Nelayan temukan mayat mengambang di Pantai Padang
Merdeka.com - Seorang nelayan menemukan mayat di tengah perairan Pantai Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (18/4) siang. Mayat yang belum diketahui identitas tersebut ditemukan mengambang dalam kondisi tertelungkup.
Nelayan pertama sekali menemukan, Harianto (34) mengatakan, saat itu hendak memancing di tengah laut. Namun, saat di tengah laut melihat benda hitam mengambang.
"Saya kira kura-kura, tetapi ketika didekati ternyata mayat manusia. Cirinya-cirinya berambut pendek dengan memakai baju kaos belang-belang dan celananya mungkin jeans," kata Harianto kepada merdeka.com usai menepi dari tengah laut.
-
Di mana penyelam menemukan bangkai kapal? Di lepas pantai Pejabat setempat menyisir pesisir pantai dan memilih sejumlah lokasi yang memiliki struktur bangunan bawah laut yang tidak lazim untuk dijelajahi penyelam.
-
Bagaimana mayat tersebut ditemukan? Awalnya pekerja bangunan yang sedang membongkar taman kosong di sebuah ruko menemukan karung goni yang sebagian tertanam di dalam tanah. Tetapi saat ditarik dari posisinya ternyata berisi tulang belulang diduga kepala manusia.
-
Bagaimana mayat itu ditemukan? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Dimana mayat ditemukan? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Di mana mayat ditemukan? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
Dia mengatakan, saat menemukan pertama kali kondisi mayat dalam keadaan tertelungkup. "Untuk identitas mayat tidak diketahui karena saya tidak berani mendekat dan hanya putar-putar di sekitar mayat," tukasnya.
Karena takut mengevakuasi mayat, kemudian nelayan menepi ke bibir pantai untuk memberi kabar kepada masyarakat dan petugas pantai. Namun, saat petugas dan nelayan kembali ke tengah laut, mayat tersebut hilang.
Hingga saat ini tim gabungan dari Polairud Polda Sumbar, Basarnas, dan Padang Baywatch masih menyisir dan mencari mayat di tengah laut lepas. Dua perahu karet dibantu nelayan terus berupaya mencari mayat tersebut.
"Informasi mayat tersebut berada sejauh satu mil dari bibir pantai. Saat ini petugas gabungan masih berupaya menyisir laut untuk mencari mayat dan kita menurun dua perahu karet," kata komandan regu Basarnas Kota Padang, Yudi Riva.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh salah seorang karyawan SPBU.
Baca SelengkapnyaMayat tanpa identitas itu memiliki ciri-ciri mengenakan kaos tangan pendek dan celana panjang warna hitam
Baca SelengkapnyaJasad korban dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Kasus ini sedang dalam tahap penyelidikan.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan, kondisi jasad ditemukan dalam keadaan membusuk.
Baca SelengkapnyaKondisi ketujuh mayat itu belum membusuk tetapi bagian wajah sudah mulai membengkak.
Baca SelengkapnyaDia menceritakan penemuan mayat bukan merupakan hal yang baru bagi penjaga Pintu Air Manggarai.
Baca SelengkapnyaSaat ditemukan tubuh korban kulitnya sudah terkelupas, kepala membusuk dan kedua tangannya terlihat daging.
Baca SelengkapnyaSetelah dibawa ke rumah sakit dan diperiksa, kondisi orok bayi begitu mengenaskan. Selain tak bernyawa, beberapa bagian tubuhnya mengalami luka parah.
Baca SelengkapnyaSeorang pencari rumput kaget menemukan mayat dalam kondisi busuk di bawah jembatan tol Ngawi
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama anaknya. Melihat ayahnya diterkam buaya, anak korban langsung pergi melapor dan mencari bantuan kepada warga.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan 14 jenazah di Kota Padang keluar dari kubur karena terbawa oleh tanah longsor yang menerjang area pemakaman tersebut.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui pasti penyebab ketujuh mayat itu ditemukan tewas mengambang di kali.
Baca Selengkapnya