Muncul berbagai spekulasi penyebab ribuan ikan mati di Pantai Ancol
Merdeka.com - Berbagai jenis ikan mati dan terdampar di bibir Pantai Ancol. Peristiwa itu sudah terjadi sejak Minggu malam lalu.
Bangkai ikan yang diperkirakan mencapai ratusan kilo terus diangkut dan dibersihkan dari bibir pantai untuk kemudian dibakar di salah satu tempat. Tujuan agar warga tak coba-coba memakan bangkai ikan yang kematiannya masih misterius.
Dinas Kelautan dan Pertanian DKI, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta peneliti dari Institut Pertanian Bogor sudah meninjau ke lokasi. Bangkai ikan dan air pantai juga diambil sebagai sampel untuk diteliti.
-
Di mana ikan mati akibat gelombang panas? Foto udara memperlihatkan seorang nelayan mengumpulkan ikan mati akibat pekerjaan renovasi dan kondisi cuaca panas yang sedang berlangsung dari waduk di Provinsi Dong Nai, Vietnam, pada 30 April 2024.
-
Apa penyebab matinya ratusan ribu ikan? Menurut laporan penduduk setempat dan media-media lokal, gelombang panas brutal dan pengelolaan waduk adalah penyebabnya matinya ratusan ribu ikan tersebut.
-
Apa jenis ikan yang ditemukan? Ikan berjenis ikan siput 'genus Pseudoliparis' ini ditemukan di kedalaman sekitar 8.336 meter di bawah laut.
-
Apa yang menyebabkan ikan mati lemas di laut? Terkadang, bukan karena wilayah lautan yang tidak memiliki cukup oksigen terlarut untuk mendukung ikan hidup di laut. Penyebab lain terjadi dari faktor populasi plankton mekar (algan bloom) yang banyak secara bersamaan setelah nutrisi yang cukup tersedia. Jadi plankton menggunakan semua oksigen dalam waktu singkat sehingga menyebabkan ikan di daerah tersebut mati lemas.
-
Bagaimana cara menangani ikan mati? Pihak berwenang sedang menyelidiki insiden tersebut, sambil berupaya segera mengeluarkan ikan yang mati tersebut.
-
Dimana ikan mengerikan itu ditemukan? Ikan yang sangat langka dengan bentuk mengerikan ditemukan terdampar di pesisir pantai selatan Cannon, Negara Bagian Oregon, barat laut Amerika Serikat.
Penelitian sendiri diperkirakan memakan waktu tiga hari sampai sepekan. Meski demikian sejumlah spekulasi muncul sebagai penyebab ribuan ikan-ikan itu mati. Apa saja?
Karena sedimen bawah laut naik.setelah ada perubahan suhu
Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Darjamuni Taseda, kepada merdeka.com, mengatakan, dugaan sementara, ada tiga hal yang menyebabkan ikan-ikan itu. Dugaan pertama kali naiknya sedimen bawah laut akibat perbedaan suhu yang tinggi."Jadi sedimen yang berupa endapan sulfur dan fosfor naik dan meracuni ikan-ikan itu," tambahnya.Dugaan lagi karena Blooming Algae di mana terjadi perubahan oksigen antara Alga dan ikan sehingga ikan kalah. Serta dugaan lain bisa karena pencemaran air."Tapi dugaan kuat kita ini karena sedimen permukaan bawah laut yang naik. Karenakan hari Minggu kemarin hujan besar, nah menyebabkan perbedaan suhu cukup tinggi di permukaan dan di sadar laut. Makanya sebenarnya ikan itu sudah mulai mati pada Minggu malam, dan ini kaya kejadian di 2013 lalu. Tapi kita tunggu hasil lab untuk pastinya penyebab ikan-ikan itu mati," tambahnya.Dia mengaku sempat kaget dengan kabar kematian jutaan ikan di Ancol, sebab di daerah pesisir lainnya tak mengalami hal serupa. Itu sebabnya, sambil menunggu hasil lab dia meminta warga sekitar tak ada yang coba-coba mengambil ikan mati tersebut untuk dikonsumsi."Nah ini jadi tanda tanya, kenapa kok di Ancol saja, kemudian ikan yang mati bukan hanya ikan di permukaan saja tapi ikan-ikan yang dasar di dasar juga. Temuan ini perkuat dugaan saya ini karena sedimen bawah laut yang naik karena perbedaan suhu itu tadi. Oleh sebab itu saya imbau masyarakat jangan coba-coba konsumsi ikan yang mati kita belum tahu sebabnya apa, kita pantau," jelasnya.Saat ditanya berapa lama dampak yang timbul akibat naiknya sedimen bawah laut, dia menegaskan hal itu hanya terjadi di awal peralihan musim kemarau ke penghujan. Setelah itu akan berjalan normal."Nah kalau bukan karena itu (sedimen naik), berarti ada sebab lain dan sekarang kita terus pantau serta selidiki," pungkasnya.
