Nestapa korban kebakaran Bidara Cina jalani puasa di tenda pengungsian
Merdeka.com - Puluhan korban kebakaran di Jalan Sensus, Bidara Cina, Jakarta Timur telah tiga hari ini berada di pengungsian. Mereka tinggal di dua tenda yang telah disiapkan yang ada di pinggir Kali Ciliwung.
Di depan posko, ditumpuk pakaian bekas yang merupakan bantuan masyarakat. Para korban baik perempuan, laki-laki, remaja, dan anak-anak sibuk memilih pakaian bekas.
Para korban telah kehilangan rumah dan barang-barangnya karena ludes dilalap si jago merah pada Minggu (27/5) dini hari. Kebanyakan dari para korban tak sempat menyelamatkan barang-barangnya karena kobaran api merambat dengan cepat.
-
Bagaimana korban mengalami luka bakar? Bocah malang itu diduga dianiaya dan dibakar teman sepermainannya dalam perjalanan menuju warung yang tak jauh dari rumah.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Bagaimana panas bisa mengganggu tidur? 'Tidur yang baik dan nyenyak biasanya terjadi di lingkungan yang lebih sejuk,' kata Pearson. Ketika tidur terganggu, misalnya karena suhu tubuh yang terlalu panas di malam hari, risiko untuk mengalami migrain dan sakit kepala klaster pun meningkat secara signifikan.
-
Siapa yang terkejut saat rumahnya terbakar? Namun, saat ini pedangdut cantik tersebut telah menyediakan tempat tinggal baru untuk sang ayah tercinta yang sangat terkejut ketika rumahnya terbakar.
Salah seorang korban kebakaran, Maya menceritakan keinginannya segera mendapat rumah kontrakan baru. Ia merasa tak nyaman tinggal di pengungsian apalagi saat bulan Ramadan ini.
"Gimana ya, tidur kagak bisa. Susah. Sakit badan karena batu-batu, (tanahnya) kagak rata," kata dia, Selasa (29/5).
Ia cukup memaklumi kondisi tenda pengungsian memang demikian. Di satu tenda itu, ada sekitar tujuh keluarga yang menempati. Hawanya pun cukup panas. Apalagi di siang hari.
"Tempat tidurnya sudah dikasih alas tapi tetap aja enggak enak. Ada bantuan karpet, selimut juga dapat sih. Tapi tetap aja enggak nyaman. Tidur sebentar doang dan melek lagi. Enggak bisa nyenyak," ujarnya.
Walaupun bulan puasa, bantuan makanan tetap mengalir. Pada siang hari dapur umum tetap dibuka untuk melayani pengungsi yang tidak puasa. Saat berbuka, sumbangan makanan datang makin banyak.
Maya mengatakan karena kondisi tak memungkinkan, ada juga warga yang terpaksa membatalkan puasa. "Mau puasa juga gimana keadannya kayak gini," ujarnya.
Rumah sebelumnya yang ditempati Maya dan keluarganya merupakan rumah kontrakan. Saat ini ia mulai mencari rumah kontrakan baru sebelum Idul Fitri. Karena, kata dia, tak memungkinkan berlebaran di pengungsian. Pengungsi lain yang rumahnya habis terbakar juga disampaikan Maya mulai mencari kontrakan baru. Apalagi tenda pengungsian tak bersifat lama.
"Mungkin pada nyari kontrakan karena tenda kan enggak lama. Paling ini sampai Jumat. Mau enggak mau harus nyari kontrakan," kata dia.
Maya berharap ada bantuan berupa THR dari pemerintah khususnya Pemprov DKI Jakarta. Ia mengatakan uang sangat dibutuhkan saat ini untuk memperbaiki rumah atau menyewa rumah kontrakan.
"Bantuan makanan, baju sudah banyak. Penginnya bantuan amplop THR buat lebaran. Kita kan mesti beli barang-barang lagi, apalagi ini mau lebaran," harapnya.
Pengungsi juga saat ini perlu disediakan toilet keliling. Pengungsi saat ini memanfaatkan toilet di rumah-rumah kerabat.
"Kalau bisa ada toilet mobil itu. Soalnya susah kalau mau ke belakang harus ke rumah keluarga dulu numpang," jelas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 400 hangus terbakar dan 1.000 orang dilaporkan mengungsi imbas kebakaran di Penjaringan.
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaMusim dingin segera tiba. Perjuangan dan penderitaan dari jutaan warga Palestina belum juga berakhir.
Baca SelengkapnyaRatusan warga yang terdampak kebakaran diamankan ke posko pengungsian di halaman RSUD Kebayoran Lama.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaKebakaran permukiman padat itu telah padam. Beberapa warga kembali ke rumahnya untuk mengais barang-barang yang tersisa dari kebakaran.
Baca SelengkapnyaSerangan musim dingin yang membuat suhu lebih rendah dari biasanya mengawali tahun 2024 di India. Bagi tunawisma, fenomena ini menjadi sebuah siksaan.
Baca SelengkapnyaSerangan rudal Israel membuat warga Palestina di Gaza harus merayakan buka puasa Ramadan tanpa kebahagiaan.
Baca SelengkapnyaSuhu di Mina capai 45°C, begini cara kreatif jamaah wanita asal Indonesia untuk meminimalisir panas.
Baca SelengkapnyaVideo viral memperlihatkan seorang bayi terbungkus selimut, wajahnya pucat dan bibirnya membiru.
Baca SelengkapnyaKebakaran di Jalan Gang Kober, Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat saat ini sedang dalam proses pendinginan oleh petugas pemadam.
Baca Selengkapnya