Nikmatnya soto kebo & kisah syiar Islam di Kota Kudus
Merdeka.com - Bagi sebagian orang, pemakaian daging kerbau dalam sebuah masakan masih menjadi sesuatu yang sedikit ekstrem. Tapi tahukah anda, bahwa kuliner berbahan daging kerbau sejak lama telah menjadi ciri khas satu daerah Jawa Tengah.
Ya, Soto Kebo telah melekat menjadi ikon Kota Kudus. Dilihat dari namanya saja orang sudah paham jika soto yang satu ini dibuat dari daging kerbau. Untuk rasanya, jangan ditanya.
Soto Kebo terdapat banyak irisan dadu daging kerbau ditambah bumbu rempah-rempah di kuah soto memunculkan perpaduan rasa gurih, manis. Apalagi, rasa kaldu di dalam kuah makin menggoyang lidah kita.
-
Mengapa Sunan Kudus menggunakan daging kerbau dalam Soto Kudus? Pemilihan daging kerbau dalam soto Kudus memiliki alasan tersendiri; saat menyebarkan ajaran Islam di Kudus, Sunan Kudus mengetahui bahwa daging sapi dianggap suci oleh penganut agama Hindu dan Buddha. Untuk menghormati kepercayaan tersebut, daging sapi digantikan dengan daging kerbau.
-
Siapa yang harus menghindari daging sapi? Orang dengan kolesterol tinggi sebaiknya tidak mengonsumsi daging sapi secara teratur. Daging sapi termasuk dalam kelompok daging merah yang kaya akan lemak, terutama lemak jenuh.
-
Kenapa makan daging kurban harus dibatasi? 'Pada Hari Raya Idul Adha, sebanyak-banyaknya makan daging mungkin tetap saja ukurannya tiga porsi makan sehari, umumnya sekali makan kita mengonsumsi 60-70 gram daging,' kata Prof. Ali saat dihubungi Antara, Selasa (18/6). Dia meminta masyarakat untuk mengonsumsi daging dalam jumlah wajar karena pada Iduladha, jumlah daging merah yang melimpah bisa membuat orang tergiur untuk mengonsumsinya. Batas aman diperlukan untuk mengantisipasi timbulnya risiko darah tinggi yang melonjak atau kolesterol yang terlalu tinggi saat hari raya.
-
Kenapa pendaki dilarang membawa daging sapi? Pendaki juga harus mengikuti beberapa aturan, seperti dilarang membawa bahan makanan dari daging sapi dan perhiasan dari emas.
-
Kenapa Masjid Menara Kudus tidak menerima sapi sebagai hewan kurban? Salah satu masjid yang masih setia memegang ajaran Sunan Kudus adalah Masjid Al Aqsha Menara Kudus. Di masjid itu, hewan kurban yang disembelih hanya kerbau, kambing, dan domba. Karena sudah menjadi tradisi, selama ini tidak ada warga yang menyerahkan sapi sebagai hewan kurban di masjid itu.
-
Apa hukum makan daging kurban bagi orang yang berkurban? Dalam hal ini, telah dijelaskan dalam QS. Al Haj ayat 36, bahwa Allah berfirman: “Maka makanlah sebagiannya dan berilah makan pada orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan pada orang yang meminta-minta. Demikianlah kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu agar kamu bersyukur“ (QS. Al-Haj, Ayat: 36)
Di Kota Kretek, sebutan lain bagi Kota Kudus, pembuatan Soto Kebo mempunyai sejarah panjang. Kuliner yang satu ini adalah peninggalan Sunan Kudus yang sempat menyiarkan agama Islam di tengah masyarakat Hindu setempat pada masa lalu.
Seperti diketahui, sapi bagi warga Hindu dianggap sebagai hewan disuci. Sapi atau lembu dalam kepercayaan Hindu merupakan tunggangan dewa Shiwa. Maka dari itu, umat Hindu sangat menghormati dan tidak makan daging sapi.
Begitu juga bagi masyarakat Kudus, yang notabene saat itu masih menganut Hindu yang kuat. Sapi atau lembu dianggap sebagai hewan suci, sebuah larangan besar untuk disembelih dan dimakan. Pada masa penyebaran agama Islam di tanah Jawa, khususnya di daerah Kudus, Sunan Kudus menyebarkan agama Islam di wilayah Kudus dan sekitarnya.
