NasDem tolak dibentuk tim pengawas BIN, percaya dengan Presiden
Merdeka.com - Ketua Fraksi NasDem di DPR Victor Laiskodat menyebut wacana pembentukan tim pengawas Badan Intelijen Negara (BIN) tidak diperlukan. Lantaran, intelijen tidak perlu diawasi.
"BIN nggak perlu diawasi. Namanya intelijen mengapa diawasi?" kata Victor di Gedung DPR, Jakarta, Senin (15/6).
Anggota Komisi I DPR ini mengutarakan, pengawasan BIN menjadi tugas dari Presiden. Sehingga, apabila nantinya dibentuk tim pengawas, ia khawatir akan terjadi tumpang tindih kewenangan.
-
Siapa yang mengawasi Pilkada? Diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi dan Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota.
-
Siapa yang bertugas mengawasi Pilkada? Pengawasan terhadap pelaksanaan Pilkada dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Sanksi hukum bagi pelanggaran Pilkada juga diatur dalam undang-undang ini.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pengawasan pemilu di Indonesia? Dalam konteks Indonesia, aktor-aktor seperti KPU (Komisi Pemilihan Umum), Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), partai politik, dan lembaga swadaya masyarakat memiliki peran dalam memastikan pemilu berjalan dengan baik dan adil.
-
Siapa yang mengontrol keadaan? Jangan biarkan keadaan mengontrolmu. Kamulah yang mengontrol keadaan.
-
Apa yang ingin dihentikan oleh Presiden? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
"Kalau BIN ya nggak bisa diawasi. Presiden yang mengawasi. Tidak perlu ada. Banyak lembaga yang mengawasi nanti jadi bingung," katanya.
Seperti diketahui, Komisi I DPR akan mengajukan pembentukan tim pengawas berbarengan dengan uji kepatutan dan kelayakan calon Kepala BIN Letjen TNI (purn) Sutiyoso. Tim Pengawas Intelijen itu akan beranggotakan dari perwakilan setiap fraksi yang ada di DPR.
Tim tersebut akan bekerja mengawasi kinerja BIN, mewakili masyarakat. Termasuk melakukan penyelidikan jika nantinya ditemukan indikasi penyimpangan berkenaan tugas pokok dan fungsi BIN. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
“Pak Prabowo pernah bilang 'NasDem kok belum kasih masuk nama?' kita diam saja," kata Sekjen NasDem.
Baca SelengkapnyaHal ini sekaligus menegaskan dukungan NasDem pada pemerintah ke depan tak setengah hati.
Baca SelengkapnyaNasDem memastikan pihaknya tidak berada di luar kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
Baca SelengkapnyaNasDem mengungkapkan, Pernyataan Jokowi soal pilpres menjadi urusan partai berbeda dengan kenyataan
Baca SelengkapnyaHal ini diungkapkan Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.
Baca SelengkapnyaMeski mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, NasDem memutuskan tidak mengirimkan nama untuk ditempatkan dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPartai NasDem memastikan tidak akan masuk dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaAlasan NasDem akhirnya merapat ke pemerintahan Prabowo-Gibran, untuk sebagai kontrol sistem.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai PBNU sebagai organisasi struktural tentu tidak dapat melarang masyarakat NU untuk berpolitik
Baca SelengkapnyaPartai NasDem menilai tidak adanya kader di Kabinet Merah Putih membuat hubungannya dengan Prabowo lebih mesra.
Baca SelengkapnyaNasDem mengklaim sudah membangun komunikasi dengan Demokrat sebelum menetapkan Cak Imin cawapres Anies, namun tak direspons.
Baca SelengkapnyaMaman mengatakan, Golkar dan PAN saja masuk tanpa pamit. Tiba-tiba datang dan malah mengumumkan Koalisi Indonesia Maju.
Baca Selengkapnya