Nestapa eks pegawai First Travel, sakit-sakitan memikirkan nasib jemaah
Merdeka.com - Sidang penipuan umrah First Travel masih bergulir di Pengadilan Negeri Depok. Teranyar, Majelis Hakim mendengarkan kesaksian 13 mantan pegawai Andika Surachman, Anniesa Hasibuan dan Siti Nuraidah alias Kiki.
Kesaksian mereka semakin menguatkan gaya hidup hedon nan glamour tiga terdakwa semasa menikmati duit calon jemaah.
Atika Adinda Putri, eks staf keuangan First Travel secara gamblang membeberkan ia mengurus keperluan bos culasnya selama pelesiran di Inggris.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Bagaimana Nur Afnita Yanti ditipu? '(Tersangka) mengajak pelapor (korban) untuk menginvestasikan uang pada bisnis produksi pakaian renang atau bikini milik tersangka dengan menjanjikan keuntungan 20-30 persen dari uang yang telah diinvestasikan.'
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
Tak tanggung-tanggung, Atika mengaku merekap pengeluaran lebih dari Rp 20 juta. Duit sebanyak itu, dihambur-hamburkan Andika, Anniesa dan Kiki untuk kepentingan pribadi mereka.
"Saya bayarin hotel untuk Pak Andika dan keluarga di Inggris," tutur Atika.
Selain itu, biaya lainnya pada saat Fashion Show di New York pada 11 September 2015. "Seinget saya mengeluarkan uang sekitar 1.000 dollar," ujar dia.
Ketua Hakim, Sobandi kembali mencecar uang-uang jemaah yang disalahgunakan. Hanya saja, Atika tidak tahu-menahu.
"Buat DP restoran di London, bayar perusahaan indo culture, atau bayar butik," tanya dia.
Selain itu, Atika mengaku mengurus utang piutang yang dilakoni mantan bos nya itu.
"Saya hanya menerima invoice saja," ungkap Atika.
Vendor yang ditangani berbeda-beda. Mulai dari tiket pesawat jemaah, catering, hotel dan perlengkapan hotel.
"Catering ada Aisyah, Haifa, Ari Buana Wisata, Hotel ada jemaah manasik, Swiss Bell (hotel)," ujar dia.
Pada vendor-vendor itulah, First Travel masih berutang yang nilainya beragam.
"Tiket masih utang Rp 82 miliar dari vendor Kanomas. Kemudian, catering masih utang Rp 800 ribu Riyal, apabila di-Rupiah kan Rp 2 miliar. Selanjutnya, hotel masih utang Rp 5 juta Riyal. Setelah itu Visa, cuma tidak hafal berapa utangnya. Terakhir, untuk perlengkapan utangnya Rp 200 juta," beber Atika.
Di balik itu, ada pengakuan miris yang diungkap Chindy Andini, salah satu customer service First Travel.
Chindy harus kehilangan ayahnya yang sakit-sakitan memikirkan nasib para calon jemaah. Ayah Chindy, mendiang Rudi Hermandi tercatat sebagai pimpinan cabang dimana tempat ia bekerja.
Dia mendapatkan gaji Rp 3,2 juta. Tugasnya mendata seluruh jamaah yang akan berangkat dengan jasa First Travel.
"Jemaah datang membawa fotokopi KTP, KK (Kartu Keluarga) dan bukti transfer. Kemudian saya serahkan manifest di Sidoarjo," ujar dia.
Ketua Hakim Soebandi mempertanyakan pimpinan tempat Chindy bekerja. "Siapakah pimpinan cabang saudara," tanya Soebandi.
"Rudi Hermanadi," jawab Chindy.
Hakim kembali menanyakan kepada Chindy. "Apakah Saudara Rudi hadir di persidangan," ucap dia.
Chindy kembali menjawab. "Beliau sudah almarhum," ujar dia.
Pertanyaan Hakim membuat Chindy menangis. Ternyata pimpinan cabang tersebut merupakan orangtuanya sendiri. Yang meninggal karena serangan jantung tahun 2015 lalu.
Soebandi langsung mencoba menenangkan Chindy. Sementara itu, saksi yang lain memberikan tisu ke Chindy.
"Kami tidak akan membahas lebih jauh," ujar dia.
Chindy menceritakan, ayahnya terjun ke First Travel sekitar tahun 2012. Sebanyak 2471 jamaah gagal diberangkatkan dengan kerugian mencapai Rp 58 miliar
"Jemaah Sidoarjo kebanyakan berangkat dengan paket promo. Semua jemaah sudah menyetor uangnya ke rekening First Travel," ujar dia.
Chindy jug menjelaskan, fee yang diberikan First Travel kepada ayahnya sebagai kepala Cabang juga mandek. "Enggak lancar feenya. Jadi untuk tahun 2016 itu kira-kira masih 60 persen. Sedangkan, 2017 belum sama sekali," tutup dia.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permintaan uang dalam jumlah tersebut berlangsung sejak Risma masuk PPDS anestesi yakni sekitar Juli hingga November 2022.
Baca SelengkapnyaPahala Nainggolan mengatakan untuk sekali perjalanan satu orang saja sudah dikenalkan harga puluhan juta.
Baca SelengkapnyaKartika Putri tampaknya sudah memiliki firasat bahwa dirinya akan kembali menjadi sasaran empuk para warganet
Baca SelengkapnyaPihak biro perjalanan umrah bersedia bertanggungjawab atas batalnya perjalanan itu
Baca SelengkapnyaAdapun dalam kontrak kerja sama antara Fuji dan BA, aliran dana dari agensi-agensi dikelola oleh BA.
Baca SelengkapnyaPermintaan uang di luar biaya pendidikan resmi tersebut berlangsung sejak dokter Aulia masih di semester pertama PPDS atau sekitar Juli hingga November 2022
Baca SelengkapnyaBerikut fakta mengerikan kejamnya pemalakan PPDS hasil investigasi kasus kematian dokter Aulia.
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri tertipu dengan paket haji furoda yang ditawarkan seharga Rp 125 juta per orang.
Baca SelengkapnyaDugaan sementara, dokter muda FK Undip ini bunuh diri karena dibully senior.
Baca Selengkapnya