Nurdin Abdullah Bantah Minta Bantuan Uang Edy Rahmat untuk Relawan Pilkada
Merdeka.com - Gubernur nonaktif Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah kembali menjalani sidang kasus suap dan gratifikasi di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Makassar, Kamis (4/11). Kali ini Nurdin Abdullah menjadi saksi kasus yang menyeret eks Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel, Edy Rahmat.
Dalam persidangan, Nurdin Abdullah membantah memerintahkan kepada Edy Rahmat meminta bantuan dana kepada Agung Sucipto untuk relawan Pilkada. Meski demikian, Nurdin mengakui bertemu dengan Edy Rahmat di Pucak, Kabupaten Maros saat peninjau pembangunan jalan.
"Bukan meminta bantuan untuk relawan. Saya hanya bilang relawan sudah ngomel-ngomel," ujarnya saat sidang di Ruang Harifin Tumpa.
-
Siapa saja yang Nurdin Halid sebut layak maju di Pilgub Sulsel? Nurdin menyebut tiga nama kader Golkar Sulsel yang layak maju di Pilgub yakni eks Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, dan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan. Ia menyebut saat ini Sulsel membutuhkan pemimpin muda.
-
Siapa calon Gubernur yang paling unggul dalam Pilgub Sulteng? Jika Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sulawesi Tengah diadakan ketika survei dilakukan (6-18 Mei 2024) dan yang maju ada tiga pasangan, yakni Ahmad M Ali - Abdul Karim Aljufri vs Anwar Hafid - Reny A Lamadjido vs Rusdy Mastura - Mohamad Irwan Lapatta. Maka, pasangan Ahmad M Ali lebih mendapat dukungan dibanding dua pasangan lainnya. Demikian temuan survei SMRC.
-
Siapa saja yang terlibat dalam tim sukses Pilkada? Tim ini, sering disebut sebagai tim sukses, memainkan peran krusial dalam memenangkan hati dan pikiran pemilih.
-
Siapa yang ikut membantu Kapolresta Pekanbaru mensosialisasikan Pemilu Damai? Jeki menjelaskan Bawaslu yang hadir turut menjelaskan soal proses singkat tentang persiapan Pemilu.
-
Program apa yang diraih Gubernur Sulut di Merdeka Awards? Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey kembali meraih penghargaan bergengsi tingkat nasional. Orang nomor satu di Sulut ini baru saja meraih penghargaan Merdeka Awards dalam kategori Program Penguatan Ekspor Daerah, yang diselenggarakan oleh merdeka.com.
-
Apa yang dilakukan Bupati Bengkulu Utara? Dalam kunjungan tersebut, Ir Mian mempresentasikan tentang kondisi ruas jalan dan pasar di wilayah Kabupaten Bengkulu. Ia menyampaikan harapannya agar ruas jalan dan pasar di sana bisa dibangun dan diperbaiki agar layak.
Nurdin mengungkapkan relawan yang dimaksud adalah tim pemenangannya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2018. Mantan Bupati Bantaeng itu mengaku setelah menang di Pilgub, relawan ini ingin ada kegiatan.
"Kan kami memiliki banyak relawan berjuang pada saat Pilgub 2018. Setelah berjuang, kontraktor kecil juga berharap ada kegiatan," bebernya.
Nurdin mengaku diskusi dengan Edy Rahmat untuk mencari solusi terkait relawan yang marah-marah. Meski demikian, tidak ada solusi yang didapatkan.
"Saya meminta pemikiran solusi dan tidak ada," tegasnya.
Nurdin mengaku sehari sebelum ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tidak bertemu dengan Edy Rahmat. Ia mengaku tidak mengetahui jika Edy Rahmat sudah menerima uang sebesar Rp2,5 miliar dari Agung Sucipto.
"Tidak ada. Salman adalah patwal dan saat itu Salman tidak ikut dengan kami ke Lego-lego," tegasnya.
JPU KPK, Ronald Worotikan mengatakan mencecar Nurdin Abdullah terkait dua uang yang diterima dari Agung Sucipto dan masuk dalam dakwaan. Pertama, uang sekitar SGD 150 ribu yang diberikan Agung Sucipto secara langsung di rumah jabatan Gubernur Sulsel untuk pemenangan Pilkada Bulukumba.
"Pertama itu SGD 150 ribu dan sudah diakui oleh pak Nurdin adanya pemberian itu dari Pak Agung. Kemudian terkait uang yang bersama-sama Edy Rahmat sejumlah Ro2,5 miliar, memang dipersidangan Pak Nurdin mengatakan tidak mengetahui," tuturnya.
Meski tidak mengaku uang sebesar Rp2,5 miliar permintaan dari Nurdin Abdullah, Ronald menggarisbawahi bahwa pertemuan mantan Bupati Bantaeng itu dengan Edy Rahmat benar-benar terjadi. Bahkan, kata Ronald, Nurdin Abdullah mengakui pertemuan dengan Edy Rahmat membahas soal relawan yang marah-marah.
"Ini sangat menarik bagi kita, karena tujuan pak Nurdin saat mempunyai permasalahan soal relawan tentunya berharap ada solusi dan menyampaikan itu kepada Pak Edy Rahmat. Walaupun Pak Nurdin memang mengatakan tidak pernah meminta," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Edy Rahmat mengungkapkan dua pekan sebelum ditangkap KPK, dirinya dipanggil Nurdin Abdullah ke rumah jabatan Gubernur Sulsel. Eks Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel itu mengaku dirinya dipanggil ke rujab gubernur (rujab) melalui ajudan Nurdin Abdullah, Syamsul Bahri.
