Nasihat SBY untuk Jokowi soal dolar dan krisis ekonomi
Merdeka.com - Kondisi ekonomi Indonesia semakin mengkhawatirkan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terus merosot dari hari ke hari.
Terakhir, kurs rupiah mencapai Rp 14.110 per dolar Amerika. Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut berkomentar terkait kondisi ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini.
"Negara-negara Asia harus sungguh menyadari bahwa perkembangan ekonomi sudah lampu kuning. Cegah jangan sampai merah," tulis SBY dalam akun Facebooknya, dikutip merdeka.com, Rabu (26/8).
-
Apa yang terjadi dengan rupiah di era Soeharto? Perekonomian era Soeharto juga sangat kental dengan pro asing. Namun, stabilitas rupiah tidak berumur panjang di era Soeharto. Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Bagaimana Soeharto stabilkan nilai tukar rupiah? Soeharto kemudian tampil menggantikan Soekarno sebagai presiden. Dia mampu menstabilkan perekonomian dengan memangkas angka inflasi dari 635 persen di tahun 1965 menjadi 9,90 persen di tahun 1969. Soeharto menerapkan sistem kerja pembangunan nasional dengan istilah “Repelita“ yaitu rencana pembangunan lima tahun. Ini dibuat agar fokus kerja pemerintah lebih terarah di berbagai sektor.
SBY yang pernah memimpin 10 tahun pun memberikan beberapa saran dan nasihat kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). SBY pernah memimpin Indonesia selamat dari ancaman krisis moneter tahun 2008 lalu.
Berikut saran SBY kepada pemerintah menghadapi ancaman krisis ekonomi, dihimpun merdeka.com:
Ingat selalu faktor contagion effect
SBY mengakui jika ancaman krisis ekonomi tidak hanya terjadi untuk Indonesia. Negara-negara asia pun ikut terdampak.SBY mengatakan, krisis ini terjadi karena faktor internal dan eksternal. Sehingga hal ini yang juga harus diperhatikan pemerintah."Petik pelajaran krisis Asia 98 dan krisis ekonomi global 2008. Ingat selalu ada contagion effect dan faktor eksternal dan internal," kata SBY.
Jangan kehilangan kepercayaan masyarakat
SBY mengingatkan agar pemerintah segera mengambil langkah cepat menghadapi ancaman krisis. Masyarakat Indonesia sudah mulai terdampak dari krisis ini.SBY berharap pemerintah tidak kehilangan kepercayaan dari masyarakat."Saya amati untuk Indonesia masyarakat mulai terdampak. Cegah jangan sampai makin cemas, kehilangan trust dan hidupnya makin susah," kata SBY.
Bentuk manajemen krisis
SBY mendesak agar pemerintah membentuk manajemen krisis. Hal ini penting karena pelaku pasar mulai cemas dengan kondisi ekonomi."Menurut saya manajemen krisis harus diberlakukan. Jangan underestimate dan jangan terlambat. Apalagi pasar dan pelaku ekonomi mulai cemas," kata SBY.Dia yakin pemerintah mampu menghadapi ancaman krisis. Sebab di dalam pemerintah memiliki orang-orang handal yang paham ekonomi.
Butuh kepemimpinan yang direktif dan jelas
SBY meminta pemerintah mengambil pengalaman krisis moneter hebat yang melanda Indonesia tahun 1998 lalu. Begitu pula pengalaman 2008 yang akhirnya selamat dari kehancuran."Indonesia memang sering mengalami gejolak. Dalam krisis 98 ekonomi kita jatuh, tetapi dalam krisis global 2008 kita selamat. Ambil pengalamannya," kata SBY.Dia menjelaskan, Indonesia selamat dari krisis 2008 karena seluruh pemerintahan kompak. Termasuk dunia usaha dan media massa yang bersatu menghadapi krisis kala itu."Tahun 2008-2009 dulu kita bisa minimalkan dampak krisis global, karena pemerintah (pusat dan daerah), dunia usaha, BUMN, ekonom dan pimpinan media bersatu," kata SBY."Saat ini, yang diperlukan adalah kepemimpinan dengan direktif yang jelas, solusi, kebijakan dan tindakan yang cepat dan tepat, serta dukungan semua pihak," tutup SBY. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan tekanan ini tak dialami oleh Indonesia saja, namun juga semua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, kenaikan kurs menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh semua negara.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani dipanggil Kepala Negara di tengah kursi Rupiah yang anjlok hingga menyentuh level Rp16.420 per USD.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaMata uang Rupiah dilevel Rp16.097 atau menguat 3 point pada penutupan perdagangan sore ini.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaDPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca Selengkapnya