Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Musim Bakar Hutan Lahan di Bumi Sriwijaya Terus Terulang

Musim Bakar Hutan Lahan di Bumi Sriwijaya Terus Terulang Karhutla di Ogan Ilir Mendekat ke Permukiman, 4 Heli Dikerahkan untuk Pemadaman. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menjadi ancaman bagi Provinsi Sumatera Selatan setiap musim kemarau. Setelah korporasi dan masyarakat membuka kebun, kini pembukaan kawasan perumahan menjadi faktor munculnya karhutla.

Sepanjang Januari-Mei 2022, karhutla di Bumi Sriwijaya tercatat mencapai 472,07 hektare. Sebaran lahan terbakar berada di Ogan Komering Ilir seluas 90 hektare, Musi Rawas Utara dan Ogan Komering Ulu (masing-masing 83 hektare), dan Musi Banyuasin (68 hektare).

Kemudian disusul Ogan Ilir (53 hektare), Penukal Abab Lematang Ilir (43 hektare), Muara Enim (30 hektare), Musi Rawas (10 hektare), serta Lahat dan OKU Selatan masing-masing seluas 5 hektare.

Luasan karhutla di awal tahun ini meningkat dari periode yang sama pada tahun lalu seluas 100,90 hektare. Artinya terjadi kenaikan drastis hingga mencapai empat kali lipat.

Sementara sepanjang 2020, tercatat 626 hektare lahan terbakar. Dibanding tahun itu, karhutla di tahun ini lebih rendah. Namun, tidak menutup kemungkinan bisa lebih besar karena baru saja memasuki puncak musim kemarau hingga September nanti.

Jika dibanding tahun 2019, karhutla di tiga tahun terakhir terbilang tidak apa-apanya. Di tahun itu, karhutla di Sumsel tercatat 967,25 hektare. Luasnya areal yang terbakar menimbulkan kabut asap pekat sepanjang hari dalam kurun waktu hampir selama tiga bulan.

Aktivitas masyarakat, transportasi laut, darat, dan penerbangan terganggu karena jarak pandang berkurang. Belum lagi dampak kesehatan masyarakat yang dikeluhkan selama tahun itu.

Areal karhutla yang terbilang 'minim' pada 2020, 2021, dan 2022, cenderung akibat pengaruh cuaca. Selama tiga tahun berturut-turut, musim kemarau disebut basah sehingga masih terjadi hujan di saat kemarau.

Ada juga faktor lain, semisal kesigapan satgas karhutla yang dibentuk pemerintah setempat dalam menangani dan mengendalikan titik api. Belum lagi pemadaman melalui udara atau water boombing di lokasi sudah terjangkau.

Ancaman karhutla terus terjadi lantaran 300 desa di sembilan kabupaten di provinsi itu ditetapkan rawan karhutla. Dari jumlah itu, 100 desa di antaranya mendapat perhatian serius karena mayoritas memiliki lahan gambut. Semuanya berada di empat kabupaten, yakni di Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, dan Banyuasin.

Bahkan, Dinas Kehutanan setempat menyebut 67 persen dari 97 ribu kilometer persegi luasan wilayah Sumsel masuk dalam kategori tingkat tinggi rawan karhutla. Banyaknya areal gambut yang mencapai 1 juta hektare diklaim menjadi penyebab utamanya.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto mengungkapkan, karhutla akibat disengaja yang bertujuan pembukaan lahan dan kebun. Ironisnya, banyak lahan yang terbakar untuk membuka lahan pembangunan perumahan.

"Ada pergeseran tujuan, sekarang ditemukan lahan sengaja dibakar untuk proyek perumahan," kata Ferdian belum lama ini.

Dia memperkirakan karhutla akan semakin luas selama tiga bulan ke depan seiring memasuki puncak musim kemarau. Hal ini perlu disikapi agar bisa diminimalisir terjadinya kabut asap.

"Terus sosialisasi dan tentunya pembasahan lahan mesti dilakukan," kata dia.

Kabid Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori menjelaskan, empat daerah, yakni Kabupaten Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Penukal Abab Lematang Ilir, telah ditetapkan berstatus siaga darurat karhutla 2022. Sementara 8 daerah lain yang juga langganan terjadi karhutla masih menunggu penetapan status.

Dengan adanya status tersebut, dibentuk juga satuan tugas mulai dari tingkat provinsi hingga desa, terlebih desa menjadi langganan karhutla. Upaya lain juga tengah dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna membasahi lahan gambut dan bantuan helikopter dari pusat untuk patroli dan pemadaman udara.

