Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nasir Abbas: Terorisme Berawal dari Kesalahpahaman

Nasir Abbas: Terorisme Berawal dari Kesalahpahaman Diskusi terorisme Universitas Budi Luhur. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Mantan Ketua Jamaah Islamiah (JI) Wilayah Timur, Nasir Abbas membeberkan alasan seseorang melakukan tindakan terorisme. Akar permasalahan utamanya kata dia, yakni karena adanya kesalahpahaman terhadap suatu ajaran Islam.

Kesalahpahaman itu kemudian berkembang menjadi sikap intoleran. Dari sikap intoleran itulah kemudian berpotensi terpapar radikalisme, hingga akhirnya bisa melakukan tindakan terorisme.

"Mengapa sih kok mau (jadi teroris)? Alasan pertama itu karena mereka gagal paham atau salah paham. Mereka merasa dirinya atau kelompoknya paling benar, paling Islam. Padahal Allah menciptakan kita berbeda-beda, dalam islam saja ada mazhabnya berbeda-beda," kata Nasir Abbas dalam diskusi virtual yang digelar Universitas Budi Luhur, Selasa (6/4).

Orang lain juga bertanya?

Nasir kemudian menjabarkan proses tersebut dengan menceritakan pengalamannya saat masih berusia 16 tahun. Saat itu ia mengaku bahwa dirinya memiliki sikap intoleran yang membawanya bergabung menjadi anggota JI.

"Saat saya berusia 16 tahun, saya sudah mendapat pemahaman Wahabi. Pemahaman saya, itu bid'ah, kalau tidak mau mengikuti mazhab. Jadi saya tidak menghargai dan mengakui perbedaan dan tidak menghormati," ungkap Nasir.

Dia bercerita bahwa dirinya tidak segan-segan untuk menegur setiap orang yang salat di masjid jika orang itu memembaca lafaz niat "usholli". Dalam pemahamannya saat itu, membaca lafaz tersebut termasuk bid'ah. Sehingga ia langsung menuding imam tersebut bisa masuk neraka.

Sebenarnya kata dia, sampai saat ini pun masih banyak orang yang menganut pemahaman yang sama saat ia masih remaja dulu, namun tidak semua orang bersikap intoleran. Seseorang bisa dikatakan intoleran kata dia, jika orang tersebut melakukan hal seperti dirinya, yakni hingga menegur orang yang berbeda dengannya. Dari sikap intoleran itulah paham radikalisme bisa mudah dimasuki.

"Dulu saya anti tahlilan atau doa di kuburan. Saya anggap semua bid'ah. Saya yakin ada yang seperti itu juga tapi untuk dirinya saja, tapi kalau saya sampai menuding dan menuduh orang kalau tidak melakukan yang sama dengan saya dia bid'ah atau haram," tuturnya.

"Setelah selesai salat, saya bilang ke orang itu, Bang, salat abang tidak diterima, itu bid'ah arena abang baca Usholli. Rasul tidak baca itu. Abang calon penghuni neraka," kata Nasir menuturkan ucapannya saat masih berusia 16 tahun.

"Bayangkan, umur 16 saya melakukan teguran seperti itu dan saya punya dasar hadisnya saat itu yaitu 'barang siapa yang tidak mengikuti kami atau tidak sama dengan kami maka dia bid'ah'. Karena dia bid'ah, dia sesat dan akan masuk neraka," ujarnya.

Mengaku Gagal Paham

Setelah beranjak dewasa dan mendapatkan pemahaman yang lengkap, dia pun menyadari bahwa saat itu dia salah paham. Setelah dewasa, ia sadar bahwa Allah menciptakan banyak hal yang beragam dan berbeda, agama Islam pun memiliki mazhab yang berbeda, sehingga pendapat atau aturannya pun berbeda.

"Saya gagal paham. Padahal pendapat ulama, boleh baca usholli, boleh tidak. Karena saya tidak menerima perbedaan, saya berani menegur dan itu termasuk sikap intoleran," kata pengamat terorisme itu.

Nasir mengatakan, ketika seseorang itu intoleran, kata dia, maka akan memungkinkan masuknya paham baru untuk mengubah sistem negara atau istilahnya radikalisme. Dia menyebutkan, radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial politik dengan kekerasan.

"Seseorang itu tidak mungkin langsung melakukan kekerasan. Pasti semua berasal dari pikirannya. Itu yang membuat dia melakukan perilaku (kekerasan itu)," ujarnya.

