Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

MUI sebut ruwatan di sungai Musi bakal undang makhluk halus

MUI sebut ruwatan di sungai Musi bakal undang makhluk halus jembatan ampera. ©wikimedia.org

Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Selatan (Sumsel) menolak tegas ruwatan Sungai Musi, yang akan digelar dalam rangkaian festival gerhana matahari total (GMT), 9 Maret 2016.

Ruwatan itu dinilai akan mengundang makhluk halus dari setiap penjuru dan menggelar pesta pora. Ketua MUI Sumsel KH Sodikun mengungkapkan, ruwatan sangat bertentangan dengan ajaran Islam, karena melakukan perdamaian dengan makhluk halus yang menghuni sungai. Apalagi tujuannya untuk meminta diberikan rasa aman dan sejahtera dari sesama makhluk tuhan.

"Yang memberikan semuanya tuhan, bukan kekuatan lain. Tapi malah mau mengundang makhluk halus, buat perjanjian, minta perlindungan. Jelas itu musyrik," ungkap Sodikun, Senin (7/3).

Menurut dia, dengan menggelar ruwatan, Sungai Musi akan menjadi tempat pesta pora makhluk halus. Makhlus halus akan merasa menjadi makhluk yang dibesarkan dan berkuasa di sungai tersebut.

"Tak ada ruwatan saja Sungai Musi banyak makhluk halus. Ada hantu banyu. Nah ini mau diundang, hantu-hantu dari tanah Jawa ke sini, pindah semuanya, karena disanjung dan dipuja-puja. Mereka pesta pora di sana," ujarnya.

Jika hal ini dilakukan, sambung dia, ditakutkan akan terjadi kesyirikan dan takhayul di masyarakat Sumsel yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Bahkan, dengan itu akan membahayakan akidah umat.

"Takutnya itu keluar dari Islam. Selama ini kita aman dan damai, dan yang melindungi itu Allah," terangnya.

"Seharusnya digelar kegiatan yang Islamis, etis, dan edukatif. Tidak ada ruwatan-ruwatan seperti itu, Palembang juga tak mengenal seperti itu," tutupnya.

Penolakan terhadap rangkaian acara memperingati gerhana juga diungkapkan ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Palembang Darussalam. Mereka menggelar aksi damai di halaman Kantor Gubernur Sumsel. Massa mendesak festival GMT tidak digelar dengan rangkaian acara yang dinilai bernuansa syirik.

Koordinator lapangan, Tri Resta Yogias mengatakan, pihaknya menyayangkan Disbudpar Sumsel tidak menggelar kegiatan saat GMT 9 Maret mendatang yang bernuansa kearifan lokal. Justru acara yang dibuat mengandung takhayul dan syirik seperti Ogok-ogok, ruwatan Sungai Musi, dan pelarungan Dewi Kwan In.

"Jika memang GMT bagian dari promosi budaya dan menarik wisatawan, harusnya yang ditampilkan budaya-budaya Sumsel dan Palembang Darussalam, bukan tradisi lain. Bukan acara yang takhayul dan syirik," ungkap Tri.

Menurut dia, pihaknya tidak melarang adanya ritual-ritual keagamaan tertentu selama dilaksanakan oleh umatnya sendiri. Yang disayangkan jika itu diakomodir oleh Pemprov Sumsel bahkan menjadi salah satu gelaran festival GMT.

"Kita menghormati perayaan Nyepi. Tapi tidak boleh dikampanyekan kepada masyarakat sumsel yang mayoritas Muslim," ujarnya.

Ketua Forum Umat Islam (FUI) Sumsel Umar Said yang juga melakukan orasi mengatakan, saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, umat Islam tidak diperkenankan melakukan aktivitas hura-hura, tetapi diperintahkan salat gerhana dan memperbanyak zikir.

"Itu tanda ketakutan kita kepada Allah. Bagaimana kalau matahari tidak pernah muncul lagi? Perlu kita sadari bukannya hura-hura apalagi mengarah kepada syirik," terangnya.

Sementara itu, Asisten III Setda Sumsel Bidang Kesejahteraan Rakyat, Ahmad Najib mengatakan, untuk menampung aspirasi masyarakat tersebut, pihaknya akan menambah beberapa agenda yang bernuansa Islami, seperi sarofal anam dan salat gerhana di tiga masjid besar di Palembang.

