Novel Baswedan: Semoga Presiden Tergerak Hatinya Untuk Membentuk TGPF
Merdeka.com - Penyidik senior di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya. Dia berharap, Presiden Joko Widodo bisa segera turun tangan dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
Menurut Novel, pembentukan TGPF dirasa perlu untuk mengungkap kasus penyiram air keras yang mengakibatkan luka di bagian matanya itu.
"Intinya gini, saya sudah menyampaikan beberapa kali, berharap Pak Presiden bisa membentuk TNGF. Rasanya kok, sudah sekian lama masih belum terbentuk juga," katanya di Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/11).
-
Bagaimana modus dugaan korupsi gas air mata? 'Dugaan persekongkolan tender yang mengarah kepada merk tertentu. Itu satu hal,' ucap Agus juga mendesak agar KPK mengusut dugaan kasus korupsi pada pelontar gas air mata tersebut.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Siapa yang dituduh melakukan kekerasan? Menurut Vanessa, Yudha Arfandi lah yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Tamara Tyasmara.
-
Siapa yang meneteskan air mata di persidangan? Di dalam ruang sidang, Ristya Aryuni, yang duduk bersama beberapa anggota keluarganya, tampak menangis saat saksi memberikan keterangannya di hadapan majelis hakim. Ristya beberapa kali terlihat mengelap air matanya dengan tisu.
-
Mengapa penembakan terjadi? Serangan tersebut menyebabkan kebakaran hebat di gedung itu.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
Novel menyebut, belum terbentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta, maka hampir tidak ada harapan kasus tersebut dapat terungkap.
"Semoga Presiden bisa tergerak hatinya untuk melihat bahwa TGPF itu betul-betul penting," tutup dia.
Sebelumnya, Kamis 1 November 2018 memasuki hari ke 500 pascapenyerangan air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Menurut sang istri, Rini Emilda, kondisi Novel Baswedan kini sudah lebih baik.
"Kondisi Bang Novel alhamdulillah baik, sudah bekerja seperti biasa. Tapi tetap harus chek up sesuai jadwal dari dokter yang menangani," ujar Rini saat dikonfirmasi, Rabu (30/10).
Meski kondisi suaminya dianggap lebih baik dari sebelumnya, tetap saja masih tersimpan luka di hati Rini. Bagaimana tidak, sudah 500 hari pelaku maupun dalang penyerangan air keras terhadap suaminya belum juga diungkap pihak Kepolisian.
"500 Hari bukan waktu yang sebentar, presiden menyampaikan bahwa sementara memberikan waktu kepada Polri untuk mengungkap, lalu presiden butuh waktu berapa lama lagi?," kata Rini.
Rini masih berharap kepada Presiden Joko Widodo untuk tidak membuat larut kasus ini. Sebab, menurut Rini, penyerangan air keras terhadap suaminya merupakan kejahatan yang serius dan harus segera diungkap.
"Kalau pimpinan Polri takut atau lain hal, itu bisa dipahami, pimpinan Polri itu juga bisa diintervensi. Tetapi kalau presiden tidak bertindak karena takut, itu hal yang menyedihkan dan mengecewakan," kata Rini.
Terkait dengan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), Rini sepertinya sudah pesimis. Menurut Rini, dia dan keluarga sudah berkali-kali meminta kepada Jokowi untuk segera membentuk TGPF.
"TGPF sudah diminta beberapa kali, tapi presiden mau bentuk tim lain. Kita enggak tahu tim apa, kita lihat saja," kata Rini.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban saat ini sedang dalam penanganan medis di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaNovel menyebut, Polri telah menyelamatkan KPK dari tangan Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaPidato yang dimaksud yakni komitmen Ketua Umum Partai Gerindra terhadap pemberantasan korupsi sebagai salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaTodung pun merujuk Undang-undang Nomor 39/1999 Pasal 9 yang menyatakan setiap orang berhak untuk hidup tenteram, aman, damai.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan meminta Polda Metro Jaya mengusut tuntas kasus dugaan korupsi Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaLaporkan ‘Tragedi Boyolali’ ke Komnas HAM, TPN Ganjar Mahfud Tuntut Bentuk Tim Independen
Baca SelengkapnyaNovel lantas menyindir Ketua KPK Firli Bahuri yang meresmikan sekaligus main badminton di Manado.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara (Jubir) KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan, laporan terkait dugaan korupsi yang mereka terima dapat diproses kurang lebih dua hari.
Baca SelengkapnyaDua anggota yang mengalami luka atas nama Bripda Muhammad Zulfan Satria Wicaksana dan Gerald D' Hargado.
Baca SelengkapnyaM Agus Salim alias MAS (32) sebelumnya menjadi korban penyiaram air keras di Cengkareng Jakarta Barat pada Agustus lalu.
Baca SelengkapnyaNovel menyoroti kasus Ghufron yang bersitegang dengan Dewas KPK sudah parah dan sepantasnya mendapatkan sanksi berat.
Baca SelengkapnyaZat kimia ini merupakan bahan yang dapat menyebabkan pengikisan organ tubuh atau peradangan.
Baca Selengkapnya