Novel Baswedan Cerita Titik Terendah, Hendak Menyerah dalam Pemberantasan Korupsi
Merdeka.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengaku pernah berada di titik terendahnya selama berkarir di KPK. Saat itu terbesit pikiran tidak perlu lagi ada upaya memberantas korupsi.
Dalam perbincangannya bersama Anita Wahid sebagai Deputi Direktur Public Virtue Research Institute (PVRI) yang disiarkan melalui kanal YouTube Public Virtue Institute, kondisi terendah yang dirasakan Novel akibat negara abai dalam melindungi pejuang antikorupsi.
"Ketika melihat seolah-olah yang memberantas korupsi itu malah dikerjain malah dibuat seolah-olah kami adalah seolah-olah orang yang brengsek yang harus diuber, ya memang lebih bagus memang ditinggalkan. Jadi memberantas korupsi biar tidak ada saja," ungkap Novel, Minggu (20/6).
-
Apa kasus yang sedang dihadapi KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Siapa yang ingin mundur dari KPK? 'Da seingat saya malah Pak Agus sempat mau mengundurkan diri itu. Jadi untuk bertahan dalam komitmen untuk perkara SN tetap dijalankan. itu Pak Agus sempat mau mengundurkan diri,' kata dia.
-
Apa tugas Nawawi Pomolango sebagai Ketua KPK? Nawawi sempat mengaku tugas yang diamanahkan Jokowi kepada dirinya sangat berat.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa sanksi untuk pegawai KPK yang terlibat pungli? Untuk 78 pegawai Komisi Antirasuah disanksi berat berupa pernyataan permintaan maaf secara terbuka. Lalu direkomendasikan untuk dikenakan sanksi disiplin ASN.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
Nada suara Novel kemudian meninggi. Saat dia kembali mengenang perlakuan negara terhadap dirinya dan pegawai KPK dengan mengabaikan segala laporan penyerangan atau kriminalisasi. Belum lagi, atas penghinaan yang terus menerus dialamatkan kepada Novel terkait yang dilakukannya dalam upaya memberantas korupsi.
Novel merasa kecewa ketika laporan penyerangan terhadap dirinya seolah tak diselesaikan tuntas hingga dalang penyerangan.
"Saya mau memperjuangkan bagaimana kalau saya sendiri sudah pada posisi hampir buta. Orang menghina saya dengan luar biasa, dan itu dihina, dengan anak-anak saya pasti tahu, dan kemudian saya melapor enggak digubris. Terus mau memperjuangkan apalagi?" tegas Novel.
"Upaya menghina ini sudah kebablasan."
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Novel Baswedan membongkar pelemahan di KPK saat ini dilakukan lewat pegawainya yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca SelengkapnyaNovel Bersama mantan penyidik KPK lain yang tergabung dalam IM57+ Institute semula Ingin mengikuti seleksi sebagai pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaNovel menyoroti kasus Ghufron yang bersitegang dengan Dewas KPK sudah parah dan sepantasnya mendapatkan sanksi berat.
Baca SelengkapnyaPidato yang dimaksud yakni komitmen Ketua Umum Partai Gerindra terhadap pemberantasan korupsi sebagai salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaBuntut pernyataan Wakil Ketua KPK Johanis Tanak yang menyebut penyelidik khilaf dalam OTT yang melibatkan Marsekal Madya Henri Alfiandi.
Baca SelengkapnyaNovel lantas menyindir Ketua KPK Firli Bahuri yang meresmikan sekaligus main badminton di Manado.
Baca SelengkapnyaEks Penyidik Senior KPK Blak-blakan Kehidupan Koruptor: Anaknya Rusak dan Pasangan Selingkuh
Baca SelengkapnyaSalah satu trik yang kerap dilakukan yakni dengan mengecilkan bandwidth saat melakukan pengajuan melalui sistem lelang.
Baca SelengkapnyaPermintaan maaf petinggi KPK usai penetapan Kepala Basarnas jadi tersangka menunai polemik.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan menilai metode OTT yang kerap digunakan penyidik cukup sukses.
Baca SelengkapnyaBahkan, Nawawi mengungkapkan, permasalahan terjadi tidak hanya di internal KPK.
Baca SelengkapnyaPimpinan tetap meminta Brigjen Asep Guntur menjadi Direktur Penyidikan dan Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK.
Baca Selengkapnya