Nasib sempat tak jelas, akhirnya Vincero bisa bersekolah
Merdeka.com - Setelah nasibnya tak jelas gara-gara ditolak di SDN 016, Vincero, bocah laki-laki usia 6 tahun 7 bulan di Samarinda, Kalimantan Timur, hari ini akhirnya bisa bersekolah. Vincero bersekolah bukan di sekolah awal, melainkan di SDN 004, yang berada bersebelahan SDN 016 di Jalan Proklamasi II.
Sekira pukul 08.00 Wita pagi tadi, raut wajah bahagia, terlihat dari orang tua Vincero, Marwah (30) dan David Saputro (31), yang bekerja sebagai pembuat mainan anak-anak keliling.
Didampingi Dinas Pendidikan Kota Samarinda dan Komisi IV DPRD Samarinda yang membidangi pendidikan, Vincero diterima di SDN 004, setelah orangtuanya mengurus administrasi Vincero sebagai murid baru di sekolah itu.
-
Alasan apa anak tersebut tidak hadir di sekolah? Dengan ini saya selaku orang tua/wali murid dari : Nama : Kelas : Alamat :NISN : Memberitahukan bahwa anak saya tersebut diatas tidak dapat mengikuti pelajaran seperti biasa pada hari ini, Senin, 09 Januari 2023 dikarenakan sakit. Oleh karena itu, kami memohon pada Bapak/Ibu Guru Wali Kelas XI-B agar memberikan izin.
-
Apa dampaknya jika anak dipaksa sekolah sebelum siap? Saat memaksakan anak untuk belajar dan menitipkan sekolah sebelum cukup umurnya, akan memiliki dampak pada psikologis anak.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Apa alasan Onadio Leonardo tidak pernah mengantar anaknya ke sekolah? Onad berpendapat bahwa mengantar anak sekolah adalah pekerjaan seorang ibu, sementara dia sendiri bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
-
Kenapa anak sekolah menolak sekolah? Menolak bersekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kecemasan, kelelahan, hingga masalah sosial atau emosional seperti bullying.
-
Kenapa Pak Tarno meninggalkan pendidikannya? Selain itu, pendidikannya pun terhenti karena neneknya tak mampu membayar biaya sekolah.
"Alhamdulillah, anak saya bisa bersekolah. Dia sudah pakai baju seragam merah putih, bersekolah mulai hari ini di SDN 004, di sebelah SDN 016," ujar Marwah, dalam perbincangan bersama merdeka.com, Kamis (20/7).
Marwah tidak bisa menutupi rasa bahagianya, lantaran anak sulungnya itu, bisa mengenyam bangku pendidikan sekolah dasar, seperti layaknya anak seusianya.
"Senang dan bahagia, anak saya sekolah. Terima kasih kepada semua pihak, terutama teman-teman media. Juga kepada Dinas Pendidikan, dan DPRD, yang memperhatikan persoalan ini ya," ujarnya.
"Dengan begitu, sudah tidak ada lagi persoalan. Masalahnya sudah selesai. Saya benar-benar sampaikan terimakasih, anak saya akhirnya bisa sekolah, pakai seragam merah putihnya," tambah Marwah.
"Saya dan Bapaknya Vincero (David Saputro), sudah bisa konsentrasi lagi bekerja demi sekolahnya Vincero ya," terangnya.
Vincero, lanjut Marwah, bercita-cita menjadi dokter. Sebagai orangtua, dia akan berupaya semaksimal mungkin mewujudkan cita-cita anaknya itu. "InsyaAllah, mudah-mudahan dia bisa menjadi dokter kelak," ungkap Marwah.
Diketahui, Vincero sempat batal bersekolah di hari pertama, Senin (17/7) lalu. Gara-garanya, orangtuanya yang tergolong tidak mampu, meminta sekolah transparan dalam rincian pungutan Rp 815 ribu dari SDN 016 di Jalan Proklamasi II, yang dinilai nominalnya sangat besar. Sehingga mengadu ke Dinas Pendidikan Kota Samarinda.
Kepala SDN 016 Thoyyibah saat ditemui Selasa (18/7) lalu, tidak berkomentar. Dia kini dinontaktifkan, sembari menjalani pemeriksaan Inspektorat, atas perintah Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang. Vincero sendiri, lolos seleksi sejak 3 Juli 207 lalu, dan diterima murni dari hasil tes yang diumumkan 5 Juli 2017 lalu. Hingga sekarang akhirnya Vincero bisa bersekolah.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
selain D, ada juga puluhan siswa di SMA Negeri 2 Maumere dipulangkan pihak sekolah lantaran menunggak uang SPP.
Baca SelengkapnyaPuluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaSeorang orang tua mengaku pusing dengan alur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Garut, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti berharap kasus yang dialami tiga siswa SDIT ICMA tersebut dapat menemui jalan keluar secepatnya.
Baca SelengkapnyaIronisnya ratusan anak di ibu kota Provinsi Banten itu alami putus sekolah.
Baca SelengkapnyaAhmad Faiq Mubaroq masih berharap bisa melanjutkan sekolah lagi.
Baca SelengkapnyaMeski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh orang tua siswa alumni, dari tujuh yang terdata, ada lulusan 2019 yang belum mendapatkan ijazah.
Baca SelengkapnyaTak mau sekolah, bocah tersebut justru tak mempan dinasehati orangtua hingga guru. Buntutnya, prajurit TNI turun tangan.
Baca Selengkapnya