Nurdin Abdullah Bantah Terima Suap Rp2,2 M: Demi Allah Saya Tolak
Merdeka.com - Gubernur nonaktif Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah membantah adanya uang titipan dari kontraktor sebesar Rp1 miliar dari Robert Wijoyo dan Rp2,2 miliar dari Ferry Tanriadi. Bantahan tersebut disampaikan Nurdin Abdullah saat mengikuti sidang secara virtual di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Makassar, Rabu (29/9).
Dalam persidangan, Nurdin Abdullah membenarkan adanya bantuan beras sebanyak 10 ton dari Robert Wijoyo. Bantuan tersebut, kata Nurdin, untuk warga yang terdampak Covid-19.
"Izin meluruskan yang mulia agar pemahaman kita sama. Jadi beras itu diserahkan ke saya dan rasanya lebih enak daripada beras Jepang sehingga saya sarankan untuk dijadikan varietas unggulan," kata dia.
-
Siapa yang menerima bantuan beras dari Bulog? 'Beras Bantuan Pangan yang dibagikan ini untuk bulan September, kemudian nanti Oktober dan November juga dibagikan dengan jumlah yang sama yaitu 10 kg untuk masing-masing Keluarga Penerima Manfaat. Ini dibagikan kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat jadi akan keluar dari Gudang BULOG setiap bulan sebanyak 210 ribu ton' kata Jokowi.
-
Bagaimana Bulog menyalurkan bantuan beras? 'Pagi ini kita mulai lagi penyaluran Bantuan Pangan 10 kg ke masyarakat yang dilaksanakan di Kantor Pos Sukasari, Bogor yang kebetulan jaraknya kurang lebih 2 kilometer dari rumah saya. Khusus hari ini pelaksanaannya dibagikan maelalui Kantor Pos karena sebagian kelurahan-kelurahan tempat penyaluran Bantuan Pangan ini masih menangani kotak-kotak suara setelah pemilu kemarin dan selanjutnya pelaksanaanya akan kembali lagi di kelurahan.' ujar Bayu.
-
Mengapa Bulog menyalurkan bantuan beras? Dirinya juga menegaskan bahwa dengan disalurkannya kembali Bantuan Pangan beras pasca Pemilu ini merupakan bukti nyata program Bantuan Pangan beras ini tidak memiliki keterkaitan dengan agenda politik tertentu, sehingga dapat dipastikan tujuannya adalah membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang membutuhkan.
-
Apa yang disalurkan Bulog? Pemerintah melalui Perum BULOG kembali menyalurkan Bantuan Pangan Beras ke Keluarga Penerima Manfaat setelah sebelumnya sempat dihentikan sementara pada masa tenang Pemilihan Umum (Pemilu) sebagai upaya untuk menghindari adanya politisasi terhadap program pemerintah ini.
-
Siapa yang menerima bantuan Bulog? Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Pemimpin Wilayah BULOG Nusa Tenggara Barat, David Susanto pada Kamis (7/9) kepada target sasaran dan dihadiri oleh Wakil Lombok Utara sekaligus Ketua TPPS Kabupaten Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan, Kepala Dinas Kabupaten Lombok Utara dan perangkat desa setempat.
-
Kenapa Bulog memberikan bantuan pangan? Selain untuk meredam kenaikan harga, beras Bantuan Pangan ini juga dapat memberikan akses kepada keluarga penerima manfaat terhadap beras sehingga mengurangi pengeluaran rumah tangga atas kebutuhan pangannya.
Nurdin mengaku beras bantuan dari Robert Wijoyo tersebut, dirinya terima selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 pada saat itu. Ia mengaku bantuan beras tersebut disimpan di Baruga Pattingaloang Rujab Gubernur Sulsel.
"Beras disimpan di Baruga Patingalloang sebagai pusat bantuan Covid-19. Selain pak Robert, ada juga yang Bulog yang serahkan beras, ada bantuan sembako, gula, dan lain-lain. Kita tidak gunakan APBD tetapi sumbangan dari masyarakat," tuturnya.
Sementara terkait kesaksian anak buah Ferry Tanriadi, yakni Yusman Yusuf bahwa dirinya pernah menerima uang sebesar Rp2,2 miliar bantuan operasional, Nurdin Abdullah juga membantah.
"Jujur, kalau pun benar Syamsul Bahri meminta dana operasional ke saudara (Yusman Yusuf) saya ingin sampaikan, Demi Allah saya tidak pernah meminta Syamsul meminta uang itu karena Ferry itu sudah tiga kali mau kasih uang dan saya tolak jadi bilang kasih ke masjid saja kalau mau beramal," tegasnya.
Penasihat Hukum (PH) Nurdin Abdullah, Arman Hanis menerangkan bahwa kesaksian Robert sudah sangat jelas. Kardus bukan berisi uang, akan tetapi isinya beras Tarone dari Luwu Utara.
"Sudah dikonfirmasi Pak Nurdin juga sampai beliau jelaskan secara detail tentang beras itu. Sehingga dakwaan jaksa mengenai gratifikasi Rp1 miliar itu perlu dipertanyakan kembali," jelasnya.