"Ini kurang terkomunikasi. Tapi, kami akan tambah acaranya, ada sarafal anam nantinya atau yang mencerminkan budaya Islam," tukasnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menghindari Musibah & Bencana di Hari Rebo Wekasan, Ini Saran dari Mbah Moen Zubair
Menghindari Musibah & Bencana di Hari Rebo Wekasan, Ini Saran dari Mbah Moen Zubair

Asal usul adanya ritual Rebo Wekasan karena pada hari itu dipercaya bakal turunnya musibah dan bala.

Baca Selengkapnya
Doa Ketika Gerhana Matahari, Lengkap Beserta Artinya
Doa Ketika Gerhana Matahari, Lengkap Beserta Artinya

Dalam Islam, gerhana matahari dianggap sebagai salah satu tanda kebesaran Allah SWT dan sering kali diartikan sebagai peringatan bagi umat manusia.

Baca Selengkapnya
Kemenag Raih Rekor Muri, Pengukuran Arah Kiblat Serentak Diikuti Sejuta Partisipan di 30 Provinsi
Kemenag Raih Rekor Muri, Pengukuran Arah Kiblat Serentak Diikuti Sejuta Partisipan di 30 Provinsi

Pengukuran itu dilakukan bertepatan dengan peristiwa Rasdhul Qiblah.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Buka Luwur di Lereng Gunung Merbabu, Bentuk Penghormatan Masyarakat Boyolali Terhadap Ulama Syekh Maulana Maghribi
Melihat Tradisi Buka Luwur di Lereng Gunung Merbabu, Bentuk Penghormatan Masyarakat Boyolali Terhadap Ulama Syekh Maulana Maghribi

Syekh Maulana Ibrahim Maghribi merupakan pejuang dan penyebar agama Islam di kawasan Gunung Merbabu.

Baca Selengkapnya
Tata Cara Sholat Rabu Wekasan, Lengkap Beserta Niat dan Hukumnya
Tata Cara Sholat Rabu Wekasan, Lengkap Beserta Niat dan Hukumnya

Tata cara sholat Rabu Wekasan, ketahui amalan dan hukumnya.

Baca Selengkapnya
Niat Doa Sholat Gerhana Matahari dan Bulan, Lengkap Beserta Tata Caranya
Niat Doa Sholat Gerhana Matahari dan Bulan, Lengkap Beserta Tata Caranya

Berikut niat doa sholat gerhana matahari dan bulan lengkap beserta tata caranya.

Baca Selengkapnya
MUI: Indonesia Punya Banyak Perbedaan Bahasa dan Tempat Beragam Tetap Bersatu
MUI: Indonesia Punya Banyak Perbedaan Bahasa dan Tempat Beragam Tetap Bersatu

Pihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.

Baca Selengkapnya
7 Mitos Bersiul di Malam Hari, Bisa Jadi Pertanda Buruk
7 Mitos Bersiul di Malam Hari, Bisa Jadi Pertanda Buruk

Meskipun mitos ini memiliki nalar yang tidak rasional, beberapa orang tetap mempercayainya dan menghindari bersiul di malam hari.

Baca Selengkapnya
Kemarau Panjang, DMI Imbau Masjid Seluruh Indonesia Gelar Salat Istisqa Minta Turun Hujan
Kemarau Panjang, DMI Imbau Masjid Seluruh Indonesia Gelar Salat Istisqa Minta Turun Hujan

Mengimbau masjid seluruh Indonesia untuk melaksanakan Salat Istisqa atau salat untuk meminta hujan.

Baca Selengkapnya
Kemarau Panjang dan Polusi, Menag Yaqut Minta Umat Islam Salat Minta Hujan
Kemarau Panjang dan Polusi, Menag Yaqut Minta Umat Islam Salat Minta Hujan

BMKG memprediksi Indonesia mengalami kemarau panjang tahun ini.

Baca Selengkapnya
Ribuan Masyarakat Banyuwangi Gelar Salat Istisqa, Bupati Ipuk: Melengkapi Ikhtiar
Ribuan Masyarakat Banyuwangi Gelar Salat Istisqa, Bupati Ipuk: Melengkapi Ikhtiar

Kemarau yang berkepanjangan menyebabkan kekeringan di sejumlah desa di Banyuwangi dan menurunnya debit air di sejumlah waduk.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Dudus di Serang, Warga dan Pengguna Jalan Disiram Air Kembang untuk Tolak Bala
Uniknya Tradisi Dudus di Serang, Warga dan Pengguna Jalan Disiram Air Kembang untuk Tolak Bala

Tradisi warga Karundang Tengah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten ini terbilang unik.

Baca Selengkapnya