Musala Kiai Damar adalah makam penyiar agama Islam di era Wali Songo
Merdeka.com - Musala Kiai Damar yang selamat meski dikepung oleh semburan api yang membakar Pasar Johar dan Pasar Yaik namun tidak ikut terbakar ternyata menyimpan rahasia sejarah. Di belakang musala itu terdapat makam seorang penyiar agama Islam di era Wali Songo.
Di belakang musala terdapat tiga buah makam yang salah satunya merupakan makam Kiai Damar. Jaraknya sekitar 5 sampai 7 meter di belakang musala.
"Kalau makam ini, yang dipucuk batu nisannya lancip (tajam) ini makam Kiai Damar. Sedangkan dua batu nisan yang tidak lancip atau tumpul di tengah makam Nyai Damar (sang istri) dan keponakan Kiai Damar," ungkap Mbah Hardi Susanto yang merupakan juru kunci makam dan marbot musala Kiai Damar di Kampung Sumeneban, Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah Minggu (10/5) siang tadi.
-
Dimana letak Makam Kyai Damar? Pada kawasan padat penduduk di pusat Kota Semarang, terdapat makam seorang tokoh agama masa lampau yang dikenal warga dengan nama 'Kyai Damar'.
-
Dimana makam tersebut berada? Situs yang terletak di kota bersejarah Huainan tersebut adalah makam terbesar, tingkat tertinggi, dan paling kompleks secara struktural dari Negara Bagian Chu kuno, dan berusia lebih dari 2.200 tahun, kata National Cultural Heritag.
-
Dimana lokasi makam kaisar? Makam kaisar kuno yang memerintah dari tahun 221 SM hingga 210 SM tersebut terletak di Distrik Lintong, Xi’an, Shaanxi.
-
Dimana makam tersebut ditemukan? Mastaba ini ditemukan di antara Abusir dan Saqqara, di wilayah piramida selatan Kairo, yang telah menjadi pusat penelitian arkeologi yang menarik bagi para ilmuwan dan sejarawan.
-
Dimana makam itu ditemukan? Makam ini terletak di dalam situs arkeologi Vulci, yang berada di antara kotamadya Montalto di Castro dan Canino di wilayah Lazio tengah.
Selain makam Kiai Damar, sang istri dan keponakan, awalnya juga ada makam warga lainnya. Saat penjajahan Jepang dan Belanda, jika warga Kota Semarang akan dimakamkan di pemakaman umum Bergota, Kota Semarang di Jalan Kiai Saleh selalu dihadang oleh penjajah.
"Semua keranda yang melintasi Lawang Sewu yang menjadi markas dan tempat penyiksaan warga Indonesia digeledah. Karena sang penjajah Belanda maupun Jepang saat itu khawatir di dalam keranda ada senjata. Sehingga warga jika meninggal dikuburkan di sekitar makam Kiai Damar," ucapnya.
Namun saat ini, atas izin ahli waris makam warga langsung ditutup dengan lantai tanpa diberi batu nisan satu pun kecuali makam Kiai Damar, Nyai Damar dan sang keponakan.
Uniknya, selain musala dan makam Kiai Damar yang tidak terbakar saat tragedi kebakaran Pasar Johar dan Pasar Yaik kemarin, sejumlah rumah di perkampungan di Kampung Sumeneban, Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah juga ikut tidak terbakar.
"Kiai Damar nampaknya ikut melindungi warga di sini," selorohnya.
Nama Kiai Damar, konon menurut Mbah Hardi Susanto, adalah utusan Wali Songo dari kerajaan Demak. Kiai Damar bernama asli Raden Dipo Pamulyo ini adalah keturunan atau masih keturunan raja Demak saat itu.
Sesudah kepemimpinan Wali Songo berganti, R Dipo Pamulyo inilah yang mendapat titah atau perintah dari keturunan Wali Songo untuk menghidupkan 'sentir' atau 'damar' (dalam bahasa indonesia berarti lampu) untuk menerangi beberapa musala, masjid dan surau.
"Tak tanggung-tanggung menghidupkan damar atau sentirnya banyak musala, masjid dan surau sepanjang mulai dari Demak sampai di Ungaran, Kabupaten Semarang," ungkapnya.
Menyulut damar-nya tidak dalam waktu berhari-hari. Namun, dalam hitungan detik semua damar atau lampu penerangan berupa sentir di semua masjid, musala dan surau sepanjang jalan atau kawasan Demak hingga Ungaran bisa menyala bersamaan.
"Kalau begitu kan Kiai Damar itu mempunyai ilmu kanuragan yang ampuh. Bayangkan, dalam waktu sekian detik semua masjid, musala dan surau menyala bersamaan," ungkapnya sambil terheran-heran.
Para perangkat desa setempat zaman Belanda dan Jepang lalu mendirikan musala itu untuk mengabadikan Mbah Damar yang makamnya ada di tempat itu. Makam sang istri dan ponakannya juga disandingkan di dekat musala tersebut.
Sampai kini mengapa perkampungan Damaran, musala dan makam Kiai Damar beserta istri dan keponakannya tidak ikut terbakar menjadi buah bibir di sekitar Kampung Damaran yang berada di sekitar Kawasan Pasar Johar dan Pasar Yaik yang terbakar. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap
Baca SelengkapnyaMakam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.
Baca SelengkapnyaDi masa silam Sunan Kalijaga pernah aktif berdakwah di Cirebon dan meninggalkan petilasan sekitar 1 kilometer dari terminal Harjamukti.
Baca SelengkapnyaSemasa hidupnya, Ki Ageng Kiringan punya banyak karomah. Ia juga meninggalkan banyak peninggalan yang masih bisa dijumpai sampai sekarang.
Baca SelengkapnyaSebagian masyarakat yakin makam Sunan Kalijaga ada di Kadilangu Demak, tapi ada juga yang yakin makam sesungguhnya Sunan Kalijaga ada di Tuban.
Baca SelengkapnyaTradisi Mando’a Pusaro merupakan tradisi ziarah ke makam Tuanku Madinah yang dilakukan oleh masyarakat Padang Pariaman.
Baca Selengkapnyabanyak dari makam di kompleks makam kuno itu yang berasal dari tahun 1400-an akhir hingga 1500-an awal.
Baca SelengkapnyaBanyak orang berziarah ke makam Syekh Mudzakir yang terapung di kawasan Pantai Sayung, Demak.
Baca SelengkapnyaMakam yang berada di Desa Simpang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi ini lokasinya sangat dekat dengan aliran Sungai Batanghari.
Baca SelengkapnyaUlama tersebut juga sempat mendirikan pesantren di Purwakarta
Baca SelengkapnyaSosoknya sudah menyebarkan ajaran Islam di Kediri jauh sebelum era Wali Songo.
Baca SelengkapnyaUlama ini datang ke Tuban jauh sebelum era Wali Songo
Baca Selengkapnya