Muncul cerita-cerita unik di balik penggusuran Kampung Pulo
Merdeka.com - Pembongkaran Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, menyisakan sejumlah cerita pasca-pembongkaran. Selain kerusuhan terdapat juga cerita-cerita unik.
Kemunculan sesosok pria di tengah pembongkaran sempat menarik perhatian. Belum lagi ada cerita makam kramat di wilayah tersebut.
Khusus untuk makam Gubernur Basuki T Purnama menegaskan tak akan melakukan penggusuran. Dia menuding ada pihak yang sengaja melempar isu tersebut.
-
Siapa yang mencuri perhatian? Putri Assegaf, istri Briptu Mustakim, berhasil mencuri perhatian netizen. Ia adalah seorang Bhayangkari yang dikenal karena kecantikannya dan gaya berpakaiannya yang modis dengan hijab dan busana berwarna cerah.
-
Apa yang ditemukan pria itu? Seorang pria asal Australia bernama David Hole tidak sengaja menemukan benda aneh saat ia sedang menggali emas. Penemuannya itu diketahui sejak 2015 dan melebihi emas yang sedang dicarinya. Apa yang ia temukan? Mengutip Indy100, Senin (27/11), David saat itu sedang menggali emas di Maryborough Regional Park, dekat Melbourne.
-
Dimana mayat pria itu ditemukan? Kisah dimulai ketika mayat pria tersebut ditemukan di samping jalur kereta api di Sofia pada tanggal 3 September.
-
Apa yang ditemukan oleh pria itu? Seorang pria asal Meksiko menemukan salah satu bongkahan emas terbesar yang pernah ada di belahan bumi Barat, dengan berat sekitar 12 kg.
-
Dimana pria itu menemukan batu? Seorang pria asal Australia bernama David Hole tidak sengaja menemukan benda aneh saat ia sedang menggali emas. Penemuannya itu diketahui sejak 2015 dan melebihi emas yang sedang dicarinya. Apa yang ia temukan? Mengutip Indy100, Senin (27/11), David saat itu sedang menggali emas di Maryborough Regional Park, dekat Melbourne.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia itu? Awalnya, HP yang sedang melintas melihat adanya kerangka manusia dalam posisi terlentang tergeletak di lahan kosong.'HP kemudian memberitahukan ke sekuriti kompleks,' ucap dia.
Kini permukiman warga itu sudah rata dengan tanah. Sebagian warga akhirnya mau direlokasi ke Rusunawa Jatinegara Barat.
Berikut cerita-cerita unik di balik pembongkaran:
Muncul Eki Pitung
Pria dengan ciri khas peci merah ini selalu muncul mendampingi korban penggusuran seperti yang terjadi di Tanah Abang dan Kampung Pulo. Dia adalah Muhammad Rifky (45), warga Rawa Belong, Jakarta Barat. Pria yang akrab disapa Eki ini mengaku memang asli Jakarta alias Betawi. Karena sering berpenampilan khas Betawi, dia juga kerap dipanggil Eki Pitung.Eki menjelaskan, dirinya memang asli ber-KTP di Kampung Pulo. Namun dia mengakui, saat ini sudah tinggal di Rawa Belong sejak 15 tahun lalu pindah dari Kampung Pulo."Bahkan KTP saya masih RW 8 Kampung Pulo, karena enggak pernah saya ubah. Kalau Pilkada, Pilpres saya nyoblos di Kampung Pulo. Masih banyak saudara banyak teman di situ," kata Eki saat dihubungi merdeka.com, Minggu (23/8).Lalu apa hubungannya Eki Pitung dengan penggusuran Tanah Abang beberapa waktu lalu? Dia menjelaskan bahwa di Tanah Abang juga banyak saudaranya tinggal."Saya enggak pernah mengakui sebagai warga Tanah Abang. Bang Ucu, paman saya tinggal di situ. Ketika kasus kaki lima tanah abang 2013, saya pernah membantu mereka ketika diusir oleh Ahok juga. Saya sebagai Aktivis Betawi hanya keterpanggilan melihat orang minta tolong," terang dia.
Sempat muncul kabar rumah tak bisa dibongkar
Keanehan terjadi saat petugas hendak membongkar salah satu rumah di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Rumah dua lantai milik pasangan Musa (alm) dan Nani itu gagal dirubuhkan karena mesin alat berat tiba-tiba mati. Namun keanehan itu dibantah oleh ketua RT 11 RW 3 Kampung Pulo, Husein."Bukannya enggak bisa digusur atau gimana ya. Tapi emang kabar burung omongannya warga cepat banget nyebarnya. Bilangnya mesinnya mati, wallahu alam lah," ujar kepala RT 11 RW 03, Husein ketika ditemui lokasi penggusuran, Jakarta Timur, Sabtu (22/8).Menurut Husein, sebenarnya, rumah itu awalnya hendak dibongkar, namun kata lurah, pembongkaran ditunda karena ada bangunan lain yang menempel di rumah itu yang tidak kena penggusuran."Lurah juga kemaren ngomong. Kalau misalnya enggak bisa di garuk pake bekho (excavator) bakal dibongkar manual," jelas Husein.Sementara itu di tempat yang sama, Kasatpol PP DKI Kukuh Hadi menegaskan akan mengecek hal tersebut terkait menyatunya tembok rumah Musa dengan dengan tetangga."Nanti kita cek, kalau memang menempel satu bangunan, kita liat dulu apa nanti di bongkar manual," katanya.