Karena Blooming Algae
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) bersama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan penyelidikan penyebab ikan mati di sepanjang pantai Ancol. Diduga ikan mati karena kekurangan oksigen."Dugaan sementara penyebab matinya ikan kalau dari tim ya analisanya itu kekurangan oksigen (blooming algae)," kata Kepala BPLH DKI, Jaenudin, di Ancol, Selasa (1/12).Dijelaskan dia, indikasi kekurangan oksigen setelah dilakukan tiga kali pengambilan sampel air. Di Pantai Muara Ancol, Pulau Selima Cilincing yang bermuara di Kali Cakung Grand dan terakhir di Pantai C2 Muara Angke yang berbatasan dengan Kali Adem yang lokasinya pas dengan Muara dan Kali tersebut."Jadi dalam sample di Pantai Muara Ancol itu terlihat adanya blooming, yakni peledakan tumbuhan fitoplankton, tumbuhan mikro renik yang tidak bisa dilihat mata harus menggunakan periskop. Nah tumbuhan dan ikan itu saling bersaing untuk mendapatkan oksigen, sehingga air tidak ada oksigen, dan ikan mati karena kekurangan oksigen," ungkapnya.
Karena tercemar limbah rumah tangga
Spekulasi lain, ikan-ikan itu mati karena pencemaran limbah. Kuat dugaan, limbah itu dari rumah tangga."Karena biasanya dari sekian persen, limbah rumah tangga yang paling dominan. Lebih dari 70 persen. Itu lah yang menjadi rekomendasi seperti apa penanganan limbah rumah tangga. Karena dari industri hanya sekitar 17 persen, kecil sekali. Berarti kan kita penindakannya sudah sangat cukup terhadap industri khususnya yang berada di sekitar Pantai Ancol," kata Kepala BPLH DKI, Jaenudin.Ditambah kan Tati, dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, dugaan sementara, ikan-ikan itu mati karena berkembangnya Fitoplankton yang tumbuh dari nutrient yakni limbah rumah tangga."Ini diduga karena Fitoplankton dan ikan saling berebut oksigen. Fitoplankton ini awal kondisinya mati suri di bawah laut sampai akhirnya dia menerima asupan nutrient yakni limbah rumah tangga seperti detergen. Yang akhirnya berkembang dan mengambil semua oksigen. Hingga akhirnya ikan mati," kata Tati di Ancol, Senin (1/12).Tati menjelaskan, saat nutrient tinggi, bersamaan pula sinar matahari bertambah panas, yang mengakibatkan berkembang biak Fitoplankton semakin pesat dan menjadi blooming atau peledakan."Suhu Rabu lalu 34 derajat sampai Kamis suhu naik jadi 35 derajat, sehingga ada intensitas cahaya yang membuat mereka (fitoplankton) bisa berfotosintesa. Dan ini sepertinya kejadian peledakan hari Kamis lalu, hanya saja baru kemarin ini ikan terlihat mati," ungkapnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berton-ton bangkai ikan yang menyelimuti pelabuhan wisata populer di Yunani ini mengeluarkan bau busuk menyengat.
Baca SelengkapnyaSementara itu, teman Udin sekaligus ojek online, Mumu, menimpali bahwa jumlah ikan yang hanyut mencapai ratusan.
Baca SelengkapnyaNelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.
Baca SelengkapnyaGelombang panas brutal yang melanda Vietnam turut menimbulkan bencana ekologi dengan matinya ratusan ribu ikan di sebuah waduk.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan Ikan Pari Jawa yang telah secara resmi dinyatakan punah.
Baca SelengkapnyaBangkai ikan besar ini masih berada di tepi pantai dan menanti tindakan lebih lanjut dari instansi yang berwenang.
Baca SelengkapnyaKurangnya penanganan sampah secara maksimal, ditambah dengan pencemaran limbah yang membuat air laut semakin hitam telah merugikan para nelayan.
Baca SelengkapnyaKemunculan plankton maupun alga telah mengubah air menjadi hijau terang dan membunuh kehidupan laut.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim menyebabkan musim kemarau panjang melanda Meksiko dengan suhu meningkat melebihi 40 derajat celcius.
Baca SelengkapnyaCuaca panas ekstrem dapat mengancam kehidupan di bumi.
Baca SelengkapnyaPenampakan itu disebut horor oleh sebagian orang. Bahkan, ada yang mengaitkannya sebagai pertanda yang tidak baik.
Baca SelengkapnyaSejak 1870 populasi ikan Pari Jawa berkurang. Hal ini menjadi bukti konkretnya.
Baca Selengkapnya