"Sehingga orang intoleran lebih mudah masuk ke radikalisme, yaitu yang anti 4 pilar. Kalau mereka sudah melakukan kekerasan yang lebih besar, itu terorisme," kata dia.

Senada dengan Nasir, Dosen Pasca Sarjana Kajian Terorisme Universitas Budi Luhur Untung Sumarwan menyebutkan bahwa terorisme merupakan suatu perbuatan atau tindakan berupa kekerasan ataupun ancaman yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan objek vital atau fasilitas umum

"Terorisme sifatnya juga hampir semuanya sama, menimbulkan ketakutan, trauma, dan lain sebagainya," kata kriminolog Universitas Budi Luhur itu.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jihad Sering Disalahpahami untuk Kepentingan Politik dan Ekonomi
Jihad Sering Disalahpahami untuk Kepentingan Politik dan Ekonomi

Islamophobia juga bisa disebabkan oleh propaganda media yang bertujuan membuat kerusakan.

Baca Selengkapnya
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme

Noor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.

Baca Selengkapnya
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI

Jamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI

Baca Selengkapnya
Eks Pentolan Jemaah Islamiyah Bicara Merawat Kebhinekaan & Jaga NKRI dari Terorisme
Eks Pentolan Jemaah Islamiyah Bicara Merawat Kebhinekaan & Jaga NKRI dari Terorisme

Kelompok Jemaah Islamiyah (JI) telah membubarkan diri. Apakah ini akhir dari kelompok teror tersebut atau hanya manuver untuk bergerak di bawah tanah?

Baca Selengkapnya
Membedah Aturan KUHP Tindak Pidana Terorisme dan Perlunya Kehati-hatian dalam Penanganan Pelaku
Membedah Aturan KUHP Tindak Pidana Terorisme dan Perlunya Kehati-hatian dalam Penanganan Pelaku

Salah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.

Baca Selengkapnya
Profil Syafiq Riza Basalamah, Ustaz yang Ditolak GP Ansor di Surabaya
Profil Syafiq Riza Basalamah, Ustaz yang Ditolak GP Ansor di Surabaya

PAC GP Ansor dan Banser Gunung Anyar menolak Ustaz Riza Syafiq Hasan Basalamah karena diduga terindikasi berasal dari HTI.

Baca Selengkapnya
Gerakan NII dan Desakan Dimasukkannya Jadi Organisasi Teroris Buntut Kontroversi Al-Zaytun
Gerakan NII dan Desakan Dimasukkannya Jadi Organisasi Teroris Buntut Kontroversi Al-Zaytun

Hal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.

Baca Selengkapnya
KAI Tak Akan Tolerir, Serahkan Kasus Dugaan Terorisme Pegawai DE ke Penegak Hukum
KAI Tak Akan Tolerir, Serahkan Kasus Dugaan Terorisme Pegawai DE ke Penegak Hukum

Gerakan salafisme-wahhabisme merupakan cikal bakal lahirnya radikalisme agama hingga pintu masuknya terorisme.

Baca Selengkapnya
Terungkap Sisi Lain Akibat Kerusuhan Anti-Muslim di Inggris, Banyak Orang Belajar Islam & Jadi Mualaf
Terungkap Sisi Lain Akibat Kerusuhan Anti-Muslim di Inggris, Banyak Orang Belajar Islam & Jadi Mualaf

Pasca kericuhan di Inggris banyak warganya justru menjadi penasaran dan tertarik dengan Islam.

Baca Selengkapnya
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial

Ketiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Ustaz Syafiq Riza Basalamah Unggah Surat Keberatan GP Ansor, Ini Isinya
Ustaz Syafiq Riza Basalamah Unggah Surat Keberatan GP Ansor, Ini Isinya

Ustaz Syafiq Riza Basalamah buka suara terkait penolakan kedatangan dalam pengajian di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar Surabaya.

Baca Selengkapnya
Kericuhan Kajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah, Kemenag Surabaya Keluarkan Edaran Larangan Pengajian Provokatif
Kericuhan Kajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah, Kemenag Surabaya Keluarkan Edaran Larangan Pengajian Provokatif

Kemenag Surabaya akan berkoordinasi dengan Kepolisian saat di singgung apakah akan mengeluarkan larangan resmi terhadap Ustaz Syafiq berceramah di Surabaya.

Baca Selengkapnya