Nelayan di Kupang Ditemukan Tewas, Keluarga Protes Evakuasi Lamban
Merdeka.com - Marthinus Dima (61), nelayan asal Kelurahan Nunbaun Delha, Kecamatan Alak, Kota Kupang, ditemukan tewas di pantai, Sabtu (20/3). Keluarga sempat memprotes lamanya evakuasi korban karena harus menunggu tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19.
Jasad Marthinus ditemukan di antara tembok penahan gelombang. Posisinya telungkup. Di wajahnya terdapat luka diduga akibat benturan.
Berdasarkan informasi dihimpun, Marthinus awalnya ke pantai di belakang SPBU Nunbaun Sabu. Dia diketahui hendak mengeluarkan air dari perahunya yang sebelumnya diguyur hujan deras.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Dimana jasad korban ditemukan? Jasad RN ditemukan di dalam ruko Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
-
Dimana tengkorak korban tsunami ditemukan? Dalam sebuah makalah PLOS One yang diterbitkan pada 2017, tim internasional yang dipimpin ahli antropologi Mark Golitko dari University of Notre Dame di Indiana, Amerika Serikat, menyajikan bukti bahwa tengkorak tersebut, yang ditemukan di daerah pasang surut hutan bakau di luar kota Aitape, pernah menjadi korban tsunami dahsyat yang menghantam pesisir pantai sekitar 6.000 tahun yang lalu.
-
Di mana mayat tersebut ditemukan? Kerangka mayat terbungkus karung goni ditemukan oleh para pekerja bangunan di Kawasan Jalan Simpang Galunggung Kota Malang.
-
Bagaimana mayat tersebut ditemukan? Awalnya pekerja bangunan yang sedang membongkar taman kosong di sebuah ruko menemukan karung goni yang sebagian tertanam di dalam tanah. Tetapi saat ditarik dari posisinya ternyata berisi tulang belulang diduga kepala manusia.
-
Bagaimana mayat itu ditemukan? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
Jasad Marthinus ditemukan beberapa warga yang hendak ke pantai melihat kondisi perahu mereka. Penemuan korban kemudian dilaporkan ke Polsek Alak dan Polres Kupang Kota.
Kapolsek Alak Kompol Tatang Panjaitan dan anggotanya langsung menuju lokasi serta melakukan identifikasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Anggota Unit Identifikasi Satuan Reskrim Polres Kupang Kota juga terlihat di sana.
Proses identifikasi dan evakuasi jenazah memakan waktu cukup lama. Petugas kepolisian harus menunggu tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19.
Keluarga korban protes dengan kondisi ini. Istri korban, M Dima (59), bahkan meminta izin pihak kepolisian untuk melihat kondisi suaminya dan meminta agar keluarga mengevakuasi jenazah korban. Namun petugas tidak mengizinkannya.
Selama hampir tiga jam jenazah korban hanya ditutupi selembar kain, karena tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Kupang belum tiba di lokasi. Garis polisi dipasang di lokasi kejadian.
"Kami paham perasaan dan kondisi keluarga, namun kita perlu bersabar menunggu tim gugus tugas agar memeriksa korban. Jika korban negatif dari Covid maka jenazah bisa langsung dibawa pulang. Kita taat dan ikuti prosedur dari tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19," jelas Tatang.
Keluarga korban juga khawatir jenazah korban akan dinyatakan positif Covid-19. "Dia (korban) sehat-sehat. Mungkin dia jatuh karena licin dan meninggal. Jadi tidak mungkin terkena covid-19," ujar Hengky, seorang kerabat korban.
Sementara itu istri korban terus menangis. Dia meminta agar jenazah suaminya segera dibawa pulang ke rumah.
Tak lama kemudian, tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tiba di lokasi kejadian dan melakukan pemeriksaan. Korban dinyatakan negatif Covid-19 sehingga jenazahnya langsung dievakuasi dengan mobil ambulans ke rumah duka.
Kapolsek Alak Kompol Tatang Panjaitan menyatakan, keluarga menolak proses autopsi. Jenazah korban langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
Tatang juga menyatakan pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan dan selalu berkoordinasi dengan tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 jika ada penemuan mayat. "Kita koordinasikan dengan gugus tugas guna mencegah hal yang tidak kita inginkan," tutupnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil pemeriksaan, kondisi jasad ditemukan dalam keadaan membusuk.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Baca SelengkapnyaSebelum ditemukan tewas, korban pergi dari rumah sejak 6 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama anaknya. Melihat ayahnya diterkam buaya, anak korban langsung pergi melapor dan mencari bantuan kepada warga.
Baca SelengkapnyaSeorang pria ditemukan tewas tenggelam di aliran kali di Kali Pesing, Jalan Kali Sekertaris, Kebon Jeruk Jakbar.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan Kebumen tenggelam karena diterjang gelombang tinggi saat melaut.
Baca SelengkapnyaSeorang pencari rumput kaget menemukan mayat dalam kondisi busuk di bawah jembatan tol Ngawi
Baca SelengkapnyaPihak KBRI dan aparat berwenang di Timor Leste sedang melakukan investigasi dan akan disampaikan untuk dipublikasikan terkait identitas korban.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal saat korban duduk main handphone di tembok jembatan saluran air.
Baca SelengkapnyaKorban tergeletak di jalan menuju perkebunan warga. Korban adalah warga setempat inisial JL (31).
Baca SelengkapnyaKeluarga korban mendapat kabar duka dari saudara di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPada jasad perempuan tersebut hanya ditemukan luka di bagian dahi seperti bekas benturan.
Baca Selengkapnya