Nurlia beberkan bobroknya pelayanan RSIA Banda Aceh
Merdeka.com - Perempuan mengenakan jilbab kuning itu tiba di Taman Sari, Banda Aceh, menggunakan sepeda motor. Dengan wajah lesu, dia langsung menyapa sejumlah rekannya yang sudah menanti kedatangannya.
Nurlia (28) namanya. Warga Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh itu mengaku sebagai korban buruknya pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA), Banda Aceh. Dia harus merelakan nyawa kehilangan anak semata wayangnya, lantaran terbelit kabel inkubator di rumah sakit itu.
Dengan suara lantang dan gemetar menahan emosi, Nurlia berkisah tentang bayi laki-laki diberi nama Muhammad Al-Zikri. Dia menanti bayi itu selama delapan tahun. Namun, hatinya hancur ketika mengetahui anaknya meninggal dalam inkubator RSIA, Banda Aceh.
-
Siapa yang perlu memerah ASI? Dalam menjalani rutinitas kerja sehari-hari, ibu yang bekerja perlu memperhatikan ketersediaan ASI perah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi mereka.
-
Siapa yang merawat bayi-bayi di yayasan? Dengan dibantu lima orang pengasuh, mereka sabar merawat bayi tersebut, layaknya anak atau keluarga sendiri.Salah satu pengasuh, Essy Trisia Ngongo sudah lima bulan merawat bayi tersebut dan secara bergiliran merawat bayi-bayi itu Perempuan dari Sumba, Nusa Tenggara Timur, itu memang suka dengan anak-anak.
-
Siapa yang membantu merawat bayi di masyarakat Sunda? indung beurang adalah ibu yang membantu merawat bayi seperti sanak saudara
-
Siapa yang mentahnik bayi? Diriwayatkan dari Aisyah radiallahu anha bahwa Nabi sering didatangi para orang tua yang membawa bayinya untuk dimintakan berkah dan di tahnik.
-
Dimana bayi-bayi ini dirawat? Di bangsal gizi buruk rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara, bayi-bayi yang baru beberapa hari lahir ke dunia dan kebanyakan prematur, bertarung untuk tetap hidup.
-
Kenapa Baby Adzam dilarikan ke rumah sakit? Pasalnya anak semata wayangnya, Baby Adzam dilarikan ke rumah sakit. Anak Nathalie ini mengalami step.
Istri dari Sugen Fatimin (40) ini bukan tidak mau menerima kenyataan anaknya meninggal. Akan tetapi, wafatnya sang anak dinilai tidak wajar, karena tiga hari sebelum meninggal, Sugeng sempat melihat anaknya terbelit kabel inkubator.
"Ini fotonya, suami saya sempat ambil foto. Saat suami saya kasih tahu sama perawat, malah perawat menyebutkan itu bukan urusan suami saya, dan suami saya disuruh keluar," kata Nurlia, Jumat (1/4).
Kejadian ini bermula saat Nurlia mengalami pendarahan pada usia kehamilan tujuh bulan. Lalu dia pun dibawa ke Rumah Sakit Kesdam, Banda Aceh pada 28 Oktober 2015 lalu. Dia pun melahirkan secara normal.
Meski begitu, karena inkubator di Rumah Sakit Kesdam, Banda Aceh tidak ada yang kosong, maka bayi yang lahir dengan barat badan rendah dirujuk ke RSIA, Banda Aceh. Bayi Nurlia lantas dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU), RSIA, Banda Aceh.
Kata Nurlia, sejak bayinya masuk ke RSIA, pelayanan memang sudah tidak memuaskan. Karena banyak perawat di rumah sakit itu bukan merawat bayi-bayi, malah lebih banyak bercanda hingga bergosip.
"Padahal bayi ada yang menangis, dan bahkan ada teman saya itu bayinya pingsan, tidak juga peduli. Saat kita protes atau tanyakan, perawat bilang itu bukan urusan keluarga bayi," ujar Nurlia.
Setelah sepekan bayinya yang lahir secara prematur dirawat di RSIA, suami Nurlia yang bertugas menjaga bayi di rumah sakit terkejut karena anaknya terbelit kabel inkubator. Itu terjadi pada 3 November 2015 lalu.
"Jadi saat suami saya langsung melapor ke perawat, tetapi perawat malah mengusir suami saya dan disuruh meninggalkan ruangan. Suami saya sempat mengambil foto saat anak kami terbelit kabel," ucap Nurlia.
Berselang dua hari kemudian, tepatnya pada 5 November 2015, pihak keluarga diminta datang ke rumah sakit. Setelah tiba di rumah sakit, perawat memberitahukan anak Nurlia sudah meninggal.
"Saya bukan permasalahkan bayi saya meninggal. Tetapi waktu terbelit kabel inkubator anak saya, itu yang saya kesal, ini membuktikan pelayanan di sana buruk," imbuh Nurlia.
Bahkan sebelum anaknya terbelit kabel inkubator, Nurlia diminta rekannya memberikan uang kepada perawat. Tujuannya supaya perawat merawat anaknya dengan baik.
"Jadi saya disuruh kasih uang pada perawat, ini masukan dari orang yang sedang merawat anak juga biar dijaga anak kita baik. Saya bilang saya orang miskin, enggak ada uang," ucap Nurlia.
Julia mengaku tidak bisa menerima bayinya meninggal secara tidak wajar. Bahkan pihak keluarga berencana menuntut rumah sakit itu. Namun, niat itu urung dilakukan karena keluarga miskin ini mendapat ancaman dari pihak rumah sakit.
"Saya mau tuntut memang, tetapi ada ancaman dibilang hati-hati tuntut, jangan sampai dituntut balik nanti. Makanya saya enggak jadi tuntut. Saya orang miskin, enggak ada uang untuk menuntut," tutup Nurlia.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Singkat cerita, pada saat bayi LAH dirawat di RS tersebut pihak nakes sempat meminta biaya menebus obat dan alat medis kepada Chintia.
Baca SelengkapnyaIbu bayi yang meninggal diduga akibat pelayanan buruk klinik bersalin di Tasikmalaya angkat bicara mengenai apa yang sudah dialaminya.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita juga berjanji akan memberikan perkembangan penanganan anak dari Chintia Suciati (29) tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaCurhatan ibu bayi viral diduga jadi korban kelalaian pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSang ibu menuntut pertanggungjawaban kepada pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaAkibat perbuatan si sopir, pihak rumah sakit bereaksi. Rumah sakit meminta maaf dan berjanji memperbaiki.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaPasien tersebut mengaku diminta menebus obat dan alat untuk bayinya padahal sudah memakai BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita berjanji menangani bayi berinisial LAH secara optimal.
Baca SelengkapnyaBocah yang sakit itu sudah tampak lemas. Hidungnya terus mengeluarkan darah.
Baca SelengkapnyaDalam surat tertulis bagaimana cara merawat sang bayi dan kebiasaannya.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki pelaku yang membuang bayi itu ke teras rumah warga.
Baca Selengkapnya