Nelayan tolak reklamasi meradang di depan anggota DPR
Merdeka.com - Perwakilan Nelayan dari Teluk pesisir Jakarta, Diding Setiawan dengan tegas menolak adanya pembangunan reklamasi Teluk Jakarta yang tetap dilanjutkan pemerintah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Dengan suara lantang, Diding menegaskan reklamasi menyebabkan penghasilan nelayan di Teluk Jakarta merosot drastis.
"Jadi saya rasa, ini pembunuhan masal secara pelan-pelan kepada nelayan, kenapa saya bicara begini satu contoh saya ngelaut biaya oprasional Rp 300.000 sejak dibangun reklamaski Pulau A dan G biaya oprasional-nya sudah lebih dari itu dan penghasilannya itu tidak ada bahkan minus," katanya dalam seminar dengan tema 'Stop Reklamasi Teluk Jakarta' di Gedung Parlemen, Senayan, Selasa (16/5).
-
Apa yang dikeluhkan nelayan Indramayu kepada Ganjar? Mereka mengeluh harus menyetor uang keamanan kepada preman.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Bagaimana Ganjar tanggapi keluhan nelayan? Usai berdialog, Ganjar menegaskan bahwa praktik semacam itu tidak dibenarkan. Hal itu menjadi tugas bagi pemerintah memberikan edukasi sehingga membuat nelayan tidak merasa penyetoran uang ke preman adalah kewajiban.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Diding mengatakan, dirinya-lah bersama nelayan-nelayan lain yang menggerakkan penghentian reklamasi pulau G. "Yang kena dampaknya langsung nelayan yang ada di Jakarta Utara. Bapak otaknya cerdas-cerdas karena makannya ikan pak," ujarnya.
Untuk itu dirinya memohon kepada pemerintah untuk segera membatakkan reklamasi. Menurutnya dengan distopnya pembangunan di Pulau G itu telah menyelamatkan mata pencaharian nelayan disana.
"Semenjak di setop kerang-kerang muncul sangat bagus kalau nggak percaya saya akan bawa, sekarang muncul karena apa? Karena sudah tidak diobok-obok lagi," terangnya.
"Waktu Pulau G di obok-obok perahu itu juga ada yang kandas di situ karena apa karena nggak ada mercusuar, tidak ada lampu jalan untuk masuk ke Pelabuhan jadi banyak perahu yang kandas di situ akhirnya tenggelam dan yang tanggung jawab tidak ada," sambungnya.
Untuk itu dirinya berharap pemerintah memiliki pemikiran untuk membela masyarakat demgan memberhentikan pembangunan reklamasi. "Kalau memang pemerintah memikirkan masyarakat, harusnya kita dipikirkan," pungkasnya. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaPedagang membongkar paksa pagar penutup perlintasan sebidang kereta api. Aksi itu mereka lakukan, karena penutupan akses membuat Pasar Rangkasbitung sepi.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaMereka memprotes kebijakan Presiden Jokowi yang kembali membuka keran ekspor pasir laut setelah 20 tahun dilarang.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaPara nelayan khawatir terjadi tabrakan dan tersesat karena kabut asap membuat jarak pandang sangat pendek.
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial, warga ramai-ramai mancing di sebuah kubangan. Terlihat lubang tersebut berukuran cukup besar dan berada di tengah jalan.
Baca Selengkapnyakita harus libatkan mereka dalam setiap pengambilan keputusan agar regulasi kelautan kita ke depan berpihak pada nelayan," kata Ganjar
Baca SelengkapnyaSebelumnya warga sudah sempat memperbaiki jalan tersebut, namun akhirnya rusak kembali.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaBerhenti di jembatan bisa memicu kemacetan hingga kecelakaan. Simak yuk!
Baca Selengkapnya