Mulyadi Soal Warga Agam Tolak Beras: Bantuan untuk Warga Sumbar Harus Tepat Sasaran
Merdeka.com - Viral di media sosial ketika di tengah pandemi Covid-19 masyarakat Kabupaten Agam, tepatnya di Kecamatan Malalak berbondong-bondong mengembalikan bantuan beras dari pemerintah daerah.
Setelah ditelusuri, ternyata bantuan yang diberikan oleh pemerintah dianggap tidak tepat sasaran. Karena penerima manfaat merupakan para petani yang memiliki persediaan beras untuk berbulan-bulan.
Menanggapi hal ini, anggota DPR RI Mulyadi mengatakan, pemberian bantuan kepada masyarakat Sumatera Barat harus tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan. Hal ini juga menunjukkan lemahnya data yang dimiliki oleh pemerintah.
-
Dimana Gubernur Sumbar minta bantuan dana? 'Kami telah menyampaikan dampak-dampak kerusakan dan kemudian juga beberapa dukungan dari Komisi V di antaranya adalah dukungan peralatan untuk BNPB dan peralatan untuk PUPR dalam rangka untuk darurat,' kata Mahyeldi di Komisi V DPR RI, Kamis (16/5) malam.
-
Siapa yang minta bantuan dana untuk bencana Sumbar? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Siapa yang menyerahkan bantuan untuk korban di Sumatera Selatan? Usai pelaksanaan upacara, Pj Gubernur Bahtiar bersama Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santosa, menyerahkan bantuan untuk korban bencana sosial.
-
Mengapa data penting untuk program penanggulangan kemiskinan? Data merupakan komponen utama dalam program penanggulangan kemiskinan. Tanpa data yang akurat, program-program penanggulangan kemiskinan akan berisiko besar tidak tepat sasaran.
-
Kenapa bantuan beras Jateng disalurkan? 'Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,' kata Nana.
-
Bagaimana cara Kemensos mengusulkan perbaikan data? 'Sejak awal saya menjabat sebagai Menteri Sosial, saya menerima banyak surat cinta dari BPK, BPKP atau lembaga lain yang isinya data kami tidak berintegritas. Kemudian ada juga masalah transparansi dan regulasi data bansos. Dari sanalah kami bertekad melakukan perbaikan,' ujar Mensos Risma.
"Pemberian bantuan harus tepat sasaran, kejadian di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam memperlihatkan lemahnya data yang dimiliki oleh pemerintah," katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/4).
"Bahkan terdapat nenek-nenek di kecamatan tersebut yang menyatakan memiliki sawah dan persediaan beras untuk berbulan-bulan, sehingga beliau meminta pemkab untuk memberikan bantuan beras yang ia terima untuk pihak lain yang membutuhkan," tambahnya.
Mendalami kejadian tersebut dari empat orang Anggota DPRD Kabupaten Agam, Mulyadi mengaku, menemukan fakta mengejutkan. Pasalnya, Pemkab Agam hanya menyediakan alokasi dana bantuan sembako hanya untuk beras dan garam bahkan alat kesehatan pun tidak ada.
"Saya berdiskusi dengan empat orang anggota DPRD Agam, mereka menyatakan tidak ada alokasi dana untuk alkes, pemkab hanya mengalokasikan anggaran untuk beras dan garam yang dalam prakteknya di Malalak dikembalikan oleh masyarakat karena dianggap salah sasaran," ujarnya.
"Selain salah sasaran masyarakat hanya diberi beras sama garam, tidak ada minyak goreng, gula, sarden dan telor seperti yang dilakukan Pemkot Bukittinggi tetangga Kabupaten Agam," imbuh Mulyadi.
Anggota Komisi III tersebut juga menjelaskan pemerintah harus menerapkan transparansi dalam menyalurkan bantuan. Sehingga masyarakat mengetahui dari anggaran mana bantuan yang mereka terima.
Selain itu, pendataan yang terukur harus dimiliki oleh pemerintah agar menghindari kejadian seperti ini terulang kembali di masa mendatang.
"Akuntabilitas bantuan harus jelas dan masyarakat wajib tahu siapa saja yang menerima bantuan dari APBN/APBD yang berasal dari pajak masyarakat tersebut, dan bagaimana mekanisme penyalurannya, harus disampaikan secara transparan ke masyakarat serta semua pihak harus ikut mengawasi termasuk pers," jelasnya.
"Sebentar lagi akan banyak bantuan yang turun dari pemerintah pusat, pemprov dan Kab/Kota, bagaimana kesiapan data pemerintah terhadap penerima manfaat? Ini harus segera dibenahi kedepannya," tutupnya. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah disebut tidak lagi menggunakan data Kemensos, melainkan data Kemenko PMK.
Baca SelengkapnyaMentan Amran mengungkapkan penyebab banyak petani tak dapat pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaCapres nomor urut dua, bertemu ratusan petani Kabupaten Sukoharjo, Selasa (26/12). Dia berjanji akan memprioritaskan penambahan pupuk bersubsidi.
Baca SelengkapnyaMentan SYL menegaskan, petani penerima pupuk bersubsidi harus terdaftar sebagai penerima subsidi
Baca SelengkapnyaMahfud disambut antusias oleh kerumunan masa yang memadati lapangan Senduro, Kecamatan Senduro.
Baca SelengkapnyaTim terdiri dari Hotman Tambunan Ketua Tim, Herbert Nababan Wakil Ketua Tim, anggota Yudi Purnomo Harahap, Yulia Anastasia Fuada, Waldy Gagantika dan Erfina.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan BBM bersubsidi lebih banyak dinikmati orang mampu dari pada keluarga yang tak mampu
Baca SelengkapnyaSebenarnya anggaran perlindungan sosial juga dialokasikan untuk subsidi dan kompensasi yang dinikmati hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyaluran pupuk subsidi tepat sasaran juga harus menjadi perhatian dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaPenyerahan bantuan beras dilakukan di halaman Gudang Bulog Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (18/1).
Baca SelengkapnyaGanjar menjelaskan, penerapan kartu Sakti mampu memberikan layanan-layanan dasar masyarakat termasuk pupuk.
Baca SelengkapnyaKontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menyampaikan dukungannya pada pembenahan subsidi pupuk
Baca Selengkapnya