Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

NU sebut kisruh impor beras akibat data Kemendag, Kementan dan Bulog tak sama

NU sebut kisruh impor beras akibat data Kemendag, Kementan dan Bulog tak sama Beras. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Bidang Ekonomi KH Umar Syah turut mengomentari kisruh impor beras antara Bulog dan kementerian Perdagangan. Ia menilai ada dua hal yang melatarbelakangi konflik tersebut yakni masalah koordinasi dan sumber data yang digunakan.

"(Konflik) Ini mengemuka lantaran, pertama koordinasi dua kementerian dan Bulog yang belum optimal. Kemudian yang kedua adalah penggunaan sumber data yang belum ada keseragaman," ujar Umarsyah.

Kondisi seperti saat ini, kata Umar Syah, tidak akan terjadi jika Kementerian Perdagangan mendengarkan masukan dari Bulog dan Kementerian Pertanian sebelum mendatangkan beras impor.

Orang lain juga bertanya?

"Yang terpenting adalah menurunkan ego sektoral, terutama Kementerian Perdagangan yang kerap merasa menjadi leader untuk masalah impor-ekspor dan mengabaikan kementerian teknis yang membidangi masalah itu," kata Umarsyah.

Dalam pandangannya, selama ini Kementerian Pertanian menunjukkan kinerja yang baik, misalnya Operasi Khusus padi, jagung dan kedele (Pajale), yang meningkatkan produktivitas dalam negeri. Karena besarnya partisipasi para petani terutama dengan adanya insentif dari Kementerian Pertanian.

Terbukti dalam menghadapi lebaran lalu baik Idul Fitri dan Idul Adha, ketersediaan beras terjamin sehingga tidak ada gejolak harga di pasar.

"Indikasinya pertama harganya stabil, kedua ketersediaan barang di pasar induk dan tradisional, dan dalam lebaran kemarin aman. Buktinya tidak ada gejolak. Kalau memang tidak mencukupi stok beras akan ada gejolak. Nah keberhasilan seperti opsus ini yang tidak mau dilihat dan didengar oleh Kementerian Perdagangan," kata Umar Syah.

Selain itu, masalah data perlu disamakan antara kementerian dan lembaga yang membidangi satu persoalan. Ia menambahkan, data yang digunakan kedua kementerian dan lembaga semestinya yang berasal dari lembaga yang sudah qualified dan kredibel. "Misalnya menggunakan data BPS," katanya.

KH Umar Syah mengakui bahwa harga beras impor bisa lebih murah dari pada beras lokal, karena biaya produksi beras lokal yang masih tinggi. Akan tetapi mendatangkan beras impor dapat membahayakan harga jual lokal beras petani lokal.

Besarnya biaya produksi beras lokal dipicu tidak efisiennya metode tanam dari petani beras lokal dibanding petani luar, terutama pada aspek penggunaan teknologi dalam sistem pertanian.

Akan tetapi mendatangkan beras impor berlebihan dianggapnya dapat membahayakan nasib para petani dalam negeri. Sebab hidup para petani bergantung pada penjualan panen yang terancam kalah saing dengan beras impor yang lebih murah.

"Ini masalah keberpihakan. Pemerintah seharusnya lebih berpihak kepada para petani. Nah, kalau beras impor didatangkan berlebihan maka mengancam beras lokal. Lalu saya tanya, Kemendag ini bekerja untuk siapa?" kata Umarsya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bulog Pastikan Cadangan Beras RI Aman, Tak Ada Tambahan Kouta Impor Beras
Bulog Pastikan Cadangan Beras RI Aman, Tak Ada Tambahan Kouta Impor Beras

BPN menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk beras cadangan pemerintah (CBP).

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Khawatir Harga Beras Kembali Naik Gara-Gara Ini
Anggota DPR Khawatir Harga Beras Kembali Naik Gara-Gara Ini

Kondisi ini diyakini karena kebijakan antar instansi perihal pengimporan beras tidak sinkron.

Baca Selengkapnya
Mentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Mentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani

Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.

Baca Selengkapnya
Tata Kelola Impor Dinilai Bermasalah Buntut Skandal Demurrage Beras Bulog
Tata Kelola Impor Dinilai Bermasalah Buntut Skandal Demurrage Beras Bulog

Adib tak menampik sejak lama persoalan impor beras di tanah air tak pernah usai.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Melambung Tinggi, Ini Penjelasan Dirut Bulog
Harga Beras Melambung Tinggi, Ini Penjelasan Dirut Bulog

Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.

Baca Selengkapnya
Bulog Kena Tegur Kemendagri, Harga Beras Masih Melambung di Tengah Skandal Demurrage Rp294 M
Bulog Kena Tegur Kemendagri, Harga Beras Masih Melambung di Tengah Skandal Demurrage Rp294 M

Teguran ini terjadi di tengah skandal demurrage atau denda impor beras sebesar Rp294,5 miliar.

Baca Selengkapnya
Bapanas-Bulog Diminta Setop Impor Usai Heboh Skandal Mark Up Harga Beras Impor
Bapanas-Bulog Diminta Setop Impor Usai Heboh Skandal Mark Up Harga Beras Impor

Uchok meyakini ketersedian stok beras di dalam negeri cukup tanpa harus melakukan impor.

Baca Selengkapnya
Gibran Sebut Indonesia Swasembada Beras Tahun 2019-2022, Ketua Banggar DPR Ungkap Fakta Lain
Gibran Sebut Indonesia Swasembada Beras Tahun 2019-2022, Ketua Banggar DPR Ungkap Fakta Lain

Misalnya, pada 2018 atau satu tahun menjelang Pemilu 2019, impor beras melonjak jadi 2,25 juta ton, dari tahun 2017 yang terdata sekitar 305 ribu ton.

Baca Selengkapnya
KPK Bakal Turun Tangan, Kepala Bapanas Jelaskan Soal Demurrage Beras
KPK Bakal Turun Tangan, Kepala Bapanas Jelaskan Soal Demurrage Beras

Arief Prasetyo menjelaskan, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan bongkar muat.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penyaluran Bansos Pangan Buat Stok Beras Langka? Dirut Bulog Beri Penjelasan Begini
Benarkah Penyaluran Bansos Pangan Buat Stok Beras Langka? Dirut Bulog Beri Penjelasan Begini

Bayu menegaskan tidak ada alasan bansos pangan menyebabkan stok beras di ritel modern menjadi lebih sulit.

Baca Selengkapnya
Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Stok Beras Kosong di Ritel Modern, Pengusaha Ungkap Biang Keroknya
Stok Beras Kosong di Ritel Modern, Pengusaha Ungkap Biang Keroknya

Kenaikan harga beras bisa ‘menular' atau merambat ke berbagai komoditi bahan pokok penting lainnya.

Baca Selengkapnya