Mungkinkah Gita korban amburadulnya sistem UN?
Merdeka.com - Raut wajah Gita Saraswati (17) masih terlihat sedih saat menceritakan hasil ujian nasional (UN). Ia dinyatakan tidak lulus karena nilai ujian Bahasa Indonesia-nya hanya 0,82.
Hasil UN ini di luar perkiraannya. Sebab, ia merasa saat UN mampu mengerjakan soal Bahasa Indonesia dengan mudah.
Jauh sebelum UN digelar, ia sudah giat belajar. Gita mengaku telah mempersiapkan semuanya untuk mengikuti UN. Salah satunya belajar Bahasa Indonesia dengan rajin.
-
Kenapa Lesti tidak lulus kuliah? Lesti diketahui pernah menempuh pendidikan kuliah di jurusan Public Relation atau Hubungan Masyarakat. Akan tetapi, Lesti tak lulus mata kuliah Bahasa Inggris di jurusan tersebut. 'Gimana nih anak PR engga bisa bahasa Inggris,' ujar Boy William kepada Lesti di acara YouTube Nebeng Boy.
-
Gimana Atta bisa lulus SMA? Atta Halilintar mengucapkan terima kasih kepada para guru yang berdedikasi serta kepada ibunya, Yayah, yang selalu mendorongnya untuk menyelesaikan paket B SMP. Ia juga berterima kasih kepada seluruh keluarga yang selalu mendukungnya dalam setiap langkah hidupnya.
-
Bagaimana siswa bisa mencapai prestasi? Diperlukan usaha yang keras, strategi yang tepat, dan komitmen yang tinggi agar impian tersebut dapat terwujud.
-
Apa alasan adik Pegi Setiawan gagal masuk SMAN 1 Margahayu? Adik Pegi Gagal Masuk SMA Beberapa waktu lalu, Dedi melalui media sosialnya mengungkap pertemuan pribadi dengan ayah Pegi Setiawan. Dalam kesempatan itu, ayah Pegi mengadu soal nasib sang putri bungsu lantaran baru saja gagal memasuki sekolah impian. Padahal, SMAN 1 Margahayu jaraknya tak jauh dari kediamannya. 'Sekarang si bungsu masuk SMA, masuk ke SMAN 1 Margahayu karena didaftarkan guru tapi zona rapor enggak masuk, zona lokasi enggak masuk padahal jaraknya 1 kilometer,' ujarnya.
-
Kenapa siswa mendapat nilai rendah? Setelah terbongkar sering tidur di kelas, wajar jika nilainya rendah
-
Siapa yang membantu adik Pegi Setiawan setelah gagal masuk SMAN 1 Margahayu? Melihat nasib adik bungsu dari Pegi membuat Dedi trenyuh. Seketika, dia memberi solusi dengan memberi bantuan berupa biaya sekolah adik Pegi selama tiga tahun. Dedi mengungkap, rezeki tersebut tak lain datang dari kebaikan sang putra, Pegi Setiawan.
"Gita tidak bisa terima. Gita yakin bisa jawab soalnya. Minimal 20 soal saya bisa jawab, apalagi itu kan mata ujian hari pertama, boleh tanya orangtua, saat itu Gita benar-benar fokus belajar. Kok nilainya cuma 0,82," kata Gita, siswi SMA Negeri 15 ini, Rabu (29/5) kemarin.
Sebelum ada pengumuman resmi dari sekolahnya, ia sebelumnya sudah mengecek hasil kelulusan lewat online. Karena di Medan tidak bisa lewat online, dia bersama orangtuanya mengecek lewat situs milik Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Ia kemudian memasukkan nomor pesertanya 01 015 228 5. Hasilnya dinyatakan lulus, nilai ujian Bahasa Indonesianya pun 8,6.
"Medan belum ada sistem online seperti ini, makanya kita coba milik Surabaya ini, karena menurut kami, nomor ujian ini kan tidak ada yang sama di seluruh Indonesia. Tapi, memang nilainya beda semua," ucap Dian Permana Sari, ibu Gita.
Hati Gita semakin yakin karena ia menilai dirinya mampu mengerjakan soal Bahasa Indonesia. Di tambah prestasi di sekolah ia selalu berada peringkat 5 besar di kelasnya. Terakhir dia menempati ranking 3 pada kelas 3 IPS 1 SMA Negeri 15 Medan.
Lantas Gita menceritakan nilai rapornya selama ini. "Rasanya enggak pernah 7, selalu 8 ke atas, tapi pastinya Gita lupa karena rapor Gita ada di rumah," ucap Gita.
Selain soal nilai rapor selama ini, menurut Gita, tidak ada perlakuan berbeda antara dia dan teman-temannya saat ujian Bahasa Indonesia berlangsung pada Senin (15/4). "Tidak satu pun dari kami dapat kunci jawaban," ucapnya yakin.
Kini, perjuangan Gita sedikit mendapat angin segar. Dinas Pendidikan Kota Medan berencana meninjau ulang nilai Bahasa Indonesia milik Gita. "Ya bisa diubah kalau nanti sudah dilihat dan dicek," kata Murgap Harahap, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Medan, kepada merdeka.com.
Namun, dia menyatakan pengecekan tidak bisa dilakukan di Dinas Pendidikan Medan. Alasannya panitia UN di Sumut adalah Universitas Negeri Medan (Unimed). "Itu tidak ada di kami. Yang bersangkutan datang saja ke Unimed, di sana semua lembar jawaban itu. Jadi bisa dicek di sana," ucap Murgap. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sesampainya di rumah, adiknya yang baru duduk di kelas 4 SD bahkan memberikan bucket jajan yang dibuat dengan mengumpulkan uang jajannya sendiri.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Cyla juga mengikuti tes di sekolah yang dituju. Tes kemampuan dilakukan secara tertutup.
Baca SelengkapnyaPerjuangan keras harus ia lalui untuk bisa masuk di salah satu kampus terbaik di Indonesia itu.
Baca SelengkapnyaMutiara mengaku saat itu percaya diri saat mendapat undangan untuk tes SNMPTN.
Baca SelengkapnyaMereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
Baca SelengkapnyaSaat ia meminta izin pada orang tuanya, mereka mengaku tidak punya uang untuk membiayai kuliah
Baca SelengkapnyaKegagalannya itu justru mengantarkannya pada pintu keberuntungan lainnya.
Baca Selengkapnyaselain D, ada juga puluhan siswa di SMA Negeri 2 Maumere dipulangkan pihak sekolah lantaran menunggak uang SPP.
Baca SelengkapnyaSeorang orang tua mengaku pusing dengan alur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Garut, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaPihak keluarga menyebut kasus perundungan di dunia pendidikan pencetak dokter ini sebagai fenomena gunung es.
Baca SelengkapnyaKisah prajurit cantik TNI AD yang sempat berkali-kali gagal tes akhinya bisa dilantik Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaUlfa mampu membuktikan bahwa anak yang lahir dari keluarga ekonomi sederhana bisa bersaing dengan lulusan lainnya.
Baca Selengkapnya