Nur Hidayatul, pelajar Cilacap raih dokumenter terbaik FFD 2015
Merdeka.com - Pelajar SMK Muhammadiyah Majenang, Cilacap, Nur Hidayatul Fitria berhasil meraih film dokumenter terbaik kategori pelajar dalam Festival Film Dokumenter (FFD) 2015 yang digelar di Yogyakarta, Sabtu (12/12) malam.
Dalam film berjudul 'Korban Bendung Manganti', Nur Hidayatul mengangkat fenomena penderitaan warga yang terimbas pembangunan Bendungan Manganti di Desa Tarisi Kecamatan Wanareja, Cilacap. Dalam film tersebut, digambarkan warga selama berpuluh tahun harus hidup di tengah genangan air. Pun banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan lahannya tak bisa ditanami.
"Ini saya maknai sebagai dukungan untuk terus berkarya. Dengan penghargaan ini, semoga film saya bisa dapat perhatian pemerintah kabupaten untuk segera memberikan solusi terhadap persoalan yang saya angkat dalam film ini," katanya, Minggu (13/12)
-
Bagaimana Mina Bendungan membantu warga? Saat panen ikan, para pemelihara kolam mendapat porsi bagi hasil sebesar 60 persen dari keuntungan bersih pada setiap kolam yang mereka urus, sementara pemilik kolam hanya 40 persen.
-
Kenapa warga Desa Kalinusu terbantu dengan Jembatan Merah Putih? 'Ini sudah bertahun-tahun, baru kali ini ada jembatan. Sebelum ada jembatan ini kalau ke Bumiayu harus lewat jalan utama,' kata Doyo, salah seorang warga Kalinusu dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (3/6).
-
Siapa yang membantu masyarakat di sekitar Sungai Citarum? Indra Darmawan adalah sosok yang berperan penting dalam Yayasan Bening Saguling.
-
Siapa yang terdampak banjir di Cirebon timur? Salah satu yang terdampak adalah Kecamatan Waled yang menyebabkan air masuk ke permukiman warga.
-
Di mana desa yang terancam tenggelam? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
-
Bagaimana warga mengatasi kesulitan air di Jawa Tengah? Warga pun terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.'Kondisinya sudah berlangsung sebulan ini. Padahal kebutuhan air ini untuk memasak dan mandi,' kata Suratmi, salah seorang warga Desa Garangan yang terdampak kekeringan, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (18/9).
Film tersebut, jelas Nur, diproduksi Dangerous Production pada Oktober 2014 silam. Saat itu, ia membuatnya bersamaan dengan program Praktik Kerja Industri di Taman Belajar Multimedia (TBM) Sangkanparan Cilacap. Sebelum meraih yang terbaik dalam FFD 2015, film ini pernah meraih penghargaan dokumenter terbaik Festival Film Purbalingga 2015, film terfavorit ajang Youth Sineas Award Bali 2015 dan dokumenter terbaik Festival Film Esemka 2015 di Cilacap.
Seorang Dewan Juri FFD 2015, BW Purbanegara menjelaskan, film dokumenter pelajar terbaik tahun ini, berhasil mengangkat isu politis. Film garapannya membingkai persoalan dengan perspektif yang tepat.
"Film ini memotret ketidakadilan negara terhadap warganya. Tidak jatuh pada sekedar mengeksploitasi korban sebagai korban. Namun, berhasil menyisipkan satu bentuk optimisme melalui subjek-subjek yang masih mampu melihat peluang untuk berjuang," ujarnya.
Pegiat TBM Sangkanparan, Insan Indah Pribadi berharap dukungan sekolah terhadap siswa yang ingin berkarya. Prestasi semacam ini, katanya, kelak menjadi bekal mereka untuk melanjutkan pendidikan dan mengangkat nama Cilacap.
"Nur adalah pelajar yang kritis. Saya sangat berharap adanya dukungan buat dirinya untuk terus berkarya, terutama sekolah dan juga orang tua," katanya.
Selain, film "Korban Bendung Manganti", film karya pelajar SMK 1 Karanggayam Kebumen, Sugeng, berjudul "Penyadap Pulut" juga menjadi nominator FFD 2015. Film ini juga hasil program Prakerin di TBM Sangkanparan Cilacap. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tema debat kali ini pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa
Baca SelengkapnyaKini rumah hingga masjid di Kampung Sindah hanya tersisa bagian atapnya saja setelah waduk digenangi air
Baca SelengkapnyaPerjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.
Baca SelengkapnyaBanjir bandang melanda Pekalongan, Jawa Tengah usai hujan deras
Baca SelengkapnyaHendi prihatin banyak para petani tembakau di desanya terlilit utang. Ia pun mengajak mereka untuk mengembangkan pertanian melon
Baca SelengkapnyaIni merupakan bendungan pertama yang menggunakan teknologi digital In Place Inclinometer.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Dusun Butuh menjadi desa wisata tak lepas dari kekompakan warganya
Baca SelengkapnyaPotret dua rumah milik penghafal Al-Quran masih berdiri kokoh setelah banjir bandang.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaJalan setapak, bangunan sekolah sampai lapangan bola kini berubah menjadi lautan.
Baca SelengkapnyaManfaat nyata bendungan-bendungan yang dibangun itu dirasakan rakyat kecil dan memberikan harapan baru untuk meningkatkan kemakmuran.
Baca Selengkapnya