Mengaku diperas, Kadis Perikanan Kampar polisikan mahasiswa
Merdeka.com - Seorang mahasiswa asal Kabupaten Kampar, Risko Dello Fitra diduga memeras Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kampar, Usman Amin, dengan nilai Rp 13 juta. Perbuatan itu dilakukan Risko dengan alasan untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Dua (S2).
Dalam laporan polisinya, korban mengaku sempat menyerahkan sebagian uang kepada Risko. Namun, pelaku masih menyatakan kurang dan mengirimkan pesan singkat berupa ancaman jika tidak memenuhi permintaannya.
Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo SIK membenarkan adanya laporan ini. Menurutnya, kasus ini tengah diselidiki Satuan Reserse Kriminal Polres Kampar.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Kenapa pelaku melakukan perundungan? Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap bahwa pelaku kesal karena korban mengaku sebagai anggota geng yang dipimpin pelaku. Padahal korban bukan menjadi bagian dari geng pelaku.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Kenapa pelaku melakukan pemerkosaan? Tersangka melakukan kekerasan seksual di sekitar rumah dan di kebun. Modusnya, memanfaatkan kondisi korban yang rentan. Tersangka sebelumnya melakukan hal serupa pada korban lain. Sempat dinikahi namun kemudian bercerai.
"Laporannya memang benar masuk ke Polda. Penanganannya dilakukan Polres Kampar karena kejadiannya di daerah tersebut," kata Guntur kepada merdeka.com, Rabu (1/6).
Guntur menyebutkan, korban mengaku kejadian itu bermula saat pelaku dan korban yang sudah kenal bertemu di Kantor Dinas Perikanan Kabupaten Kampar. "Di sana, korban mengutarakan niatnya ingin menyelesaikan S2 dan butuh biaya. Korban kemudian meminta uang Rp 13 juta kepada korban," ujar Guntur.
Karena tidak memegang uang tunai sebanyak itu, korban hanya memberi Rp 5 juta. Setelah itu, pelaku kembali meminta uang sisanya sebesar Rp 8 juta.
Tak lama kemudian, korban menerima pesan singkat dari pelaku yang berisi ancaman. Pelaku mengatakan, "tengo sajalah nanti" kepada korban.
Beberapa saat kemudian, pelaku kembali mengirim pesan dan menyatakan, "Mulai hari ko awak berlawan bang (mulai hari ini kita berlawanan)."
Atas kejadian ini, kata Guntur, korban merasa sudah diancam dan diperas pelaku. Korban melapor ke kantor polisi dengan harapan pelaku diproses sesuai aturan berlaku. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi gadungan bawa kabur motor, ponsel hingga uang mahasiswi Palembang
Baca SelengkapnyaSaat tersangka beraksi kedua kali, korban merekamnya untuk dijadikan barang bukti.
Baca SelengkapnyaMenjanjikan agar korban bisa lulus ujian masuk TNI dan Polri membuat pelaku bisa melakukan pelecehan. Bahkan dia juga menyimpan foto bugil para korban.
Baca SelengkapnyaPelaku telah menipu dua orang dan total kerugian sekitar Rp20 juta.
Baca SelengkapnyaLangkah yang dilakukan yakni penanganan yang mengedepankan keadilan restoratif.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga korban sebelumnya mengancam menuntut kampus dan mendesak pelaku penganiayaan dihukum berat.
Baca SelengkapnyaAkibat perbuatannya, mantan Ketua DPD Partai NasDem Surabaya, Robert Simangunsong harus duduk di kursi pesakitan Pengadilan Negeri Surabaya sebagai terdakwa.
Baca SelengkapnyaSahroni juga menegaskan pentingnya kerjasama antara pihak kampus dan penegak hukum dalam menciptakan mekanisme penanganan kasus pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, pelaku mengirimkan sebuah peluru aktif disertai surat berisi ancaman dan pemerasan
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Udayana diduga terlihat korupsi Dana Sumbangan Institusi mahasiswa baru seleksi Jalur Mandiri tahun 2018 sampai 2022.
Baca SelengkapnyaMahasiswa tingkat pertama yang meninggal diduga dianiaya senior itu bakal diberangkatkan ke kampung halamannya pada Minggu (5/5) besok.
Baca SelengkapnyaPria ini mengaku sopir Kepala Dispendik dan mengaku bisa meloloskan siswa pada PPDB 2023. Orang tua sudah bayar puluhan juta tapi anaknya lolos PPDB.
Baca Selengkapnya