Nelayan sebut aturan Menteri Susi buat rugi industri perikanan
Merdeka.com - Ketua Umum DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Mayor Jendral TNI Marinir (Purn) Yusuf Solichien menilai kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam Permen No 57 tahun 2014 tentang pelarangan alih muatan di laut sangat membunuh nelayan serta industri perikanan nasional. Menurutnya, tidak semua daerah di Indonesia memiliki cool storage (suatu fasilitas yang sering digunakan dalam penyimpanan bahan-bahan hasil pertanian dan industri) serta pasar penjualan ikan.
Oleh karena itu, lanjut dia, nelayan-nelayan lokal harus menjual ikan tangkapannya ke kapal pengepul atau pengangkut asing.
"Pelabuhan kita terdekat belum banyak dibangun pemerintah, mau jual ke mana? Kapal-kapal pengangkut itu buat jual hasil tangkap," katanya di kantor DPP HNSI Jalan Juanda Jakarta, Kamis (11/12).
-
Bagaimana angin muson mempengaruhi perikanan di Sumut? Di sisi lain, perikanan juga mengalami dampak dari angin muson karena perubahan pola arus laut yang membawa hasil laut ke perairan yang berbeda.
-
Apa yang diberikan Dinas Perikanan Kutai Timur kepada nelayan? 'Bantuan berupa mesin 13 PK sebanyak 11unit dan Has sebanyak 11unit untuk Kelompok Nelayan Teluk Dalam 2 di Kecamatan Teluk Pandan,' katanya, Senin (11/12).
-
Apa penyebab matinya ratusan ribu ikan? Menurut laporan penduduk setempat dan media-media lokal, gelombang panas brutal dan pengelolaan waduk adalah penyebabnya matinya ratusan ribu ikan tersebut.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Apa yang dikeluhkan nelayan Indramayu kepada Ganjar? Mereka mengeluh harus menyetor uang keamanan kepada preman.
Yusuf mengatakan saat ini ada 440 kapal nelayan tak bisa melaut akibat kebijakan Menteri Susi tersebut.
"Akibat tidak ada penampung, kapal lokal berhenti menangkap. Di Kaltim dan Kalsel ada 440 kapal sudah satu minggu ditambatkan akibat Permen itu," katanya.
Dia mengatakan, secara ekonomis dampak dari Permen tersebut akan merugikan industri perikanan Indonesia. Total produksi ikan nasional yang mencapai 5 juta ton per-tahun akan mengalami penurunan.
"Akan mengalami kerugian minimal 2 juta ton per tahun akan berkurang jumlah produksi ikan kita," katanya.
Oleh karenanya, dia mendesak Pemerintah untuk segera merevisi Permen terebut. Bila tidak direvisi, pihaknya akan menggelar unjuk rasa.
"Permen nomor 57 kita minta segera diverifikasi karena banyak kapal-kapal kita yang dibangun di luar negeri, kalau tidak kita terpaksa berdarah-darah lagi," tukasnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaKurangnya penanganan sampah secara maksimal, ditambah dengan pencemaran limbah yang membuat air laut semakin hitam telah merugikan para nelayan.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaPara nelayan diiming-iming gaji besar dibandingkan fokus terhadap keterampilan melaut.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaPelaku ilegal fishing itu bahkan mengakali perizinan dengan mengajukan izin ke pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaPara nelayan khawatir terjadi tabrakan dan tersesat karena kabut asap membuat jarak pandang sangat pendek.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaNilai tukar nelayan belum mencapai angka yang signifikan sehingga mereka masih belum sejahtera.
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaIa melihat hingga kini masih banyak nelayan yang miskin bahkan mengalami kemiskinan ekstrem, utamanya di daerah pesisir.
Baca SelengkapnyaMereka memprotes kebijakan Presiden Jokowi yang kembali membuka keran ekspor pasir laut setelah 20 tahun dilarang.
Baca Selengkapnya