Nakes Lansia di Palembang Mengaku Tak Rasakan Gejala Usai Divaksinasi Covid-19
Merdeka.com - Sebanyak 203 tenaga kesehatan lanjut usia di Sumatera Selatan menjalani suntikan vaksinasi Covid-19. Sebagian besar dilaporkan tidak mengalami gejala apapun selama 30 menit usai divaksin.
Dari sebanyak nakes lansia yang divaksin, 25 diantaranya berasal dari pegawai Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. Sementara enam nakes lansia lainnya batal divaksin lantaran memiliki riwayat penyakit membahayakan.
Ferry Yusrizal, salah seorang dokter di RSMH Palembang mengaku tidak mengalami gejala apapun setelah divaksin. Dia nyaris saja batal divaksin karena tensi darahnya cukup tinggi dan barulah dapat disuntik vaksin setelah diminta istirahat.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Siapa yang menyuntikkan vaksin HIV ke dirinya sendiri? Ahli virologi asal India, Pradeep Seth, pernah melakukan eksperimen ekstrim terhadap dirinya sendiri di tahun 2003. Dia menyuntikkan vaksin HIV yang dikembangkannya pada dirinya sendiri. Untungnya, dia keluar dalam keadaan baik-baik saja.
"Waktu skrining pertama tensi darah saya 140/90, baru kali ini tinggi begitu. Habis istirahat, tensi normal dan bisa divaksin. Alhamdulillah tidak ada gejala apapun, baik selama 30 menit habis vaksin atau setelahnya," ungkap Ferry, Selasa (9/2).
Dia mengakui jauh hari telah mempersiapkan diri agar tetap sehat saat divaksin. Keyakinannya dapat disuntik vaksin sangat besar terlebih selama ini tak memiliki riwayat penyakit yang masuk dalam syarat vaksinasi.
"Selama ini saya tidak ada penyakit, tinggal jaga kesehatan saya agar tetap stabil," ujarnya.
Ferry mengajak masyarakat yang mendapat giliran nantinya bersedia divaksin untuk menekan penularan virus corona. Dia yang telah berusia 61 tahun saja berani divaksin, apalagi masyarakat di usia produktif.
"Jangan khawatir atau takut divaksin, jangan terima informasi menyesatkan, upaya ini demi kebaikan sesama agar tidak tertular Covid-19," kata dia.
Sementara itu, Direktur Medik RSMH Palembang Zubaedah mengatakan, pihaknya akan melakukan vaksinasi terhadap nakes lansia selama dua hari ke depan. Hal ini dilakukan setelah vaksinasi bagi seluruh pegawainya di bawah usia 60 tahun rampung dilakukan.
"Ada 31 tenaga kesehatan kami yang ikut vaksin, enam orang batal karena khawatir justru berdampak buruk bagi mereka," terangnya.
Petugas vaksin secara detail menanyakan para nakes lansia saat skrining. Pihaknya tak ingin kecolongan ada nakes lansia yang lolos skrining padahal memiliki penyakit komorbid.
"Kalau ada penyakit komorbid, hasil laboratorium harus ditunjukkan saat skrining, dari situ petugas bisa menilai layak atau tidak divaksin," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaPerisitiwa ini bermula ketika pasien merasakan sakit di dada dan badan juga terasa lemas.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca Selengkapnya