Sunan Kudus yang menjadi salah satu Wali Songo ini, melakukan syiar Islam dengan cara berbeda agar tidak menyinggung warga lokal yang masih menganut agama Hindu. Karena sapi adalah hewan yang disucikan bagi umat Hindu, maka untuk menjunjung tinggi sikap menghormati antar pemeluk agama Hindu dan umat Islam, Sunan Kudus pun melarang pengikutnya untuk memakan daging sapi.
"Meski dari sisi syariah Islam daging itu (sapi) dihalalkan dan sapi boleh disembelih," kata seorang ulama dari Kudus yang enggan disebutkan namanya.
Sebagai makanan penggantinya, Sunan Kudus memakai daging kerbau sebagai menu alternatif. Saat ini, kendati budaya Hindu sudah hilang dan tergantikan dengan pengaruh agama Islam, tetapi kebiasaan lama orang Kudus untuk menyantap daging kerbau tetap tidak bisa dihilangkan.
Haji Umar pemilik warung soto kebo di dekat Masjid Agung Kudus mengatakan, dia awalnya membuat Soto Kebo berdasarkan resep warisan dari kakek buyutnya yang sejak lama berjualan keliling (ider) memakai pikulan dari kampung ke kampung.
"Ini soto resepnya langsung diturunkan dari kakek saya. Dia ceritanya sejak dulu sudah memakai daging kerbau sebagai ganti daging sapi karena memang daging sapi tidak untuk dikonsumsi di Kudus, mas," terang Umar.
Terkait dengan irisan daging kebo yang berbentuk segi empat, dia menyebut bentuk segi empat itu konon menggambarkan bentuk Kabah di Makkah sehingga ketika orang memakan Soto Kebo diharapkan bisa memiliki pandangan kuat dalam menjalankan agama Islam. Hal ini karena Kabah menjadi tempat suci bagi umat Islam.
Lain ceritanya diungkapkan Muhammad Samsir, seorang pedagang Soto Kebo di pusat kota Kudus. Dia mengaku lebih memilih berjualan Soto Kebo lantaran rasanya yang lebih gurih dan sedap bila memakai daging sapi. "Dan banyak yang bilang, Soto Kebo hanya bisa dijumpai di sini saja. Makanya saya jualan Soto Kebo dan syukurlah sampai sekarang dagangan saya selalu laris," ujar Samsir.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ajaran toleransi itu pertama kali diajarkan oleh Sunan Kudus sewaktu mengajarkan Islam di Kudus.
Baca SelengkapnyaSunan Kudus merupakan salah seorang tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang sangat berpengaruh.
Baca SelengkapnyaPeringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bagi masyarakat Indonesia tidak hanya diperingati dengan berbagai macam perayaan, tapi ada juga makanan khas yang menarik.
Baca SelengkapnyaBeda dari soto biasanya, Sroto Sokaraja pakai bumbu kacang dan potongan ketupat.
Baca SelengkapnyaDalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Indonesia selalu memiliki banyak tradisi berbeda di setiap kota. Banyak kegiatan dilakukan untuk mendapat berkah.
Baca SelengkapnyaBebek Songkemm merupakan makanan yang lahir dari tradisi masyarakat muslim Kabupaten Sampang.
Baca SelengkapnyaPada akhir tahun 1960-an, menu gulai kambing itu sudah menjadi tradisi khas di Masjid Gedhe Kauman.
Baca SelengkapnyaMeskipun bernama sate, namun kuliner ini tidak disajikan dengan tusuk sate
Baca SelengkapnyaResep soto khas Banyumasan yang manis, gurih, dan segar.
Baca SelengkapnyaSate asam ini tampil menarik dengan parutan kelapa. Tekstur dagingnya juga lembut, sehingga menghadirkan pengalaman berkuliner yang istimewa.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini jadi salah satu tanda kemurahan hati Prabu Siliwangi, sehingga rakyat boleh meninggalkan agama yang sebelumnya menjadi mayoritas di tanah Sunda.
Baca SelengkapnyaWali yang terkenal dengan dakwah melalui kesenian ini ternyata pernah berdakwah pakai cara kekerasan.
Baca Selengkapnya