Nazaruddin ngoceh lagi, tantang KPK selidiki dana kampanye SBY
Merdeka.com - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhamad Nazaruddin mengaku telah membeberkan semua aliran dana dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan Rumah Sakit Khusus Pendidikan Infeksi dan Pariwisata di Universitas Udayana tahun anggaran 2009 kepada penyidik KPK.
Dia mengatakan, adanya aliran dana dalam proyek ini untuk membiayai pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono pada saat pemilihan presiden 2009 lalu.
"Saya sudah berikan informasi soal uang yang dikeluarkan dari Grup Permai sama Mas Anas, sama saya. Memang itu untuk biaya Pilpres," kata Nazar, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (10/3).
-
Bagaimana KPK mengungkap kasus suap di Basarnas? Pengungkapan kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan pada Selasa 25 Juli 2023 sekitar jam 14.00 WIB di jalan raya Mabes Hankam Cilangkap, Jakarta Timur dan di Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi. Dalam OTT, KPK amankan 11 orang dan menyita goodie bag berisi uang Rp999,7 Juta.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Apa yang KPK setorkan ke kas negara? 'Mencakup uang pengganti Rp10.07 miliar, uang rampasan perkara gratifikasi dan TPPU Rp29.9 miliar, serta uang rampasan perkara TPPU sebesar Rp577 juta,' kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (6/9), melansir dari Antara.
Nazar melanjutkan, aliran dana dalam proyek tersebut juga sempat diberikan kepada putra bungsu SBY, Edhie Baskoro (Ibas). Selain Ibas menurutnya, ada salah satu menteri yang kini menjabat di pemerintahan Jokowi.
"Uang yang diserahkan dari Grup Permai untuk kepentingan Pilpres SBY berapa, melalui siapa, yang antar siapa, itu sudah saya kasih tau. Ada juga menteri yang terlibat, penegasan poin-poinnya seperti itu," jelasnya.
Dengan informasi tersebut, Nazar meminta KPK untuk melihat rincian aliran dana tersebut pada list dana kampanye SBY pada pilpres 2009 lalu.
"Tengok di pilpres, ada list-listnya," tandas terpidana kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet itu.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPK membuka peluang memeriksa pengurus DPP Partai Nasdem untuk menelusuri aliran uang terkait dugaan korupsi di lingkungan Kementan.
Baca SelengkapnyaPihak partai diharapkan dapat kooperatif untuk pengusutan tersebut. Sebagaimana dalam komitmennya untuk membangun politik yang bersih.
Baca SelengkapnyaNasDem mengancam somasi Alexander Marwata buntut temuan aliran dana korupsi Syahrul Yasin Limpo ke partainya.
Baca SelengkapnyaPartai NasDem tidak masalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menelusuri dugaan aliran uang korupsi Mentan SYL ke partai.
Baca SelengkapnyaKementan membayar 'Biduan' tersebut kemudian ditransfer melalui rekening atas nama Rezky atas arahan Sekjen Kementan, Kasdi Subagyono.
Baca SelengkapnyaBiduan Dangdut Nayunda Nabila diperiksa sebagai saksi untuk pendalaman kasus dugaan TPPU SYL.
Baca SelengkapnyaSYL didakwa melakukan pemerasan serta menerima gratifikasi dengan jumlah keseluruhan Rp44,5 miliar.
Baca SelengkapnyaKPK menyarankan untuk segera ditransfer ke virtual account
Baca SelengkapnyaSahroni menyampaikan, NasDem tidak pernah memerintahkan SYL untuk korupsi. NasDem juga tak pernah meminta SYL menyetor hasil korupsi yang dilakukannya.
Baca SelengkapnyaNasDem mengaku tidak mengetahui asal usul uang dari Syahrul Yasin Limpo tersebut.
Baca SelengkapnyaNayunda dicecar oleh penyidik KPK perihal dirinya yang sempat mendapat bayaran dari SYL.
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo memerintahkan dua anak buahnya melakukan pemungutan.
Baca Selengkapnya