Nadiem Sebut Sejak Ikuti PTM Anaknya Lebih Tenang dan Ceria
Merdeka.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menyebut anaknya menjadi lebih santun dan tenang sejak mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah.
"Sejak masuk sekolah lagi, saya melihat perilaku mereka menjadi lebih tenang dan santun," katanya melalui unggahan di Instagramnya, Sabtu (2/10).
Sebagai orang tua, Nadiem mengaku memahami risiko yang dirinya hadapi kala memutuskan untuk mengizinkan anaknya ikuti PTM terbatas di sekolah. Namun hal itu ia lakukan demi menomorsatukan perkembangan anak.
-
Bagaimana orang tua cegah demam berdarah anak? Ancaman infeksi demam berdarah pada anak bisa dicegah dengan peran aktif orangtua secara tepat. Pentingnya Peran Orangtua dalam Penanganan DBD pada Anak Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, dr. Imran Pambudi, MPHM, menyatakan bahwa kewaspadaan orangtua merupakan kunci keberhasilan dalam menangani kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada anak-anak.
-
Kenapa penting bagi anak untuk terbuka? Membangun komunikasi yang baik dan terbuka dengan anak-anak sering kali menjadi tantangan bagi banyak orang tua. Seiring bertambahnya usia, anak-anak mengalami berbagai perubahan emosional dan menghadapi tekanan dari lingkungan, baik di sekolah maupun dari teman-teman mereka. Tantangan ini sering kali membuat anak merasa enggan atau kesulitan untuk berbagi cerita, pikiran, atau perasaan secara jujur kepada orang tua.
-
Kenapa regulasi diri penting untuk anak? Itulah sebabnya regulasi diri dinilai penting untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam mengendalikan emosi dan tindakan, dalam proses belajar.
-
Bagaimana Nia menemani anak belajar? Nia menemani anak pertamanya, Mikhayla, mengerjakan PR, meskipun Nia sendiri bingung dengan aplikasi yang berbeda.
-
Kenapa anak tengah lebih berani mengambil risiko? Kepribadian anak tengah biasanya juga lebih tangguh dan berani. Mereka bahkan lebih mampi mengambil risiko dan menghadapi tantangan ketimbang kakak maupun adiknya. Hal ini karena anak kedua cenderung lebih terbuka sehingga mudah menyerap pengetahuan serta wawasan yang baru. Kemampuan ini membuat si tengah lebih mampu mengukur risiko, yang akhirnya membuat mereka lebih mudah melakukan pendekatan untuk menyelesaikan masalah.
-
Apa yang dilakukan orang tua murid ke anak Andika? Sang putra, mendapat makian dari salah satu orangtua siswa karena masalah sepele terkait mainan.
"Dan yang terpenting, mereka sekarang lebih ceria dalam kesehariannya. Tentu saya paham dengan risikonya karena pandemi masih berlangsung, tapi sebagai orang tua saya harus memprioritaskan perkembangan dan kebahagiaan mereka," tulisnya.
Sebelumnya Nadiem Makarim mengingatkan urgensi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah. Nadiem mengungkap potensi memudarnya capaian belajar (learning loss) dan memburuknya kesehatan psikis anak-anak Indonesia akan semakin besar jika Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terus berlangsung.
Ia mengatakan, satu generasi anak Indonesia kehilangan pembelajaran sampai 1,2 tahun imbas pandemi Covid-19.
“(Anak-anak) kemungkinan besar kehilangan antara 0,8 sampai 1,2 tahun pembelajaran. Jadi seolah-olah satu generasi kehilangan hampir setahun pembelajaran di masa ini,” ungkap Nadiem dalam keterangan tulis, Rabu (29/9).
Dilanjutkan Nadiem, banyak anak-anak terdampak kesehatan jiwanya akibat pandemi. “Banyak anak-anak kita yang kesepian dan trauma dengan situasi ini. Begitu juga dengan orang tuanya,” katanya.
Sejak 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus melakukan advokasi ke berbagai daerah yang telah dapat menggelar PTM terbatas untuk segera menyelenggarakan dengan persiapan yang matang dan sistem pengendalian yang baik. “Sudah 40 persen sekolah mulai tatap muka terbatas, tapi ini angkanya masih kecil. Kalau tidak mau makin ketinggalan, kita harus tatap muka dengan protokol kesehatan teraman yang bisa dilakukan,” jelas Nadiem.
Sekolah wajib memahami dan menaati panduan PTM Terbatas di dalam Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). “Kita harus terus waspada akan penyebaran Covid-19 dan memastikan protokol kesehatan tetap terjaga. Namun, kita juga harus memperhatikan dampak permanen PJJ yang mengkhawatirkan,” ujarnya.
“Kebutuhan PTM sangat besar dan ini harus dimengerti. Sebanyak 80-85 persen murid-murid ingin kembali ke sekolah kembali tatap muka,” lanjutnya.
Reporter: Yopi Makdori/Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendikbudristek Nadiem: Kita Kena Getahnya Karena Sistem Zonasi Setiap Tahun
Baca SelengkapnyaNadiem mengaku cemas melihat biaya kenaikan UKT yang begitu mahal
Baca SelengkapnyaDalam membiasakan anak untuk beradaptasi di sekolah baru, pola pikir positif sangat penting.
Baca SelengkapnyaMendikbudristek Nadiem Makarim mengakui banyaknya kritik atas kinerjanya sebagai Menteri.
Baca SelengkapnyaAnak yang terlalu banyak aktivitas bisa memiliki kehidupan yang sibuk dan butuh bantuan orangtua untuk mengatasinya.
Baca Selengkapnya