Musim Kawin, Komodo Cari Jodoh Bikin Geger Warga Manggarai NTT
Merdeka.com - Balai Besar KSDA NTT melalui Bidang KSDA Wilayah II, Seksi Konservasi Wilayah III bersama aparat Pemkab Manggarai Timur serta Yayasan Komodo Survival Program berjibaku menyelamatkan seekor biawak komodo (Varanus komodoensis ouwens) yang memasuki Kampung Tanjung, Desa Nanga Baras, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, Jumat (28/6) sekitar pukul 15.00 WITA.
Kepala BBKSDA NTT, Timbul Batubara mengatakan, informasi keberadaan komodo di kampung tersebut dilaporkan masyarakat setempat. Berdasarkan analisis perilaku, biawak komodo memasuki permukiman warga karena dalam proses penjelajahan untuk mencari pasangan saat musim kawin.
"Musim kawinnya antara bulan Juni sampai Agustus. Kondisi biawak komodo masih agresif saat diamankan," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (1/7).
-
Bagaimana komodo berkembang biak? Para ilmuwan pertama kali menemukan bahwa komodo (Varanus komodoensis) bisa melahirkan tanpa ada pejantan pada 2006.
-
Apa ciri khas komodo? Komodo dikenal sebagai hewan yang cukup agresif. Mereka tidak segan-segan menyerang jika merasa terancam atau lapar.
-
Siapa predator komodo? Komodo tidak memiliki musuh alami, kecuali manusia.
-
Dimana komodo hidup? Komodo, kadal terbesar, hidup di alam liar Indonesia.
-
Bagaimana komodo berburu? Komodo mampu melumpuhkan mangsanya dengan serangan cepat, diikuti oleh gigitan yang mematikan. Setelah menggigit mangsanya, komodo sering kali membiarkan mangsa tersebut lari dan menunggu hingga efek racunnya bekerja.
-
Kenapa komodo dianggap berbahaya? Komodo merupakan kadal terbesar di dunia yang mungkin tidak terlihat seperti kadal pada umumnya. Dengan tubuh dewasanya yang panjangnya mencapai hampir 10 kaki dan berat mencapai 300 pon, reptil raksasa ini telah menjalani kehidupan bersama manusia selama lebih dari satu juta tahun.
Untuk menghindari keramaian warga, petugas BBKSDA membawa komodo tersebut ke pusat informasi Komodo. Selanjutnya, petugas BBKSDA didampingi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Manggarai Timur melakukan pengambilan data biometrik melalui pengukuran dan penandaan.
"Pengukuran individu satwa komodo dan penandaan dilaksanakan pada hari Sabtu 29 Juni 2019 dengan data, jenis kelamin jantan, ID tag 000706D12C, panjang total 225 cm dan berat 33,8 kilogram, kondisi satwa sehat, serta umur telah memasuki fase dewasa," jelasnya.
Setelah diidentifikasi, komodo tersebut kemudian dilepasliarkan kembali pada Minggu (30/6) di Watu Pajung.
"Pertimbangannya di Watu Pajang merupakan habitat aslinya, dekat dengan pos pemantauan/pengamanan untuk memudahkan monitoring oleh petugas dan dekat dengan sumber makanan," katanya.
Ia menambahkan, pelepasliaran komodo telah dilengkapi dengan dokumen berita acara pelepasliaran satwa dilindungi dengan Nomor BA.169/K.5/BKWII/KSA/6/2019, tanggal 30 Juni 2019.
Reporter: Ola Keda
Sumber : Liputan6.com
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komodo-komodo itu hasil breeding di Lembaga Konservasi TSI I Cisarua.
Baca SelengkapnyaSeekor komodo terekam kamera berkeliaran di Golo Mori, Manggarai Barat, NTT. Lokasi penampakan komodo itu berjarak 11 Km dari Cagar Alam Wae Wuul.
Baca SelengkapnyaBerikut merdeka.com merangkum informasi tentang fakta menarik hewan komodo yang perlu Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaPara pelaku penyelundupan anak Komodo mengaku sudah lima kali melayani pesanan pembeli.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah cara unik hewan mencari pasangan hidupnya.
Baca SelengkapnyaSecara umum populasi Komodo meningkat dalam lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaAkibat gigitan komodo itu korban mengalami luka di kedua tangan dan paha kiri.
Baca SelengkapnyaLebih dekat dengan Dimas, banteng pejantan yang bakal kawini lima betina Taman Nasional Baluran.
Baca SelengkapnyaPenemuan ini belum pernah terjadi sebelumnya di dunia hewan.
Baca SelengkapnyaDalam rekaman video yang viral di media sosial, gorila itu tiba-tiba mengambil sebatang kayu dan melemparkannya sampai batas area pengunjung.
Baca SelengkapnyaWarga sekitar mengaku masih menjumpai keberadaan satwa macan di hutan Blora. Apakah itu benar?
Baca SelengkapnyaDua akor siamang dievakuasi dari rumah pemeliharanya dengan kondisi memprihatinkan
Baca Selengkapnya