Novel sebut pimpinan komisi II termasuk Ganjar tahu aliran e-KTP
Merdeka.com - Penyidik KPK Novel Baswedan menyebut Miryam S Haryani merupakan orang yang membagikan uang proyek e-KTP ke pimpinan dan anggota komisi II DPR. Menurut Novel, uang itu dibagikan sendiri oleh Miryam melalui kapoksi.
"Seingat saya pembagian pada anggota pembagiannya melalui kapoksi. Sudah diamplopi dan dikasih anggota mana kapoksi mana pimpinan mana," kata Novel saat bersaksi dalam sidang lanjutan kasus korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (30/3).
Menurut Novel, uang itu diterima Miryam dari Sugiharto, yang saat itu menjabat Pembuat Komitmen (PPK) di Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Novel mengatakan, setelah menerima uang tersebut Miryam baru membagikannnya kepada komisi II.
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? 'Permintaan kebutuhan operasional Syahrul Yasin Limpo dan keluarganya yang juga didukung dengan petunjuk berupa barang bukti elektronik, chat WA antara terdakwa Syahrul Yasin Limpo dan Imam Mujahidin Fahmid, serta adanya barang bukti antara lain dokumen catatan staf Kementan RI dan bukti kwitansi serta transfer uang pembayaran kebutuhan menteri dan keluarganya.
-
Siapa yang diduga melakukan korupsi? KPK telah mendapatkan bukti permulaan dari kasus itu. Bahkan sudah ada tersangkanya.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Siapa yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi? Kejaksaan Agung secara resmi mengumumkan status Harvey Moeis sebagai tersangka, langsung mengirimnya ke tahanan.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa tersangka korupsi timah yang terlibat dalam kasus ini? Video itu juga menampilkan tersangka korupsi timah yang menyeret suami artis Sandra Dewi, Hervey Moeis dan sosialita Helena Lim.
"Setelah menerima uang saksi yang bersangkutan melaporkan pimpinan komisi ketua dan wakil ketua. Ketua Chairuman yang nyuruh dia ambil uang di Sugiarto juga. Pembagian yang bersangkutan perlu dapat kepastian berapa jumlah yang dibagi," kata Novel.
Novel mengatakan, nilai uang yang dibagikan kepada komisi II nilainya berbeda-beda. Dan pembagian uang tersebut diketahui pimpinan maupun anggota komisi II termasuk Ganjar Pranowo.
"Tentu berbeda ketua dan wakil ketua dan anggota. Hal itu yang ingin disampaikan. Apakah Pak Ganjar tahu? Tentu pasti tahu makanya saya ketemukan dengan Pak Ganjar juga agar ingat. Diketemukan Pak Ganjar yang bersangkutan agak takut," beber Novel.
Novel menambahkan Miryam juga merupakan orang yang memfasilitasi pertemuan dengan dua terdakwa korupsi proyek e-KTP, Sugiharto. Menurut Novel, pertemuan itu membahas soal pembagian uang proyek e-KTP.
"Keterangan yang dikonfirmasi berhubungan dengan penerimaan uang. Karena ada yang disampaikan saksi dan tersangka jumlahnya berbeda. Jadi apabila bertemu saksi lain sekedar mengingatnya," kata Novel.
Menurut Novel, Miryam menerima uang proyek e-KTP dari terdakwa Sugiharto. Soal pembagian uang itu pun dilakukan dengan terdakwa lainnya yakni Irman, yang saat itu menjabat Plt Dirjen Dukcapil Kemendagri.
"Dari Pak Sugiharto dan juga disampaikan komunikasi dengan Pak Irman melalui ketua komisinya dan Bu Diah. Artinya saksi lain sesuai betul-betul soal uang," jawab Novel saat ditanya hakim mengenai pemberi uang terhadap Miryam.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejagung akan menjemput paksa dua orang diduga menjadi perantara aliran dana korupsi kasus BTS 4G BAKTI Kominfo ke Komisi I DPR RI dan BPK.
Baca SelengkapnyaUang tersebut mengalir ke Komisi I DPR dan BPK lewat perantara bernama Nistra Yohan dan Sadikin.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, pihaknya belum menemukan alat bukti yang cukup untuk melakukan pemeriksaan terhadap Nistra Yohan dan Sadikin.
Baca SelengkapnyaUang-uang tersebut digunakan untuk kepentingan para tersangka seperti membayar pemeriksa BPK RI sejumlah sekitar Rp1,035 M dan dana taktis untuk operasional.
Baca SelengkapnyaPenyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan mengendarai dua unit mobil tiba di Bandara Syamsudin Noor di Banjarbaru
Baca SelengkapnyaSYL mengakui ada penyerahan uang sebanyak dua kali kepada Firli Bahuri
Baca SelengkapnyaAlex menyebut Eddy Hiariej tak sendirian menjadi tersangka. Eddy dijerat bersama tiga orang lainnya.
Baca SelengkapnyaIrwan mengatakan uang untuk Komisi I DPR itu diserahkan melalui seorang yang bernama Nistra.
Baca SelengkapnyaYasonna Serahkan ke Jokowi Nasib Wamenkumham Eddy Hiariej Usai jadi Tersangka
Baca SelengkapnyaEddy Hiariej sempat membatah menerima gratifikasi, bahkan menyebut laporan IPW mengarah ke fitnah.
Baca SelengkapnyaAwal mula dugaan itu diketahui saat muncul surat pemanggilan terhadap sopir Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaBeberapa uang dipegang Windi tersebut mengalir ke kantong mantan Menkominfo, Jhonny G Plate.
Baca Selengkapnya