Normalisasi sungai, belasan rumah di tepi rel KA ditertibkan
Merdeka.com - Belasan rumah di tepi rel kereta api di sekitar Jalan Asrama, Medan, ditertibkan, Rabu (2/9). Penertiban itu dilakukan terkait normalisasi Sungai Bederah.
Aliran sungai tertutup rumah-rumah yang berdiri di lahan milik PT KAI. Akibatnya, kawasan sekitar dilanda banjir, termasuk Makodam I Bukit Barisan.
Berdasarkan surat pemberitahuan yang dikirim PT KAI kepada penghuni lahan mereka, penertiban dilakukan untuk pembuatan saluran air yang dilaksanakan mulai hari ini. Kebijakan itu didasarkan pada permohonan Panglima Kodam I Bukit Barisan kepada PT KAI Divre I Sumut.
-
Kenapa kota medan dibangun di tepi sungai? Sejarah terbentuknya Kota Medan, ungkapnya, tidak terlepas dari keberadaan sungai-sungai. Terbukti, pemukiman pertama di Medan terbentuk di tepian pertemuan Sungai Deli dan Babura.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Penertiban dilakukan tim gabungan dari PT KAI Divre I Sumut, Satpol PP Kota Medan, kepolisian dan TNI. Mereka mengerahkan alat berat berupa eskavator.
Penertiban 18 rumah ini masih tahap pertama. Selanjutnya seluruh rumah liar di kawasan itu juga akan ditertibkan. "Hari ini enggak semua, ada empat yang berada di parit yang itu harus dibongkar, kalau total semuanya ada sekitar 18 rumah menurut pihak Kereta Api jadi kami minta mereka membongkarnya," kata Camat Medan Helvetia Edi Mulia Matondang.
Warga sempat keberatan dengan penggusuran itu. Alasannya, surat pemberitahuan dari PT KAI soal penertiban itu terlambat mereka terima. Surat bertanggal 1 September itu baru sampai pada pukul 21.00 WIB. "Kami mana ada persiapan, suratnya baru sampai tadi malam," kata Boru Hutagalung, seorang warga sambil menangis.
Namun pihak kelurahan setempat sudah lebih dulu mengirimkan surat pemberitahuan. Dokumen itu dikirimkan pada Kamis (28/8). "Warga pada dasarnya menolak, tapi ini kan untuk kepentingan bersama," ucap Edi.
(mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cegah Banjir, Pemkab Bekasi Gusur Bangunan Liar di Bantaran Sungai Sukatani
Baca SelengkapnyaBanjir bandang itu terjadi diuga disebabkan oleh tanggul yang jebol
Baca SelengkapnyaPemkot Bandarlampung sudah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) segera memperbaikinya.
Baca SelengkapnyaSatu rumah diperkirakan kerugiannya kurang lebih Rp100 juta.
Baca SelengkapnyaPembatalan tiket kereta api dapat dilakukan hingga 7 hari setelah jadwal keberangkatan yang tertera pada tiket.
Baca SelengkapnyaCalon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca SelengkapnyaMenurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaPotret dua rumah milik penghafal Al-Quran masih berdiri kokoh setelah banjir bandang.
Baca SelengkapnyaKanal Banjir Timur menjadi barometer pengendali banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPembebasan lahan ini dilakukan untuk membangun turap atau beton pembatas di sepanjang sisi sungai untuk menahan debit air.
Baca SelengkapnyaKampung Bulak Barat sempat direndam banjir hingga menutupi rumah-rumah warga
Baca SelengkapnyaBeton girder Fly Over Bantaian, Muara Enim, Sumatera Selatan, yang roboh ternyata turut merusak tiga unit rumah warga.
Baca Selengkapnya