"Iya pernah pak. Kalau tidak salah sore, jam 5, hampir magrib baru temui. Ajudan pak Syamsul Bahri yang telepon saya diminta untuk ke rujab," ujarnya.
Edy mengaku dirinya di rujab Gubernur Sulsel tidak terlalu lama. Saat menghadap tersebut, kata Edy, Nurdin Abdullah menyampaikan pesan untuk menemui Agung Sucipto.
"Pertemuan singkat, saya disampaikan Edy tolong temui Agung Sucipto untuk dibantu relawan karena Pilkada semakin dekat," kata Edy menirukan pesan Nurdin Abdullah.
Pernyataan Edy tersebut ditanggapi JPU KPK. Pasalnya, Pilkada serentak sudah digelar sebelum Edy dan Nurdin Abdullah ditangkap KPK.
"Pilkada yang mana ini. Kan Pilkada serentak sudah lewat, sementara Pak Nurdin juga sudah menjadi Gubernur Sulsel," tanya JPU KPK.
"Ini untuk Pilkada periode keduanya. Saya beranggapan pilkada periode kedua," kata Edy.
Selanjutnya, Edy Rahmat meneruskan pesan Nurdin Abdullah kepada Agung Sucipto. Edy mengaku menemui Agung Sucipto di Kabupaten Bulukumba.
"Saya ketemu Anggu (Agung Sucipto) di Bulukumba. Saya sampaikan (pesan Nurdin Abdullah) dan pak Anggu bersedia dan kalau sudah siap akan dihubungi," tuturnya.
Usai bertemu dengan Agung Sucipto, Edy selanjutnya melaporkan kepada Nurdin Abdullah saat melakukan kunjungan kerja di Pucak, Kabupaten Maros. Edy mengungkapkan pada saat itu Nurdin Abdullah hanya mengatakan iya.
"Satu minggu sebelum OTT (operasi tangkap tangan), saya sampaikan ke pak Gubernur bahwa Pak Agung sudah siapkan, cuma belum tahu kapan," tegasnya.
Beberapa hari sebelum terjaring OTT, Edy mengungkapkan Agung Sucipto akhirnya menghubungi dan bertemu di Kafe Pancious Jalan Letjen Hertasning Makassar. Edy mengaku pertemuan tersebut cukup singkat, meski demikian Anggung Sucipto menyampaikan jika uang dan proposalnya sudah siap.
"Pertemuan cuma sebentar. Dia sampaikan kalau dananya sudah ada dan juga proposal (proyek irigasi di Kabupaten Sinjai)," tuturnya.
Keesokan harinya, Edy dan Agung Sucipto akhirnya kembali bertemu di restoran dan menyerahkan uang sebesar Rp2,5 miliar serta sebuah proposal proyek irigasi di Kabupaten Sinjai. Usai menerima uang tersebut, Edy mengaku sempat menelepon sopir Nurdin Abdullah bernama Husein untuk menanyakan keberadaan mantan Bupati Bantaeng itu.
"Saya tanya posisi pak gubernur sama Pak Husein, karena dia kan sopirnya bapak. Saat itu, pak Husein bilang bapak lagi di Lego-lego, tapi saat saya ke sana sekitar jam 11 malam ternyata sudah gelap (sepi)," ungkapnya.
Karena tidak bertemu dengan Nurdin Abdullah di Lego-lego, akhirnya Edy membawa uang tersebut ke rumah dinasnya. Setelahnya, KPK datang dan menangkap Edy beserta uang sebesar Rp2,5 miliar yang disimpan dalam koper dan tas ransel.
"Saya pulang ke rumah (dinas) dan akhirnya petugas KPK datang," ucapnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panglima Dozer Rully Rozano menjelaskan duduk perkara pernyataanya 'ratakan Sulsel dengan Rp50 M' yang yang memantik heboh, akhir pekan lalu.
Baca SelengkapnyaDeklarasi dukungan itu masuk kategori pelanggaran pilkada.
Baca SelengkapnyaMantan Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, mendapat informasi dari kepling yang diminta untuk memenangkan salah satu paslon di Pilkada Sumut.
Baca SelengkapnyaSpirit kerelawanan di Pilgub Jateng 2018 penting untuk dikobarkan kembali.
Baca SelengkapnyaDia juga memastikan tidak ada perjanjian politik yang diajukan PKB.
Baca SelengkapnyaSudirman Said mengakui, kucuran dana ke AMIN tak sebesar ke pasangan capres-cawapres lain.
Baca SelengkapnyaAli menyatakan akan tetap maju sebagai kandidat bakal Cagub Sulteng. Karena dari surat rekomendasi partai yang dimiliki Waketum NasDem itu telah mencukupi
Baca SelengkapnyaPensiunan jenderal bintang satu TNI AD itu selama ini memang mengisi formulir pendaftaran sebagai calon Gubernur Riau ke sejumlah partai.
Baca Selengkapnyahmad Ali menuturkan, rekomendasi DPP NasDem hari ini menjawab berbagai spekulasi publik tentang sikap NasDem di Pilgub Sulteng.
Baca SelengkapnyaCo-captain Timnas Pemenangan AMIN, Sudirman Said mengungkapkan Jusuf Kalla tidak bergabung dengan Timnas AMIN hingga dana kampanye.
Baca SelengkapnyaWaketum Gerindra Habiburokhman: Jangan Adu Domba Relawan dengan TKN
Baca SelengkapnyaPengembalian 100 persen uang proyek lampu estetika jalan Kota Medan terus menjadi polemik.
Baca Selengkapnya