Nakalnya Tan Malaka kecil, dipukul sapu sampai diputar pusarnya
Merdeka.com - Peran Ibrahim Datuk Tan Malaka dalam perjuangan kemerdekaan dan revolusi Indonesia tak dapat disangsikan lagi. Pria yang kenyang keluar masuk penjara di luar negeri dan tanah air ini bahkan menjadi legenda bagi para tokoh pergerakan kemerdekaan atas keberanian dan pemikirannya.
Layaknya manusia lain, Tan Malaka juga memiliki kisah masa kecil. Saat masih kecil, pria kelahiran Suliki, Sumatera Barat, 1894 itu dikenal sebagai anak yang nakal.
Tan Malaka suka berkelahi, terutama ketika ada perkelahian antar-kampung atau yang kini sering disebut tawuran. Di antara teman-temannya, Tan Malaka dianggap sebagai seorang jagoan. Ia memiliki jiwa yang tak kenal takut dan pantang menyerah.
-
Bagaimana Tan Malaka berpendapat tentang Revolusi Indonesia? 'Revolusi Indonesia sebagian kecil menentang sisa-sisa feodalisme dan sebagian yang terbesar menentang imperialisme Barat yang lalim ditambah lagi oleh dorongan kebencian bangsa Timur terhadap bangsa Barat yang menggencet dan menghinakan mereka'.
-
Dimana Tan Malaka lahir? Lahir di Pandam Gadang, Gunung Omeh, Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, ia merupakan tokoh pertama penggagas wacana Republik Indonesia.
-
Apa rumah masa kecil Tan Malaka? Berbentuk Rumah Gadang Mengutip dari beberapa sumber, rumah masa kecil Tan Malaka ini berdiri gagah jauh dari permukiman warga di Limapuluh Kota tersebut berbentuk Rumah Gadang atau rumah tradisional masyarakat Minangkabau.
-
Siapa leluhur Orang Talak Mamak? Suku ini masih berkaitan dengan Datuak Parpatiah Nan Sabatang atau seorang tokoh penting yang konon cukup berpengaruh dalam pembentukan adat istiadat di Tanah Minangkabau.Namun, ada beberapa versi terkait asal-usul suku ini. Mulai dari keturunan Patih dari anak Datuk Patih yang bernama Patih Bunga. Ia merupakan leluhur Talang Mamak yaitu Talang Parit.
-
Siapa Bapak Persandian Republik Indonesia? Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati lahir pada 11 Maret 1914 di Ciamis, Jawa Barat dan wafaf di usia 70 tahun pada 23 Juni 1984.
-
Siapa nenek moyang badak? Paraceratherium adalah nenek moyang dari badak yang hidup di antara 34 dan 23 juta tahun yang lalu, di daerah Eurasia.
Suatu waktu, Tan Malaka melayani tantangan dari temannya untuk berenang di sebuah sungai. Padahal saat itu, ia masih terlalu lemah untuk melayani tantangan temannya yang usianya sudah senior itu.
Apalagi saat itu arus sungai sangat deras dan bergelombang. Alhasil, Tan Malaka kecil pingsan di tengah sungai. Untungnya, teman-temannya yang usianya lebih tua di atasnya bisa menyelamatkan dan membawanya ke tepian.
Tan Malaka kemudian dibawa teman-temannya pulang dan baru sadar ketika dipukul oleh ibunya yang bernama Rangkayo Sinah dengan sapu lidi. Tak hanya dari ibunya, Tan Malaka juga kerap mendapat hukuman dari gurunya karena kenakalannya.
Dikutip dari 'Tan Malaka; Pahlawan Besar yang Dilupakan Sejarah' karya Masykur Arif Rahman, hukuman yang kerap diberikan oleh ibu dan guru kepada Tan Malaka antara lain dipukul dengan sapu lidi, dijemur di pinggir jalan sambil menggigit alat yang biasa digigit kuda agar malu dilihat orang, dimasukkan ke kandang ayam, hingga diputar pusarnya. Hukuman terakhir itu merupakan hukuman yang paling ditakuti oleh Tan Malaka kecil.
Saking seringnya mendapat hukuman, Tan Malaka sampai-sampai heran. Sebab, tak hanya dia yang nakal dan berbuat salah. Keheranan ini bahkan dibawanya hingga dewasa.
"Sampai kini saya masih merasa heran mengapa justru sayalah yang harus menjadi korban hukuman itu?" kata Tan Malaka dalam autobiografinya.
Sejak kecil Tan Malaka memang pemberani, keras kepala, dan teguh pada pendirian. Meski nakal, Tan Malaka kecil juga terkenal sopan, jujur, dan punya prinsip.
Tan Malaka juga terkenal memiliki sifat terus terang, lurus, sedikit pemberang, berkemauan keras, dan seorang yang memiliki solidaritas tinggi. Tak hanya itu, sejak kecil Tan Malaka juga terkenal cerdas sampai-sampai guru-gurunya sangat menyayanginya.
Karenanya tak heran ketika dewasa Tan Malaka menjadi seorang yang revolusioner, berani melawan ketidakadilan penjajah Belanda, dan memiliki idealisme tanpa kompromi. Tan Malaka tak akan mau kompromi jika menyangkut kebenaran dan keadilan.
Soal idealisme tanpa kompromi ini, Tan Malaka mencontohkannya dengan keteguhan sikapnya melawan penjajah Belanda dan Jepang.
"Tuan rumah tidak akan pernah berunding dengan maling yang menjarah rumahnya," demikian Tan Malaka .
***
Tan Malaka wafat ditembak pasukan Letnan Dua Soekotjo dari Batalyon Sikatan bagian Divisi Brawijaya, pada 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Meski memiliki jasa besar dalam perjuangan kemerdekaan dan revolusi Indonesia, pahlawan nasional itu nyaris tak dimunculkan dalam sejarah perjalanan bangsa.
Untuk menggenang dan menghormati jasa-jasanya, merdeka.com setiap harinya di bulan wafatnya Tan Malaka ini membuat tulisan berseri tentang sosok dan perjuangan 'Bapak Republik Indonesia' itu. Selamat membaca.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kediaman salah satu tokoh revolusioner Indonesia yang tersohor ini sebagai salah satu saksi bisu ketika masa hidupnya.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo Subianto bercerita ada dua jenis taruna, yaitu taruna rajin dan nakal.
Baca SelengkapnyaIa lantas berkelakar, jika para kadet atau taruna yang nakal itu adalah para taruna yang justru penuh inisiatif dan banyak akal.
Baca SelengkapnyaMeski memiliki hobi cukup 'nyeleneh' yaitu suka berantem saat kecil, namun pria ini berhasil menjadi sosok sukses. Kini jadi calon orang nomor 1 di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian tersebut, MA mengalami luka di wajah bagian bawah, pelipis, bibir, dan kepala bagian belakang.
Baca SelengkapnyaTan Malaka adalah seorang tokoh sejarah yang memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.
Baca SelengkapnyaSeleb TikTok Satria Mahatir atau yang lebih dikenal dengan panggilan 'cogil' ditangkap bersama ketiga teman atas kasus pengeroyokan.
Baca SelengkapnyaPenganiayan membuat RA luka di bagian bibir, bengkak di bagian belakang kepala, lengan sebelah kanan mengalami memar dan luka gores, pergelangan tangan.
Baca SelengkapnyaHari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat itu, antara terduga pelaku dengan korban bersinggungan yang kemudian terjadi cekcok.
Baca SelengkapnyaDia merupakan salah satu dari "tujuh pendekar" Indonesia yang memenangi gelar Piala Thomas tiga kali berturut-turut
Baca Selengkapnya