Arman menambahkan berdasarkan keterangan Syamsul Bahri dalam berita acara pemeriksaan (BAP) tidak secara tegas menyebutkan bahwa isi dalam kardus uang Rp1 miliar dari anak buah Robert Wijoyo. Apalagi, kata Arman, Syamsul Bahri tidak melihat langsung apa isi dalam kardus tersebut.
"Apalagi kan dalam BAP, Syamsul Bahri hanya menduga kardus tersebut isinya uang belum pernah benar-benar dilihat isinya. Nantilah kita konfirmasi. Kesaksian saksi lain juga jelas bahwa tidak ada atensi atau intervensi dari gubernur untuk memenangkan kontraktor tertentu," bebernya.
Sebelumnya, Robert Wijoyo bercerita bahwa pernah melakukan pertemuan dengan Gubernur nonaktif Sulsel, Nurdin Abdullah di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur. Pada saat itu, ia berniat memberikan sampel beras khas Kabupaten Luwu Utara yaitu beras Tarone.
"Saya mau kasih beras Tarone khas Luwu Utara untuk Pak Nurdin. Bapak bilang titip saja di ajudan (Syamsul Bahri)," ujarnya.
Setelah pertemuan tersebut, Robert mengaku bertemu dengan Syamsul Bahri (SB) di parkiran Rujab. Ia kemudian menyampaikan niatnya untuk menitipkan beras.
"Saya bilang ada mau saya titip ke beliau (Syamsul Bahri), besok mau diantar ke mana? Pak Syamsul menjawab di sekitaran perintis (Jalan Perintis Kemerdekaan) saja," kata Robert.
Selanjutnya Robert memerintahkan karyawannya untuk membawa beras ke Syamsul Bahri di Jalan Perintis Kemerdekaan. Beras contoh sebanyak 10 Kg tersebut dimasukkan ke dalam sebuah kardus.
"Isinya bukan uang, tapi beras. Intinya saya mau Pak Nurdin coba beras Tarone. Harganya waktu itu Rp15 ribu per kilo," ucapnya.
JPU KPK, Siswandono mengaku saat persidangan tersebut pihaknya menemukan perbedaan keterangan antara saksi Syamsul Bahri dan Robert Wijoyo. Siswandono mengaku akan mengkaji kebenaran keterangan siapa yang benar.
"Karena Syamsul saat sidang kasus terpidana Agung Sucipto mengaku itu adalah uang, bukan beras. Nanti kami nilai apakah benar yang disebutkan (Robert Wijoyo)," kata dia.
Siswandono enggan menanggapi apakah titipan beras tersebut sebagai kode ataupun kata sandi pemberian uang kepada Nurdin Abdullah melalui Syamsul Bahri. "Silakan diterjemahkan. Pokoknya tadi dia sampaikan (disidang) pak saya mau menitip ke bapak. Apakah itu kode atau bukan ya terjemahkan sendiri," tuturnya.
Ia mengatakan pada sidang selanjutnya, KPK sudah mengagendakan untuk menghadirkan Syamsul Bahri untuk menguji keterangan Robert Wijoyo. Pasalnya, JPU KPK juga menemukan kejanggalan lain dari keterangan Robert Wijoyo.
"Seperti keterangan yang dia (Robert Wijoyo) yang mengaku sudah lupa siapa nama karyawannya yang mengantar titipan itu ke Syamsul Bahri. Itukan juga meragukan, masa dia tidak tahu nama karyawannya," ucapnya.
Sekadar diketahui, dalam persidangan selain menghadirkan Robert Wijoyo, JPU KPK juga menghadirkan kontraktor lainnya seperti Yusman Yusuf, Yohannes Tios, Yusuf Rombe, Petrus Yalim, dan Andi Indar. Ketujuh saksi tersebut dihadirkan JPU KPK untuk mengungkap dugaan pemberian uang kepada dua terdakwa yakni Nurdin Abdullah dan Edy Rahmat.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaSeorang saksi Ganjar-Mahfud bernama Suprapto menemukan dugaan politik uang dengan pembagian bantuan sosial (bansos) pada masa kampanye Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaAirlangga memastikan tidak ada program salah satu paslon yang menggunakan bansos pemerintah.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi memantau langsung Penyaluran Bantuan Beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor (15/2).
Baca SelengkapnyaMengingat program ini hanya ditujukan kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdata di Kementerian Sosial.
Baca SelengkapnyaSelain untuk meredam kenaikan harga, beras Bantuan Pangan ini juga dapat memberikan akses kepada keluarga penerima manfaat.
Baca SelengkapnyaBapanas mempunyai anggaran Rp10,12 triliun dan sudah memberikan bantuan pangan kepada 21,53 juta keluarga penerima manfaat.
Baca SelengkapnyaBapanas hentikan pemberian bantuan pangan sementara dalam rangka menghormati pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBantuan Pangan ini juga dapat memberikan akses kepada keluarga penerima manfaat terhadap beras sehingga mengurangi pengeluaran atas kebutuhan pangan.
Baca SelengkapnyaHeboh Bansos Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Ini Reaksi Keras Timnas Amin
Baca SelengkapnyaBeras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca SelengkapnyaPresiden menyampaikan bahwa Bulog telah menggelontorkan Beras SPHP ke Pasar Induk Beras Cipinang dengan volume yang besar.
Baca Selengkapnya