Niat Kembalikan Keperawanan, Wanita di Palembang Justru Jadi Budak Seks Dukun Cabul

Merdeka.com - Maksud hati berobat untuk mengembalikan keperawanan yang terenggut, seorang wanita berinisial MP (20) justru menjadi budak seks dukun cabul. Ironisnya, ide berobat tersebut tak lain berasal dari kekasihnya.

Merasa tertipu, MP akhirnya melaporkan dukun ke polisi. Dia berharap, terlapor ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Peristiwa itu bermula saat MP merasa malu karena keperawanannya telah direnggut oleh pacarnya. Mereka pun mencari cara agar keperawanannya dapat kembali seperti semula.

Atas ide pacarnya, MP mendatangi seorang dukun yang tinggal di Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan Ilir Timur III, Palembang, 23 Mei 2020. MP berharap niatnya terkabulkan karena dukun yang dimaksud sangat sakti, seperti yang diyakinkan sang pacar.

Hari pertama berkunjung, MP langsung diajak si dukun melakukan hubungan badan sebagai syarat utama dalam prosesi pengembalian keperawanannya. Gadis itu sempat menolak namun tetap mengikuti ajakan dukun demi tujuannya tercapai.

MP kembali mendatangi rumah dukun untuk berobat. Setiap kunjungannya, persetubuhan kembali terulang. Namun sudah beralih, dari syarat pengobatan ke pengancaman.

Setelah sembilan bulan lamanya menggantungkan harapan ke dukun tersebut, MP baru menyadari dirinya hanya menjadi budak seks pelaku, terlebih keperawanannya tak kunjung kembali. Dia akhirnya memberanikan diri melaporkan kasus ini ke polisi.

Kasatreskrim Polrestabes Palembang Kompol Edi Rahmat Mulyono mengungkapkan, laporan masuk ke meja polisi yang disampaikan langsung oleh pelapor, Rabu (10/2) malam. Penyidik saat ini tengah memeriksa sejumlah saksi untuk penyelidikan.

"Pelapor mengaku dicabuli terlapor yang berstatus sebagai dukun. Modusnya mengembalikan keperawanan pelapor," ungkap Edi, Kamis (11/2).

Pelapor mengaku menjadi budak seks terlapor selama sembilan bulan dan tanpa diketahui pacarnya. Padahal, pacar pelapor adalah orang yang menyarankan berobat ke dukun itu.

"Pengakuannya sudah sering terjadi, setiap kali berkunjung. Akhir-akhir ini ada ancaman dari terlapor," kata Edi.

Jika penyidik menemukan bukti yang cukup, terlapor akan ditangkap dan dijadikan tersangka. Dia terancam hukuman penjara selama sembilan tahun sesuai Pasal 289 KUHP.

"Terlapor akan dipanggil terlebih dahulu sebagai saksi untuk dimintai keterangan, nanti tergantung hasil pemeriksaan," pungkasnya.