Ngaku anggota BIN, Dodik tipu 5 cewek dan 'tiduri' salah satu korban
Merdeka.com - Mengaku sebagai Kasubag Umum Bea dan Cukai Surabaya, Jawa Timur dan pegawai PT Pertamina serta anggota Badan Intelejen Negera (BIN), Andhika Dodik Bintoro (33), warga Buduran, Sidoarjo tipu lima perempuan, dengan total Rp 1 miliar. Bahkan, tersangka juga sempat minta jatah 'tidur' bareng dengan salah satu korban.
Modus penipuannya, tersangka menawarkan pekerjaan kepada para korban untuk menjadi pegawai Pelindo III, PT Pertamina dan pegawai negeri sipil (PNS) dengan jaminan sejumlah uang.
"Tapi setelah menerima uang, tersangka menghilang. Modusnya, tersangka mengaku bekerja di Bea dan Cukai Surabaya, PT Pertamina dan BIN. Tersangka menawarkan pekerjaan kepada para korban dengan jaminan sejumlah uang," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Takdir Mattanete, Selasa (22/9).
-
Apa saja modus penipuan lowongan kerja? Ingat, pemberi kerja yang resmi tidak akan meminta pembayaran apa pun selama proses perekrutan. Jika ada yang meminta biaya perekrutan, deposit, atau biaya wawancara maka waspadalah. Sebab, ini seringkali merupakan modus penipuan loker palsu.
-
Apa modus baru penipuan lowongan kerja? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku. 'Kalau mau, ya saya bilang ada Rp50 ribu. Udah, Rp100 ribu aja katanya. Ya sudah, saya kasih Rp100 ribu,' terangnya.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang sering jadi korban penipuan lowongan kerja? Di tengah era persaingan kerja yang ketat, adanya lowongan pekerjaan yang menjanjikan posisi tertentu dengan gaji menarik jelas jadi hal yang menggiurkan. Namun, waspada jika mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari Blibli jika tidak melalui saluran informasi resmi.
-
Siapa saja yang menjadi korban lowongan kerja palsu? Data Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mencatat, sebanyak 823 korban terjerat penipuan lowongan kerja berbasis online oleh jaringan internasional sepanjang 2022 hingga 2024.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan oleh agen penyaluran tenaga kerja? Budi Triman (37), salah satu korban asal Pati mengaku, ia pada awalnya dijanjikan kerja di Korea oleh HS dengan syarat memiliki sertifikat keahlian las yang diterbitkan dari Kapten Indonesia.
Aksi kejahatan tersangka ini, sejak 2014 hingga sekarang (2015). "Untuk sementara ini, jumlah korban ada lima orang. Tapi tidak menutup kemungkinan lebih dari itu. Kita masih melakukan pengembangan," katanya lagi.
Terbongkarnya kasus ini, bermula dari laporan dua korban, yaitu Lala (21) warga Surabaya dan Dwi (28) juga warga Surabaya. Awalnya, salah satu korban, yaitu Dwi, bertemu tersangka di salah satu kolam pancing di Sidoarjo.
"Kemudian, tersangka menawarkan pekerjaan kepada korban Dwi, dengan jaminan uang Rp 5 juta dibayar cash untuk pembelian berkas. Setelah itu tersangka meminta lagi uang Rp 25 juta, tapi tidak diberi oleh korban," terang Takdir.
Karena curiga, kata perwira, korban akhirnya lapor ke polisi. "Jadi, tersangka memberi berkas lamaran pekerjaan dari Pelindo III dengan jaminan uang Rp 5 juta. Tapi, korban tidak juga mendapat panggilan, malah justru diminta uang lagi Rp 25 juta oleh tersangka. Karena curiga, korban lapor ke polisi," paparnya.
Mendapat laporan ini, polisi kemudian memancing tersangka dan bertemu di daerah Manukan, Surabaya. "Kemudian kita melakukan penangkapan terhadap tersangka," tandas Takdir.
Di hadapan polisi, tersangka mengaku menghabiskan uang hasil penipuan itu di meja judi. "Buat main judi. Sebagian juga saya pakai untuk senang-senang. Mereka (korban) butuh pekerjaan dan saya tawari. Karena percaya, mereka mau ngasih uang pada saya," katanya.
Tersangka juga mengaku, sempat meniduri salah satu korban, yang ingin masuk CPNS (calon pegawai negeri sipil). "Awalnya kenalan. Setelah kenal-kenal, dia (korban) ngaku pingin kerja jadi PNS. Karena sudah kenal, dia juga mau saya ajak tiduri dan memberi saya uang jaminan masuk kerja," akunya lagi tanpa menyebut nama korbannya.
Tersangka juga mengaku, memiliki banyak berkas lamaran pekerjaan di berbagai instansi pemerintahan, termasuk berkas untuk menyelesaikan masalah. Saat ditangkap, polisi juga mengamankan barang bukti berupa dua unit handphone, dua unit senjata api mainan, dan arsip-arsip pendaftaran palsu.
Selanjutnya, tersangka akan dijerat Pasal 378 KUHP tentang penipuan, dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk meyakinkan korban, tersangka mengatakan apabila tidak lulus maka uang bakal dikembalikan tanpa kurang sedikit pun.
Baca SelengkapnyaPolisi mengiming-imingi korban bisa bekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Baca SelengkapnyaUntuk bisa lulus sebagai CPNS, pelaku memberi syarat kepada korban memberikan uang Rp40 juta.
Baca SelengkapnyaPria ini mengaku sopir Kepala Dispendik dan mengaku bisa meloloskan siswa pada PPDB 2023. Orang tua sudah bayar puluhan juta tapi anaknya lolos PPDB.
Baca SelengkapnyaDari para korban total tersangka mendapatkan uang sebesar Rp7,4 miliar.
Baca SelengkapnyaPelaku telah menipu dua orang dan total kerugian sekitar Rp20 juta.
Baca SelengkapnyaPenangkapan ratusan tersangka dilakukan sejak periode 5-11 Juni 2023
Baca SelengkapnyaBeredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.
Baca SelengkapnyaDitreskrimum Polda Metro Jaya membongkar kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) modus perdagangan ginjal jaringan Kamboja.
Baca SelengkapnyaPara korban sempat disekap dan diancam di sebuah apartemen di Turki
Baca SelengkapnyaSalah satu orang tua korban sudah menjual dua petak sawah dan menggadaikan sertifikat rumah.
Baca SelengkapnyaFatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.
Baca Selengkapnya