Novel dibawa ke tempat wudu masjid usai teriak minta tolong
Merdeka.com - Penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tidak dikenal di Jalan Deposito Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Selasa (11/4) pagi tadi. Saat itu, Novel hendak pulang ke rumah usai melaksanakan Salat Subuh berjamaah di Masjid Al Ihsan tidak jauh dari rumahnya.
"Kami jemaah di masjid kaget dengar teriakan sangat keras minta tolong, pertama kami kira bukan Pak Novel lalu ada jemaah yang menolong dengan sigap dan membawanya ke tempat wudu," ujar Abdur Rahim Hasan, imam Masjid Al Ihsan temapt Novel Salat Subuh, Jakarta, Selasa (11/4).
"Insting Pak Novel sangat bagus, dia tahu bahwa yang disiramkan ke tubuhnya itu air keras, makanya dia balik lagi ke masjid langsung mencari tempat wudu untuk membasuh air keras tersebut," sambungnya.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
Menurut saksi yang sempat melihat kejadian tersebut, ada dua pelaku yang menyiramkan air keras ke wajah Novel. Pelaku langsung tancap gas usai melakukan aksi biadabnya itu.
"Tadi ada yang sempat lihat, ada dua pelaku naik motor matic langsung tancap gas setelah menyiramkan air keras ke Pak Novel," jelas Abdur.
Ia menambahkan warga belum sempat mengejar pelaku, karena masih pagi dan sepi.
"Tadi enggak ada yang sempet ngejar pelaku karena masih sepi dan tidak banyak yang tahu kejadian tersebut, mungkin dari CCTV rumah Pak Novel bisa terungkap pelakunya," ucapnya.
Pantauan merdeka.com, sekitar rumah Novel terlihat ramai. Warga sekitar rumah Novel berharap pelaku cepat ditemukan dan ditindak semaksimal mungkin.
"Semoga pelakunya cepat ditemukan, Pak Novel itu orang baik dan banyak jasanya untuk negara," ucap Abdur.
Setelah kejadian tersebut, Novel langsung dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading guna mendapat pertolongan medis.
"Tadi Pak Novel langsung dibawa ke rumah sakit, sekitar pukul 5.10 WIB," tutup Abdur.
Diketahui, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan disiram air keras usai melaksanakan salat Subuh di dekat rumah. Novel tak melihat wajah pelaku karena menggunakan helm.
"Tidak bisa melihat wajah pelaku, karena menggunakan helm," kata adik Novel, Taufik Baswedan, Selasa (11/4).
Menurutnya, pelaku berjumlah dua orang. Keduanya berboncengan sepeda motor.
Banyak yang berspekulasi teror yang menimpa Novel merupakan buntut dari kasus e-KTP. Kasus mega korupsi tersebut saat ini sudah masuk ke persidangan dan menguak nama-nama besar.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Stanlly belum menjelaskan secara gamblang penangkapan pelaku, termasuk motif penyiraman air keras.
Baca SelengkapnyaTim gabungan dari Unit Reskrim Polsek Cengkareng dan Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat tengah memburu pelaku penyiraman air keras tersebut.
Baca SelengkapnyaDua orang pelaku ditangkap, satu pelaku lagi buron.
Baca SelengkapnyaDalam kesaksiannya, Khaidar mengaku, sempat mendengar keluhan Imam Masykur yang merasa sakit pada bagian dadanya.
Baca SelengkapnyaVideo detik-detik pemuda dan pemudi itu disiram orang tidak dikenal viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDetik-detik penyiraman air keras terekam kamera CCTV dan videonya viral di media sosial.
Baca Selengkapnya