Menurut dia, penanganan dini perlu dilakukan agar pemetaan lokasi mudah terbakar dan api tidak semakin meluas. Hal ini belajar dari karhutla hebat pada 2015 dan 2019.

"Sekecil apapun adanya api bisa segera ditanggulangi, jangan sampai keburu meluas baru dipadamkan," ujarnya.

Dia mengakui kebakaran lahan ditimbulkan akibat ulah manusia dengan tujuan pembukaan lahan. Dia berharap kebiasan itu segera dihentikan karena berdampak negatif bagi lingkungan dan kualitas udara di provinsi itu.

"Masyarakat bisa menyudahi kebiasaan itu, perusahaan jaga lahannya, jangan lalai," kata dia.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, musim kemarau di Sumsel mulai terjadi pada dasarian dua Juni 2022. Sedangkan puncak kemarau terpadi pada Juli-September 2022 dengan intensitas hujan di bawah 50 mm.

"Kewaspadaan perlu ditekankan agar karhutla bisa dicegah, tidak meluas dan semakin sulit ditanggulangi," ujarnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Demi Kelabui Petugas, Ini Trik Licik Digunakan Warga Saat Bakar Hutan untuk Buka Lahan
Demi Kelabui Petugas, Ini Trik Licik Digunakan Warga Saat Bakar Hutan untuk Buka Lahan

Kondisi sebagian lahan di Sumsel mulai mengalami kekeringan. Hal ini sangat rawan terbakar saat kondisi panas yang diakibatkan musim kemarau.

Baca Selengkapnya
Warga Sumsel di Wilayah Ini Dilarang Keras Nyalakan Api, Ada Karhutla dan Kabut Asap Mengancam
Warga Sumsel di Wilayah Ini Dilarang Keras Nyalakan Api, Ada Karhutla dan Kabut Asap Mengancam

Secara keseluruhan luasan karhutla di Sumsel Januari-Juni 2023 seluas 1.129 ha atau berkurang dari periode yang sama pada 2022 di angka 2.222 ha.

Baca Selengkapnya
Karhutla di Sumsel Sekarang Lebih Parah Dibanding 2019, Ini Penyebabnya
Karhutla di Sumsel Sekarang Lebih Parah Dibanding 2019, Ini Penyebabnya

Karhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.

Baca Selengkapnya
Karhutla Mulai Marak di Sumsel, Puluhan Hektare Lahan Terbakar dalam Sehari
Karhutla Mulai Marak di Sumsel, Puluhan Hektare Lahan Terbakar dalam Sehari

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan
Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan

Dampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Dampak Karhutla Meluas, Udara di Palembang Mulai Tidak Sehat
Dampak Karhutla Meluas, Udara di Palembang Mulai Tidak Sehat

Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.

Baca Selengkapnya
Dua Helikopter Rusak dan Sumber Air Mengering, Pemadaman Karhutla di Sumsel Terkendala
Dua Helikopter Rusak dan Sumber Air Mengering, Pemadaman Karhutla di Sumsel Terkendala

Total sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.

Baca Selengkapnya
Karhutla Sumsel Meluas, Api Bermunculan di Wilayah Tiga Kabupaten
Karhutla Sumsel Meluas, Api Bermunculan di Wilayah Tiga Kabupaten

Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan semakin meluas. Selain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, api mulai bermunculan di Banyuasin.

Baca Selengkapnya
Curah Hujan di Sumsel Makin Berkurang, Daerah Rawan Karhutla Diminta Waspada
Curah Hujan di Sumsel Makin Berkurang, Daerah Rawan Karhutla Diminta Waspada

Seiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.

Baca Selengkapnya
6 Lokasi Karhutla di Sumsel Disegel, 5 di Antaranya Milik Perusahaan
6 Lokasi Karhutla di Sumsel Disegel, 5 di Antaranya Milik Perusahaan

Lahan milik perusahaan yang disegel luasnya mencapai ribuan hektare.

Baca Selengkapnya
Sumsel Diprediksi Tanpa Hujan hingga 67 Hari, Mayoritas Daerah Rawan Karhutla
Sumsel Diprediksi Tanpa Hujan hingga 67 Hari, Mayoritas Daerah Rawan Karhutla

BMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.

Baca Selengkapnya
229,54 Ha Hutan dan Lahan di Jambi Terbakar, Jenderal Bintang Satu Tuding Ini Penyebabnya
229,54 Ha Hutan dan Lahan di Jambi Terbakar, Jenderal Bintang Satu Tuding Ini Penyebabnya

Sebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.

Baca Selengkapnya