Nasib tragis Elsa, disiksa & dibuang di Palembang oleh pamannya
Merdeka.com - Kekerasan terhadap anak kian marak terjadi di negeri ini. Anak-anak yang harusnya mendapat perhatian dan kasih sayang malah terbalik disiksa dan diterlantarkan. Bahkan yang lebih menjengkelkan ketika pelakunya adalah keluarga sendiri atau orangtua.
Hal ini pun terjadi kepada bocah malang bernama Elsa (12). Elsa yang tinggal bersama pamannya kerap kali mendapatkan perlakuan kasar bahkan hingga usianya 12 tahun dia tidak pernah mengenyam pendidikan. Yang lebih mencengangkan lagi bocah tak berdosa ini dibuang ke Palembang oleh pamannya sendiri.
Bagaimana nasib tragis Elsa yang disiksa dan dibuang pamannya? Berikut kisahnya:
-
Siapa yang menganggap Elsa sebagai majikannya? Diduga sebagai majikan hingga kekasih Yun Jia menyatakan bahwa penampilan Elsa sering kali menimbulkan kesalahpahaman di antara orang-orang.
-
Kenapa Elsa tampil modis? 'Saya tidak tahu berapa banyak pembantu di Singapura yang suka berpakaian androgini, tetapi pembantu di rumah saya selalu tampil seperti mau menghadiri acara pencarian jodoh setiap kali kami pergi keluar,' tulis Yun Jia dalam keterangan videonya.
-
Siapa yang sering melakukan kekerasan pada anak? Sayangnya, sering kali kekerasan ini dilakukan oleh orang-orang terdekat, termasuk orang tua mereka.
-
Siapa yang lebih sering dicari anak saat kesal? Penelitian tersebut menemukan bahwa anak-anak lebih mungkin mendekati pengasuh utama mereka ketika mereka merasa kesal.
-
Siapa yang sering jadi korban pemerasan? Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Sapi perah.
-
Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Jawab: Sapi perah.
Elsa, bocah 12 tahun asal Jakarta dibuang paman di Palembang
Nasib malang dialami Elsa, bocah asal Jakarta terlantar di Palembang. Ternyata, Elsa yang baru berusia 12 tahun itu dibuang pamannya yang tinggal di Jalan Haji Ipin, Blok A, Nomor 95, Pondok Labu, Jakarta Selatan, dua minggu silam.Elsa mengaku dipaksa oleh pamannya yang diketahui bernama Rahman, pergi ke Palembang untuk menemui kedua orangtuanya. Namun, sang paman tidak memberikan alamat yang jelas atau petunjuk tentang tempat tinggal orangtuanya."Saya dibawa pakai mobil travel ke Palembang. Kata paman, orangtua saya tinggal di sini (Palembang), tapi tidak tahu di mana," ungkap Elsa kepada merdeka.com, Rabu (17/12).Dia bercerita, selama tinggal di Jakarta, Elsa tidak pernah bertemu dengan orangtuanya. Elsa hanya diberitahu bahwa nama ayahnya bernama Abastari dan Ibunya Rumayah. "Sejak kecil tinggal di sana (di rumah pamannya di Jakarta)," ujarnya.
Sebelum dibuang, sejak umur 5 tahun Elsa kerap disiksa pamannya
Aksi pembuangan yang dilakukan Rahman warga Jakarta terhadap keponakannya sendiri bernama Elsa (12) ke Palembang diduga merupakan puncak perilaku buruk yang dia lakukan selama ini. Sebab, selama tinggal di Jakarta, Rahman kerap menyiksa keponakannya itu.Hal ini didapat dari pengakuan Elsa saat ditemui merdeka.com, Rabu (17/12). Menurut dia, perlakuan kasar itu sudah dia alami sejak berusia lima tahun. Penyiksaan itu terjadi ketika istri pamannya tidak berada di rumah."Kalau bibi baik. Tapi paman yang sering mukul, kadang pake tangan, kadang pakai kayu, gayung. Nggak tahu alasannya," ungkap Elsa.Meski kerap disiksa, Elsa mengaku masih betah tinggal bersama pamannya. Sebab, dia bingung harus pergi ke mana jika kabur dari rumah itu."Dibetahin saja. Kan orangtua nggak tahu di mana. Lagian, bibi masih sayang saya aku," kata dia.Perlakuan kasar terakhir dia alami ketika dipaksa pergi ke Palembang dua pekan lalu. Saat itu, Elsa enggan menuruti kemauan pamannya lantaran tidak tahu tempat tinggal orangtuanya."Karena nggak mau, tanganku disilet tiga kali. Di lengan kiri. Barulah dia paksa masuk ke mobil. Habis itu dia pergi," kata Elsa.
