkembang tentangnya.
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) menyinggung soal perbedaan awal Ramadan dengan Muhammadiyah. Masyarakat diingatkan untuk saling menghormati perbedaan.
Baca SelengkapnyaLarangan penulisan ucapan "Selamat Natal" pada produk makanan ini dikeluarkan pada 2020, namun dicabut pada Senin kemarin.
Baca SelengkapnyaAcara Munas Ahmadiyah rencananya diadakan pertengahan November mendatang dengan mengundang ribuan peserta seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerbedaan hari Lebaran tidak pernah mereka permasalahkan.
Baca SelengkapnyaDalam bahasa Jawa, mlumah berarti terlentang dan murep artinya tengkurap.
Baca Selengkapnya