Murid bunuh guru, Mendikbud minta sekolah maksimalkan bimbingan konseling
Merdeka.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi mengaku terkejut sekaligus terpukul atas penganiayaan seorang guru SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Jawa Timur yang dilakukan siswanya hingga tewas.
"Pelaku memang harus menanggung akibat dari perbuatannya, tetapi juga harsu ada ikhtiar agar pelaku tidak sampai kehilangan masa depannya," kata Mendikbud yang dihubungi dari Malang, Jawa Timur, seperti dilansir Antara, Jumat (2/2).
Ia mengatakan dari segi hukum, sepenuhnya menjadi wewenang aparat penegak hukum dan pengadilan. Sedangkan dari segi pendidikan, bagaimanapun juga pendekatan edukatif tetap harus dilakukan.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
-
Kenapa guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Siapa yang membacok guru di Demak? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
-
Apa yang dilakukan siswa terhadap gurunya? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengemukakan dalam berbagai kesempatan dirinya selalu mengingatkan jika ada kejadian negatif yang luar biasa seperti yang terjadi di Sampang itu. Sekolah harus betul-betul memfungsikan keberadaan Bimbingan Konseling (BK) di sekolah.
Setiap sekolah, katanya, harus memiliki data yang akurat dan analisis yang cermat terhadap sifat dan perilaku masing-masing siswa. Selanjutnya, memberikan perhatian dan penanganan khusus terhadap siswa yang memiliki sifat dan kecenderungan berperilaku menyimpang.
"Kecenderungan ini tidak banyak, namun harus tetap menjadi perhatian kita bersama," ujarnya.
Menurut pengurus PP Muhammadiyah itu, sebenarnya secara kelembagaan sudah ada peta sekolah yang berada di daerah rawan perkelahian, rawan peredaran obat terlarang, rawan vandalisme dan lainnya. "Namun, kasus di Sampang ini sifatnya sangat individual," ucapnya.
Penganiayaan terhadap guru kesenian SMA Negeri 1 Torjun Sampang bernama Budi Cahyono yang dilakukan oleh muridnya berinisial HI terjadi, Kamis (1/2) sekitar pukul 13.00 WIB.
Saat itu, Budi sedang mengajar bidang studi kesenian dan HI tertidur di kelas itu. Sang guru langsung mendatangi HI yang tidur itu dan mencoret mukanya dengan tinta. Namun, HI tiba-tiba memukul sang guru. Pelaku juga mencegat sang guru setelah pulang sekolah dan memukul korban.
Sesampainya di rumah, korban langsung pingsan, sehingga dirujuk ke RS Dr Soetomo di Surabaya. Akan tetapi, nyawa sang guru tidak terselamatkan, dan ia meninggal di Rumah Sakit.
Beberapa jam setelah meninggalnya sang guru, HI ditangkap di rumahnya di Dusun Brekas, Desa Torjun, Kecamatan Torjun, Sampang, sekitar pukul 24.00 WIB. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus dugaan pengancaman itu terungkap setelah pesan percakapan siswa bocor.
Baca SelengkapnyaMuhadjir juga mengingatkan agar guru dan pimpinan sekolah senantiasa mengedukasi siswa dan siswi tentang buruknya praktik perundungan.
Baca SelengkapnyaRegulasi perlindungan guru dalam undang-undang tersebut juga memiliki aturan turunan.
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti mengaku masih perlu ada pembahasan lebih lanjut perihal perlindungan terhadap para tenaga pengajar.
Baca SelengkapnyaDisdik Sukabumi berkoordinasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pengawas terkait permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaLangkah yang dilakukan yakni penanganan yang mengedepankan keadilan restoratif.
Baca SelengkapnyaKurikulum baru nantinya akan membuat siswa lebih sibuk melakukan kegiatan kemanusiaan.
Baca SelengkapnyaNadia menegaskan, Kemenkes tidak sungkan menindak tegas dokter senior pelaku bullying.
Baca SelengkapnyaBudi mengatakan, peristiwa dokter muda bunuh diri karena dibully senior sebetulnya bukan hanya kali ini saja.
Baca SelengkapnyaPolres Demak masih melakukan proses pengejaran kepada pelaku.
Baca SelengkapnyaDikatakan bahwa pihak sekolah yang diperiksa tersebut mulai kepala sekolah, guru, hingga sejumlah murid yang merupakan rekan korban.
Baca SelengkapnyaTemuan ini berdasarkan hasil screening mental terhadap dokter PPDS.
Baca Selengkapnya