Nelayan di Derawan ramai-ramai buru hiu dan dijual seharga Rp 4 juta
Merdeka.com - Nelayan di Pulau Derawan, kabupaten Berau, Kalimantan Timur, ramai-ramai berburu hiu di perairan Berau. Perburuan hiu bukan tanpa alasan. Kabarnya ada pengusaha yang bersedia membeli hiu hasil buruan nelayan dengan harga bervariasi antara Rp 2-4 juta per ekor hiu.
Aktivitas perburuan ini membuat resah pemerintah setempat. Dikhawatirkan, hiu-hiu di perairan Berau terancam punah dan mengancam kelangsungan ekosistem dan biota laut di perairan Berau.
"Ya, aktivitas perburuan hiu ini, juga awalnya saya dapatkan dari warga saya sendiri. Perburuan hiu ini sudah berlangsung kira-kira 2 bulan terakhir ini," kata Camat Derawan Kudarat saat berbincang bersama merdeka.com, Selasa (28/2).
-
Bagaimana cara hiu ini berburu? Dengan ekor panjangnya, mereka memiliki keahlian menggembalakan ikan sebelum secara efektif menggunakan ekornya untuk membuat ikan pingsan dan mengambilnya sebagai mangsa.
-
Bagaimana hiu pasir berburu mangsa? Mereka akan mengumpulkan udara di dalam perutnya dari atas permukaan dan pada akhirnya akan mengambang.
-
Siapa yang memburu hiu monyet? Namun, manusia memburu mereka untuk olahraga, sup sirip hiu, pengambilan daging, dan ekstraksi minyak hati.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Kenapa Hiu Berjumbai menelan mangsa utuh? Mereka memakan hiu kecil, ikan bertulang, cumi-cumi, dan gurita dengan menelan utuh mangsanya, dan biasanya ditemukan di kedalaman hingga 3.900 kaki di Atlantik dan Pasifik.
-
Dimana nelayan menemukan hewan laut itu? Hewan laut aneh dan misterius ini tidak sengaja ditangkap kapal nelayan Jepang; Zuiyo Maru yang sedang berlayar disebelah timur Christchurch, Selandia Baru.
Dari penelusuran petugas kecamatan Derawan, hiu yang diburu meliputi hiu tokek, hiu belimbing, hiu pari hingga hiu nurse. Jenis-jenis tersebut selama belum masuk dalam perlindungan satwa perairan.
"Tapi dari sisi pariwisata, itu menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke Berau. Dikhawatirkan, perburuan hiu mengakibatkan kepunahan, dan menjadikan wisata bahari Berau secara umum semakin menurun," terang Kudarat.
Dari penelusurannya, diketahui ada pengusaha yang mengincar hiu-hiu tersebut. Namun dia tidak menyebut sosok pengusaha yang dimaksud.
"Jadi memang pengusaha dari Tarakan di Kalimantan Utara ini, bersedia membeli hiu buruan nelayan dengan harga mulai Rp 2 juta sampai Rp 4 juta dan menampungnya. Untuk apa hiu itu, itu kita tidak tahu jelas ya," sebut Kudarat.
Petuga kecamatan bukan tidak berusaha melakukan pencegahan. Perburuan itu, dilaporkan ke Bupati Berau Muharram. Hasilnya belum lama ini, pertemuan berbagai pihak menyepakati untuk melindungi bersama keberadaan hiu dan pari di perairan Berau.
"Sudah kita sosialisasikan kesepakatan itu. Pemerintah kabupaten juga berencana menerbitkan peraturan daerah, yang intinya melarang semua jenis perburuan hiu dan pari di perairan Berau," terang Kudarat.
Merdeka.com juga mendapatkan selebaran dari salah satu perusahaan yang berkantor di Tarakan Tengah, kota Tarakan, Kalimantan Utara. Tertera 3 jenis hiu yang diminta perusahaan itu, seperti hiu belimbing, hiu pari dan hiu nurse. Beragam syarat diberikan agar hiu tangkapan nelayan, bisa bernilai jual dan dibeli perusahaan.
Untuk hiu belimbing berkisar pada ukuran 30-180 cm, hiu pari berukuran 50-120 cm, hiu nurse berukuran 50-160 cm. Hiu itu bisa dikirim nelayan, maupun dijemput perusahaan dari Tarakan, menggunakan speedboat. Selain hiu harus sehat, kulitnya juga tidak berwarna kemerahan. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat terjaring pukat, hiu itu tidak melawan, malah tampak seperti bermain-main dengan nelayan.
Baca SelengkapnyaPara nelayan dihebohkan dengan kemunculan seekor hiu tutul berukuran besar di perairan laut Kabupaten Tuban.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaTiga warga di Desa Terusan Laut, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, nekat beternak buaya dalam rumah mereka.
Baca SelengkapnyaKetakutan akan kematian akibat serangan hiu ganas bersifat universal. Yuk, cari tahu jenis-jenis hiu paling ganas dan menakutkan di dunia!
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaPara nelayan mengaku ikan semar tangkapannya semakin melimpah di tengah fenomena El Nino.
Baca SelengkapnyaBila sebelumnya paling banyak menghasilkan Rp1,5 juta, dia mengaku kali ini ada puluhan ikan peliharaannya itu diborong pembeli.
Baca SelengkapnyaIa mengunggah informasi burung murai dagangannya melalui Facebook, YouTube, hingga Instagram
Baca SelengkapnyaDi sana telah dibangun sebuah jembatan gantung yang menghubungkan antara pasar dengan desa di sebelahnya.
Baca SelengkapnyaPerahu buatan nelayan Indramayu dikenal tangguh dan kokoh
Baca SelengkapnyaKampung ini merupakan salah satu kampung andalan Lamongan sebagai Kota Bahari
Baca Selengkapnya