Tak hanya disiksa, Elsa juga tak pernah disekolahkan pamannya
Tak hanya kerap mendapatkan penyiksaan fisik, Elsa (12) juga tidak mendapatkan hak-hak pribadinya. Sebab, selama tinggal bersama pamannya di Jalan Haji Ipin, Blok A, Nomor 95, Pondok Labu, Jakarta Selatan, dia tidak pernah mengenyam pendidikan formal.Elsa merupakan bocah yang dibuang ke Palembang oleh pamannya bernama Rahman, dua pekan lalu. Elsa kemudian diasuh Sunarti (33) warga Palembang.Dengan lirih, Elsa mengaku iri dengan teman-teman sebayanya yang bisa sekolah. Namun, niatnya itu hanya bisa dipendam sebab tidak diperbolehkan oleh pamannya."Tidak pernah sekolah. Cuma tinggal di rumah aja," ungkap Elsa, Rabu (17/12).Meski tidak duduk di bangku sekolah, Elsa bertekad tetap bisa membaca dan menulis. Untuk mencapai tujuannya itu, dia minta diajari oleh bibi atau teman tetangganya."Bisa sedikit-sedikit. Lumayan dari pada nggak bisa sama sekali," kata dia.
Beruntung, Elsa diasuh oleh Sunarti warga Palembang
Nasib beruntung masih sedikit berpihaknya kepadanya. Setelah turun dari mobil travel di kawasan Alang-alang Lebar, Palembang, Elsa yang kebingungan akhirnya diselamatkan seorang ibu rumah tangga bernama Sunarti (33), warga Jalan Srijaya, Kelurahan Srijaya Negara, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang.Karena kasihan, Sunarti mengurus anak itu di rumahnya sebelum melapor ke Polda Sumsel, Selasa (16/12) kemarin.Sementara itu, Sunarti mengaku meski sudah melapor ke polisi, dia siap menerima kehadiran Elsa dan menampungnya. Sunarti juga berencana menyekolahkan Elsa."Saya lapor ke polisi takut ada apa-apa atau ada keluarganya yang mencari. Tapi sebetulnya saya siap mengasuhnya," kata dia.Dia mengatakan, selama tinggal di rumahnya, Elsa merasa betah. Saking betahnya, Elsa enggan dibawa pulang ke Jakarta menemui pamannya. "Dia (Elsa) bilang sendiri mau tinggal sama saya. Tapi, saya tunggu dari keluarganya dulu," ujarnya.Sunarti juga berencana akan memasukkan Elsa ke sekolah jika Elsa bulat mau tinggal bersamanya. Selain kasihan, Sunarti kagum kecerdasan anak berambut ikal itu meski tidak pernah sekolah."Walaupun umurnya sudah 12 tahun, saya usahakan dia (Elsa) bisa sekolah. Lagian, anaknya juga cerdas," tukasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus itu mengemuka setelah korban berperilaku tak biasa. Kondisinya kerap gelisah dan kerap ketakutan.
Baca SelengkapnyaPerkosaan terjadi sejak gadis kembar itu berusia 9 tahun. Perbuatan bejat itu sudah tak terhitung berapa kali karena hampir setiap pekan terjadi.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara dicekik pelaku hingga meninggal dunia dan jasadnya langsung dibuang ke sawah yang ada di sekitar rumah tinggal pelaku dan korban.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda berinisial PL (20), ditangkap polisi karena menyiram air keras ke temannya sendiri, AA (26), hingga tewas.
Baca SelengkapnyaNasib malang dialami H, bocah SMP yang harus tinggal sebatang karena keluarganya menjadi tersangka pemerkosaan bocah SMP,
Baca SelengkapnyaKorban pertama diperkosa beberapa kali oleh para tersangka.
Baca SelengkapnyaKetiga pelaku kini ditahan di Rutan Mapolres Buleleng.
Baca SelengkapnyaPelaku mengulangi perbuatannya dan rekaman itu menjadi bukti kuat jika sewaktu-waktu melapor ke polisi.
Baca SelengkapnyaPelaku berusia 70 tahun itu sudah tetapkan sebagai tersangka
Baca SelengkapnyaKedua korban yang semuanya perempuan, BY (3) dan UM (2), mengalami luka gigitan, cakar, dan memar akibat ulah pelaku.
Baca SelengkapnyaMotif melakukan kekerasan alasannya karena untuk menghukum korban. Namun dijelaskan apa kesalahan korban hingga dianiaya begitu sadis.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono menyatakan, keempat pelaku sudah ditangkap pihaknya.
Baca Selengkapnya