Novel sempat terbentur pohon nangka saat cari air untuk basuh muka
Merdeka.com - Kapolres Jakarta Utara Kombes Dwiyono menjelaskan insiden penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan. Menurut Dwiyono, kejadian itu sekitar pukul 05.10 WIB saat Novel Baswedan selesai melaksanakan Salat Subuh di Masjid Al Ihsan.
Jarak antara masjid dan rumah Novel ini hanya 30 meter. Dari masjid, Novel pulang ke rumah dengan jalan kaki.
"Saat di perjalanan, dia dihampiri oleh 2 orang di mana dua orang ini menggunakan sepeda motor menghampiri kemudian langsung menyiramkan air yang diduga air keras," kata Dwiyono di RS Mitra Keluarga di mana Novel dirawat, Jakarta, Selasa (11/4).
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang dituduh melakukan kekerasan? Menurut Vanessa, Yudha Arfandi lah yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Tamara Tyasmara.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
Air keras tersebut mengenai wajah Novel. Kepala Satgas penyidik e-KTP ini sempat menghindar ketika dua orang tak dikenal itu menyiramkan air keras ke arah wajahnya. Namun, insiden itu terjadi begitu cepat.
"Pada saat itu, menurut keterangan korban sempat menghindar dan melarikan diri untuk mencari air untuk membasuh mukanya. Dia juga sempat terbentur pohon nangka saat mencari air itu, sehingga ada luka di mukanya," jelasnya.
Kemudian untuk kasus ini sendiri, tegas Dwiyono, saat ini ditangani Polres Metro Jakarta Utara.
"Untuk saat ini masih dalam proses penyelidikan. Kami sudah olah TKP, periksa saksi yang ada," tandasnya.
Seperti diketahui, Novel sedang menangani kasus mega korupsi e-KTP senilai triliunan. Korupsi e-KTP ini menyangkut sejumlah nama besar seperti Setya Novanto, Anas Urbaningrum, Andi Narogong, Gamawan Fauzi dan sejumlah nama lainnya.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Stanlly belum menjelaskan secara gamblang penangkapan pelaku, termasuk motif penyiraman air keras.
Baca SelengkapnyaVanny menyebut ada beberapa hal yang menjadi sorotan terkait berita viral perkara penganiayaan yang dilakukan terpidana NP.
Baca SelengkapnyaNP dihukum 14 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Lubuklinggau. Padahal, selama ini dia merasa diteror pria yang suka mengintipnya.
Baca SelengkapnyaTim gabungan dari Unit Reskrim Polsek Cengkareng dan Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat tengah memburu pelaku penyiraman air keras tersebut.
Baca SelengkapnyaJanda dua anak, NP (30), divonis 14 bulan penjara karena menyiram air keras ke seorang pria yang sering mengintipnya.
Baca SelengkapnyaSetelah mengantar pacarnya pulang, Angga, warga Palembang Sumsel disiram air keras oleh orang tak dikenal hingga matanya mengalami cidera parah.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita inisial NA (29) menyelamatkan anaknya saat akan tertimpa pohon besar ketika sedang bermain di Taman Tebet Eco Park pada Jumat (24/5).
Baca SelengkapnyaVonis dijatuhkan lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum dengan hukuman 20 bulan penjara.
Baca SelengkapnyaVideo detik-detik pemuda dan pemudi itu disiram orang tidak dikenal viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal saat korban duduk main handphone di tembok jembatan saluran air.
Baca SelengkapnyaDua orang pelaku ditangkap, satu pelaku lagi buron.
Baca Selengkapnya