Nelayan Dadap mengaku sulit dapat ikan setelah reklamasi
Merdeka.com - Sejumlah nelayan di wilayah pesisir utara Kabupaten Tangerang, tepatnya di daerah Dadap, mengaku dimulainya proyek reklamasi berdampak buruk terhadap penghasilan mereka. Penyebabnya, mereka menyatakan sulit mendapatkan ikan.
"Ya sebelumnya enggak begini banget. Sekarang semakin susah karena kita harus ke tengah untuk mencari ikan," kata seorang nelayan di Dadap, Udin Tukang, Jumat (22/4).
Dua dari rencana 17 pulau reklamasi di Pantai Utara (Pantura) Jakarta memang masuk ke wilayah Pemerintah Kabupaten Tangerang, yaitu Pulau A dan B. Menurut Udin yang sudah menetap di Dadap selama 20 tahun itu, para nelayan tidak perlu sampai ke tengah, cukup mencari di pinggiran pun sudah dapat ikan.
-
Kenapa harga baterai mobil listrik mahal? Salah satu alasan utama mobil listrik mahal adalah harga baterainya yang tinggi.
-
Kenapa motor-motor ini dibanderol mahal? Motor-motor ini menggunakan teknologi mutakhir, material berkualitas tinggi, dan dirancang dengan desain eksklusif. Banyak di antaranya diproduksi dalam edisi terbatas, sehingga menambah nilai prestise.
-
Siapa yang mengkritik pekerjaan irigasi? Ketua Komisi V DPR Lasarus mengkritik soal pekerjaan irigasi.
-
Apa efek rumah kaca itu? Efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas di atmosfer bumi memerangkap panas matahari.
-
Bagaimana netizen menilai pengaruh utang terhadap harga? Di sisi lain, naiknya utang secara tak langsung membuat harga-harga naik. Hal ini seiring dengan kenaikan rasio pajak.
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
"Seliter aja nih dulu solar, saya sudah bisa bawa pulang ikan sampai sepuluh kilogram. Sekarang boros. Perlu lima liter solar untuk ke tengah, udah gitu paling dapat sekilo," tambah Udin.
Udin melanjutkan, saat ini bau air laut menjadi tidak sedap. Dia meyakini hal itu mempengaruhi habitat ikan di dalam air.
"Ujung-ujungnya ya kami sulit mendapatkan hasil," ucap Udin.
Hal senada juga diucapkan nelayan lain, Asep. "Coba lihat, airnya sudah tercemar begini, warnanya hitam. Kotor banget, ikan enggak bisa hidup di sini. Tapi, ya mau gimana lagi," kata Asep.
Menurut nelayan di sana, proyek reklamasi Pulau A dan B sudah berlangsung selama setahun lebih. Pengerjaan reklamasi terhitung cepat. Terlebih di sebagian Pulau B yang masuk di wilayah DKI Jakarta, terlihat deretan bangunan berdiri di sana. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaAksi itu dilakukan nelayan akibat tidak mendapatkan solar subsidi karena adanya aturan baru pembelian BBM tersebut.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaPara nelayan mengaku ikan semar tangkapannya semakin melimpah di tengah fenomena El Nino.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, keluhan dari para nelayan harus segera direspons pemerintah agar nelayan bisa sejahtera.
Baca SelengkapnyaKurangnya penanganan sampah secara maksimal, ditambah dengan pencemaran limbah yang membuat air laut semakin hitam telah merugikan para nelayan.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem juga membuat petani udang rugi puluhan juta rupiah
Baca SelengkapnyaAnies menyatakan, kebijakan itu rupanya semakin menyulitkan nelayan.
Baca Selengkapnya