Ada makam kramat berusia 260 tahun
Suara Front Pembela Islam (FPI) muncul di tengah pro kontra penertiban hunian di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Mereka berdalih tak ada niat lain, selain menyuarakan permohonan warga agar makam kiai di sana tak dibongkar."Ini tidak ada kepentingan, masyarakat meminta makam keramat dan musala enggak dibongkar," ujar salah satu pimpinan FPI, Habib Moch Zein Bin Zeid Alatas, di Polda Metro Jaya, Jumat (21/8).Zein mengatakan, di wilayah Kampung Pulo ada tujuh makam yang merupakan makam habib dan para kiai. Makam itu sudah sejak lama ada di sana."Sekitar 260 tahun," katanya.FPI mengaku semalaman berada di lokasi setelah penertiban. Di sanalah mereka mendapat keluhan warga."Pada intinya kami dari FPI nggak terlibat apa apa di Kampung Pulo. Kami menyampaikan saja apa yang diinginkan warga. Ini kerjasama yang baik. Kita sampai jam 2 malam, Kapolda juga ke lokasi. Kami sampaikan keinginan masyarakat. Pihak kepolisian bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa," harapannya.Oleh karena itu, tambah Zein, pihaknya mengharapkan kerjasama yang baik dari kepolisian untuk menjaga dan mengamankan makam tersebut. "Kita dari pusat, kita beri tugas ke kepolisian untuk mengamankan hal ini," pungkasnya.Sementara itu, di tempat yang sama, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal, mengharapkan FPI bisa ikut serta menjaga kondisi agar kondusif. "Semoga silahturahmi ini akan terus ada di awal momen Kampung Pulo. Mereka ikut menciptakan kondusif," tambahnya.
Warga buru-buru selamatkan pagar besi
Satu per satu hunian warga di Kampung Pulo, Jakarta Timur, terus dirobohkan petugas Satpol PP DKI Jakarta. Bila sebelumnya warga melawan, kali ini sebagian memilih menyelamatkan barang-barang yang masih bisa dipakai kembali.Seperti yang dilakukan Rohaya, warga RW 3/RT 4 Gang V, Kampung Pulo. Dia tampak membawa pagar besi yang menempel di tembok rumahnya."Sudah dipindahin barangnya sebagian ke rumah saudara seminggu yang lalu. Ini bongkar bagian yang bisa diambil aja," katanya saat ditemui di lokasi, Kamis (20/8).Rohaya mengaku sebenarnya dia bersedia digusur. Tapi harus ada konsekuensi-nya, berupa ganti rugi uang. Apalagi, katanya, dia merasa rugi karena rusun yang diberikan hanya satu unit."Mau nempatin Rusun. Tapi saya cuma dapat ganti rusun satu aja," tuturnya.Dia ingin menggugat haknya secara hukum. Namun sebagai masyarakat sipil biasa, Rohaya mengaku tak tahu bakal mengadu pada siapa."Maunya sih lewat jalur hukum. Tapi gak tak bakal nyelesain ke mana. Harusnya dapat 7 rusun. Kan perjanjiannya yang dirusak kalau lebih dari 100 dapat 3 unit. Ini dapatnya satu. Tanah saya 186 meter yang dihancurkan," pungkasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lengkap dengan penanda nisan seperti makam baru, namun gundukan tanah misterius itu berada bukan di kompleks pemakaman.
Baca SelengkapnyaSeorang perwira militer Australia kaget setengah mati lihat seorang tahanan PKI berkali-kali ditembak tak mempan oleh TNI.
Baca SelengkapnyaSaat ini proses identifikasi masih berlangsung oleh tim RS Cipto Mangunkusumo.
Baca SelengkapnyaKeberadaan makam keramat palsu ini sempat viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKini, kampung itu hanya menyisakan rumah yang terbengkalai. Beberapa rumah tampak sudah ambruk.
Baca SelengkapnyaBanyak warga lokal yang baru tahu jika bangunan tersebut adalah makam.
Baca Selengkapnya"Korban diduga meninggal dunia sudah kurang lebih dari 1 minggu," kata Kapolsek Cilincing Kompol Fernando
Baca SelengkapnyaKonon apabila ada pejabat yang datang ke sana, ia akan langsung turun pangkat atau dipindahtugaskan.
Baca SelengkapnyaSelain kondisi jalan yang memang tanpa penerangan, keengganan warga melewati rute sepanjang sekitar 7 km itu lantaran cerita seramnya di masa silam
Baca SelengkapnyaPenemuan mayat tanpa identitas dalam kondisi termutilasi ditemukan di Kampung Bantar Limus
Baca SelengkapnyaSampai sekarang belum diketahui secara pasti kisah dari bebatuan yang penuh misteri ini.
Baca SelengkapnyaGunung Slamet memiliki mitos yang berkembang di tengah masyarakat sekitar maupun para pendaki
Baca Selengkapnya