Nama Dicatut untuk Minta Sumbangan ke Wali Kota Cirebon, Ngabalin Lapor Polisi
Merdeka.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin melaporkan dugaan penipuan mengatasnamakan dirinya dan Kantor Staf Presiden (KSP) ke Bareskrim Polri. Diketahui, pelaporan terkait surat palsu dengan kop surat KSP dan pencatutan nama Ali Mochtar itu meminta sumbangan sebesar Rp800 juta kepada Wali Kota Cirebon, Jawa Barat.
"Ini kan pribadi ya karena mencatut nama saya, kemudian yang kedua lembaga dan kop surat kantor staf presiden sama stempel di dalam surat itu nama Dian Cahyani dengan nomor telepon yang lengkap, dengan itu maka kehadiran Bang Ali di sini tentu sebagai seorang ayah, suami, pegawai di KSP dan LBH terpenting itu," kata Ngabalin di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (7/4).
"Kan kalau di luar KSP itu sebagai ketua umum pengurus pusat badan koordinasi mubaligh seluruh Indonesia. Jadi bagaimana kalau ada orang mencatut nama saya, kemudian lembaga kepresidenan seperti itu minta-minta uang itu kan, ini kan hadiah bulan suci Ramadan deh," sambungnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
Ia mengungkapkan, adanya sejumlah kejanggalan dalam kasus penipuan yang mengatasnamakan dirinya tersebut. Pertama, adanya perbedaan dari tandatangan.
"Pertama dia pakai nama, toh nama ini memang bahasa arab tanda tangan saya itu huruf arab, tetapi tidak begini. Ini dia menulis bahasa arab, ini orang pasti pintar bahasa arab kemudian bisa menulis, karena bagus sekali tulisannya, tandatangan ini," ungkapnya.
"Jadi Ali M, M itu Mochtar, huruf mim. Mocthar Ngabalin, Ngabalinnya pakai huruf melayu arab melayu. Yang kedua, saya bukan staf khusus. Kami di KS sebagai juru bicara dan tenaga ahli KSP sama seperti Mas Joko ini," sambungnya.
Selanjutnya, Ngabalin sebagai juru bicara dan tenaga ahli KSP ini mengaku tak mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan surat-surat.
"Yang berikutnya enggak ada kewenangan kami mengeluarkan surat-surat keluar itu enggak ada, tidak regulasi, tidak ada aturannya. Nah saya syukur sekali Alhamdulillah, Pak Walkot saya lihat wawancaranya saya terima kasih apresiasi," ujarnya.
"Mudah-mudahan saya ada waktu bisa datang ke sana," tambahnya.
Lalu, terkait kasus ini sendiri menurutnya tak adanya kerugian secara materi. Karena, Wali Kota Cirebon tidak percaya dengan surat itu dan menolak permintaan sumbangan tersebut.
"Yang saya syukur karena beliau kan menolak ya. Beliau tidak percaya, tidak meyakini surat itu dan itu sangat membantu kami," ucapnya.
Dalam pelaporan kasus ini, pihaknya membawa sejumlah bukti yang sudah dicetak untuk diberikan kepada penyidik. "Ini kami sudah print, agak capek ini memang karena ini hadiah ramadan yang musti dijalani. Ini suratnya, ini surat ini coba liat surat ini," sebutnya.
"(Pasal) ya pertama nanti seperti itu ya, pencemaran nama baik," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rahmanudin mengaku dapat mengurus surat mengatasnamakan TNI dan mengaku dari Badan Intelijen Strategis (BAIS)
Baca SelengkapnyaInformasi ini disampaikan sebagai antisipasi kepada masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaPolisi berencana membongkar penggunaan identitas palsu Panji dalam menggelapkan dana pesantren.
Baca SelengkapnyaAkun WA tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil
Baca SelengkapnyaHasyim menduga ada yang memalsukan tanda tangan Sri tersebut
Baca SelengkapnyaPenyelidikan dilakukan usai menerima laporan polisi (LP) seorang warga Jakarta Pusat
Baca SelengkapnyaSaat ini pelaku masih diamankan di Kodim Depok. Diduga masih banyak korban lainnya.
Baca SelengkapnyaMahfud mengungkapkan, Panji Gumilang terindikasi melakukan pencucian uang. Ditemukan 295 sertifikat tanah milik yayasan yang berpindah ke Panji Gumilan
Baca SelengkapnyaBegini cara memblokir data KTP yang terlanjur disalahgunakan untuk pinjol.
Baca SelengkapnyaCaleg DPRD SUmsel MM melapor ke polisi. Dia mengaku sebagai korban penipuan dan penggelapan terkait transaksi suara pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaRudy mengungkapkan bahwa kejadian tersebut tidak lepas dari ulah oknum, bukan karena PNM yang kecolongan.
Baca SelengkapnyaTNI gadungan diamankan karena terbukti lakukan penipuan hingga puluha juta.
Baca Selengkapnya