MUI Yakinkan Vaksin Covid-19 Halal: Jangan Pertentangkan Agama dengan Sains
Merdeka.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis menyebut pihaknya sedang membuat buku tentang penjelasan vaksin Covid-19. MUI ingin meyakinkan publik agar tidak ragu untuk di vaksin.
"Kami sedang melakukan sosialisasi baik berupa power point dan kita akan membuat buku syarahnya dari vaksinasi dari fatwa itu, syarah itu artinya penjelasan lebih rinci berkenaan dengan aspek keagamaan dan aspek medis," katanya dalam webinar Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Bangkit, Sabtu (30/1).
MUI tak ingin masyarakat bertentangan soal kehalalan vaksin dan ilmu pengetahuan. Sehingga, rakyat tidak terpaku pada dalil tanpa punya pengalaman yang utuh.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
"Sehingga mereka tidak mempertentangkan paham keagamaan dengan sains, malah kita berharap paham keagamaan kita berbasis sains berkenaan dengan hukum, hukum kausalitas, seperti halnya pandemi seperti sekarang," ucapnya.
"Jadi kita tak bisa berpaku kepada dalil tanpa mempunyai pengalaman atau pemahaman yang utuh tentang masalah tertentu," ucapnya.
Cholil menyatakan, bahwa masyarakat tak perlu meragukan kehalalan dan kesuciannya vaksin. Kata dia, MUI bertanggung jawab pada dunia dan akhirat soal fatwa vaksin.
"Karena MUI yang bertanggung jawab di dunia dan akhirat terhadap fatwanya, maka bagaimana nanti melakukannya ketika ada pertanyaan di hadapan Allah SWT, MUI-lah yang menjadi jaminan untuk menyampaikan untuk menjawabnya," tegasnya.
Menurutnya, vaksin Covid-19 bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan, keimanan dan secara intelektual. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat menolak keburukan pandemi yang sedang terjadi saat ini dengan vaksinasi baik untuk diri sendiri dan orang lain.
"Sukseskan vaksinasi nasional, program pemerintah ini baik baik menurut agama, menurut medis, menurut adat, sehingga tidak ada alasan kita untuk tidak mendukungnya," ucapnya.
"Secara kebangsaan kita menjadi warga negara yang baik, secara keagamaan kita menjalankan ajaran islam yang benar dan taat kepada Allah SWT, taat kepada keputusan ulama, taat kepada pemerintah," kata Cholil.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaDoa dalam bahasa Arab tanpa memahami artinya, bolehkah?
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca Selengkapnya"Dulu ilmu pengetahuan sumbernya kita. Sekarang di Barat dan China," kata JK.
Baca SelengkapnyaPerdebatan tentang urgensi mendirikan negara Islam sudah selesai ketika pendiri bangsa sepakat dengan format Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaMPU Aceh berharap pemerintah memperketat pengawasan terhadap penggunaan bahan atau zat yang berbahaya oleh perusahaan dan industri.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, mahasiswa yang gagal di tengah-tengah masyarakat cukup sulit untuk memperbaikinya.
Baca Selengkapnya