Ngeri, ada dokter bedah gadungan sudah operasi ratusan pasien
Merdeka.com - Mengaku-ngaku sebagai dokter bedah dan mengoperasi 125 pasien, seorang perawat di RSUD Drajat Prawiranegara berinisial SG (55) dibekuk petugas Satreskrim Polres Serang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pelaku yang sehari-sehari bekerja sebagai perawat telah mengoperasi 125 pasien. Di mana 101 pasien menjalani operasi ringan, 24 pasien lain operasi berat.
Biaya operasi ringan dipatok dengan harga Rp 500 ribu hingga Rp 2,5 juta. Sedangkan operasi berat pelaku mematok harga Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Siapa yang meninggal? Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, telah meninggal dunia.
Bahkan satu pasien berinisial SH (50), warga Sayar, Kota Serang, diketahui meninggal dunia pada 6 Juni 2014 setelah di operasi oleh SG karena penyakit hernia.
SG sendiri ditangkap petugas saat sedang melakukan operasi di Klinik Prima Medika, di Lingkungan Kuranji Kidul, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Taktakan, Kota Serang.
SG melakukan praktik bedah di klinik miliknya yang telah beroperasi sejak 2013 silam. Klinik tersebut diketahui tidak memiliki izin operasional dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Modus yang dilakukan dengan membuka klinik. SG melakukan tindakan medis berupa operasi terhadap pasien, padahal SG bukan dokter. Selain itu, klinik milik SG tidak memiliki izin operasional dari IDI," kata Kasat Reskrim Polres Serang, AKP Gogo Galesung, di Mapolres Serang.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum meninggal dunia, dokter yang akrab disapa dokter Helmi itu mengoperasi 10 pasien. Setelah itu, dia mendadak mengalami sesak napas.
Baca SelengkapnyaPria yang akrab disapa dokter Helmi itu disebut meninggal dunia karena mengalami sudden cardiac arrest atau dikenal juga dengan henti jantung.
Baca SelengkapnyaDirektur RSUD Sulbar, dokter Erna mengatakan, dokter Helmiyadi meninggal dunia di Puskesmas Sendana, Kabupaten Majene, saat hendak dirujuk ke Makassar, Sulawesi
Baca SelengkapnyaPengunggah menceritakan, setelah anastesi (bius), pasien mengalami henti jantung.
Baca SelengkapnyaSeorang pasien wanita, R (59), meninggal dunia diduga akibat malapraktik yang dilakukan Bidan ZN di Prabumulih, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaHelmi meninggal dunia akibat serangan jantung usai melakukan pelayanan kesehatan kepada 10 pasien.
Baca SelengkapnyaSelain menangani pasien, dokter Helmi aktif di media sosial seperti Instagram dan Tiktok. Di Instagram, dokter Helmi memiliki pengikut sebanyak 492 ribu.
Baca SelengkapnyaSetelah pengobatan pada bidan tak kunjung berhasil, kondisi korban makin parah hingga harus cuci darah.
Baca SelengkapnyaSaat ini, polisi, pihak rumah sakit hingga Kemenkes sudah turun tangan menyelidiki penyebab pasti kematian Dokter ARL.
Baca SelengkapnyaPolisi akan meminta keterangan ahli untuk memastikan apakah Dokter A boleh melakukan tindakan sedot lemak seperti yang dilakukannya pada Ella Nanda.
Baca SelengkapnyaSelain seorang dokter spesialis ortopedi yang kompeten dan baik hati, dr. Helmi juga dikenal sebagai seorang influencer.
Baca SelengkapnyaZN mengaku tidak memberikan obat keras dalam jumlah banyak menggunakan suntikan ke tubuh pasiennya
Baca Selengkapnya